Jumaat, 10 April 2015

JENIS2 HADIS.....KHAS UNTUK WAK SAARI...TAK PE LAH WAK SAARI...MEREKA CAKAP TAPI KITA TAK BERPELUANG MEMBELA DIRI...ITU JUGA MENGGUNAKAN SEBELAH BIJI MATA SAJA...BERHUJAH TAK BAGI PELUANG ORANG LAIN MENJAWAB...ORANG MACAM NI BANYAK...MENGODEM ORANG SERTA DENGKI KHIANAT TAK PERLU ILMU DAN TAK PERLU BELAJAR...DAN TAK PERLU DUIT...NI TERMASUK MENGADU DOMBA






Senin, 11 Maret 2013


Pengertian Hadits dan Jenis-Jenisnya

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Artikel berikut membahas tentang definisi hadits, macamnya, nama-nama dan istilahnya  serta penjelasannya secara singkat dan padat.
Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan/ mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad saw.
Menurut istilah ulama ahli hadits, hadits yaitu apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapannya (taqrîr), sifat jasmani atau sifat akhlak, perjalanan setelah diangkat sebagai Nabi (bi'tsah) dan terkadang juga sebelumnya. Sehingga, arti hadits di sini semakna dengan sunnah.
Kata hadits yang mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka pada saat ini bisa berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad saw  yang dijadikan ketetapan ataupun hukum.

1. Struktur Hadits

Struktur hadits terdiri dari 2 elemen penting, yaitu sanad dan matan.
1. Sanad (Rantai Penutur/Perawi /Periwayat Hadits). Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat.
2. Matan Redaksi dari Hadits)
Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam mamahami hadits ialah Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan. Matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dengan hadits lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran (apakah ada yang bertolak belakang).

Berikut beberapa hadits berdasarkan beberapa kriteria:

I. Menurut Jumlah perawi 

1. Mutawatir; adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad dan tidak terdapat kemungkinan bahwa mereka semua sepakat untuk berdusta bersama akan hal itu. Jadi hadits mutawatir memiliki beberapa sanad dan jumlah penutur pada tiap lapisan (thaqabah) berimbang.
2. Hadits Ahad, hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadits ahad kemudian dibedakan atas tiga jenis antara lain :  

  1. Hadits Shahih  yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut:Sanadnya bersambung.  Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik,    tidak fasik, terjaga muruah (kehormatan)-nya, dan kuati ngatannya. Matannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yg mencacatkan hadits. 
  2. Hadits Hasan bila hadits yang tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh  rawi   yg  adil namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz serta cacat.  
  3. Hadits Dha’if (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal)dan diriwayatkan oleh  orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.

II. Menurut Macam Periwayatannya

1. Hadits yang bersambung sanadnya.
Yaitu hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi saw. Hadits ini disebut hadits marfu' atau Maushul.
2.Hadits yang terputus sanadnya: 
  1. Hadits Mu'allaq (Tergantung): Yaitu hadits yang permulaan sanadnya dibuang oleh seorang atau lebih hingga akhir sanadnya. Contoh: "Seorang pencatat hadits mengatakan, telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah mengatakan...." tanpa ia menjelaskan sanad antara dirinya hingga Rasulullah).
  2. Hadits Mursal (Hadits yang dikirim);Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi'in dari Nabi saw.tanpa menyebutkan sahabat penerima hadits tersebut. Atau Bila sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau 3.
  3. Hadits Mudallas; (Yang ditutup-tutupi): disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya karena diriwayatkan melalui sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya adabaik dalam sanad atau pada gurunya. Jadi, hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.
  4. Hadits Munqati (Hadits yang terputus); Yaitu hadits yang hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi'in. Bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi'in menisbatkan langsung kepada Rasulullah SAW (contoh: seorang tabi'in (penutur 2) mengatakan "Rasulullah berkata" tanpa ia menjelaskan adanya sahabat yang menuturkan kepadanya).
  5. Hadits Mu'dhal (Terputus sanadnya); Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi'it dan tabi'in dari Nabi saw. atau dari sahabat tanpa menyebutkan tabi'in yang menjadi sanadnya. Atau bila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-turut.

III. Hadits-Hadits Dha'if Karena Cacat Perawi

  1. Hadits Maudhu’ (Yang dilarang); Yaitu bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai     sanadnya dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan berdusta.
  2. Hadits Matruk ( yang ditinggalkan): yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja dan perawi itu dituduh berdusta.
  3. Hadits Mungkar; yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tepercaya/jujur.
  4. Hadits Mu'allal (yang sakit atau cacat): Yaitu hadits yang di dalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar, hadits Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa juga disebut hadits Ma'lul (yang dicacati) dan disebut hadits Mu'tal (hadits sakit atau cacat).
  5. Hadits Mudlthorib (yang kacau): Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan.
  6. Hadits Maqlub ( yang terbalik): Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).
  7. Hadits Munqalib (yang terbalik): Yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.
  8. Hadits Mudraj; yaitu hadits yang mengalami penambahan isi oleh perawinya.  
  9. Hadits Syad (yang jarang): Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi (periwayat/pembawa) yang terpercaya pula. Hadits syad jarang dihafal para ulama hadits, beda dengan hadits Mahfudz yang banyak dihafal.

IV. Berdasarkan ujung sanad

  1. Hadits Maqtu' adalah hadits yang sanadnya berujung pada para Tabi’in (penerus).
  2. Hadits Mauquf adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat.
  3. Hadits Marfu' adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi Muhammad saw.
Berikut adalah sanad (persambungan) beberapa perawi hadits dengan Nabi saw.

2. Beberapa Istilah Dalam Hadits

  1. Hadits gholia, yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.
  2. Hadits Musnad; urutan sanad yang dimiliki hadits tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu.
  3. Hadits Gharib, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu lapisan terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain terdapat banyak penutur)·
  4. Hadits Aziz, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu lapisan).
  5. Hadits Mashur, bila terdapat lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih penutur pada salah satu lapisan) namun tidak mencapai derajat mutawatir. 
  6. Muttafaq 'alaih: Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan Hadits Bukhari-Muslim.
  7. As-Sab'ah: Yaitu 7 perawi hadits termasyhur: Imam
  8.  Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasi'i dan Ibnu Majah.
  9. Perawi: Yaitu orang yang meriwayatkan hadits.
                      ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ                               
  Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan dan bermanfaat.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/hadits




Kejahatan-Kejahatan Lidah Serta Wajah-Wajah Manusia Dari Kubur -

Oleh: Hasnur Husna Bt Hasnan
ABSTRAK
Kejahatan-kejahatan lidah serta wajah-wajah manusia dari kubur ini menceritakan tentang balasan-balasan dari Allah kepada umatnya yang melakukan perkara yang dilarang oleh Allah. Antara kejahatan-kejahatan lidah ialah berkata yang tidak perlu, mengambil tahu hal orang lain, terlibat dalam kemungkaran, berbantah-bantah dan bertengkar, melaknat, menghina atau mengejek-ngejek, membuka rahsia, mengumpat orang, mengadu domba, berbohong dalam percakapan dan sumpah, bercakap-cakap kotor, memaki hamun dan lidah-lidah lancang. Perbuatan ini amat dimurkai oleh Allah. Selain itu, rupa-rupa wajah manusia ketika dibangunkan dari kubur di Padang Mahsyar di akhirat nanti ialah wajah orang yang suka menfitnah, wajah orang yang suka makan yang haram, wajah saksi-saksi palsu, memuas nafsu serta mencari keseronokan dengan cara haram, orang yang suka mengumpat, orang yang suka makan riba dan dua belas golongan dibangkit di hari akhirat nanti. Terdapat beberapa wajah manusia yang telah diberi balasan oleh Allah. Ada yang menyerupai binatang, dan ada yang berjalan dalam keadaan mabuk. Mudah-mudahan kita dapat mengenali sifat-sifat lidah yang jahat kita dapat menghindarkannya dari berlaku ke atas diri kita. Begitu juga mudah-mudahan kita dapat mengetahui dan memahami rupa wajah manusia di akhirat nanti apabila dibangunkan dari kubur. Agar dengan itu kita dapat mengelakkan diri kita dari terjadi seperti itu. 
PENDAHULUAN
Tidak syak lagi di zaman kemuncak pembangunan material kini orang dapat mencapai menggunakan pelbagai alat-alat canggih dalam kehidupan seharian. Namun pembangunan material hanya mampu menyelesaikan sebahagian kecil penyakit masalah lahiriah namun penyakit batin atau jiwa bertambah meningkat di kalangan manusia. Maka jadilah orang berkuasa zalim, orang kaya bakhil, pemimpin menindas, orang miskin hasad dan pelbagai lagi masalah hingga timbul kerosakan di mana-mana sahaja, akibatnya manusia itu sendiri menderita. Rasulullah telah menyarankan tiga jenis pil untuk mengubat penyakit ini. Pertama tanam kembali dalam hati manusia itu rasa cinta Allah dan Rasul, merasa hebat dan gerun dengan kudrat Allah. Kedua hati manusia itu dicapai supaya yakin dengan hari akhirat, cinta syurga Allah dan Rasul, gerun dengan azab neraka Allah. Dan yang ketiga pula ialah menanam semangat dan perasaan cinta sesama manusia terutama sekali umat Islam sesuai dengan masa kebangkitan Islam kini. Oleh itu, ini sebagai pedoman dan iktibar kepada kita semua. Jadi peliharalah lidah kita daripada bercakap yang dimurkai oleh Allah. 
KEJAHATAN YANG PERTAMA: BERKATA YANG TIDAK PERLU
Selagi ia menghabiskan dan membuang waktunya pada perkara-perkara yang tidak perlu dan tidak mendatangkan apa-apa faedah atau mendatangkan keuntungan pahala di akhirat, maka orang itu telah mensia-siakan modalnya. Dan di akhirat nanti menjadi orang miskin tanpa apa-apa keuntungan. Mengapa kita membuang masa dan tenaga dengan bercerita atau bercakap dengan sesuatu yang tidak perlu. Ini menunjukkan sesuatu yang akan merugikan kita di akhirat nanti. Oleh itu, kita hendaklah menghindarkan diri dari berkata-kata yang tidak perlu untuk keselamatan dan keuntungan diri. 
KEJAHATAN YANG KEDUA: MENGAMBIL TAHU HAL ORANG LAIN
Kita tidak dibenarkan berkata-kata tentang hal ehwal orang lain yang tidak ada kena mengena dengan diri kita atau menyakitkan orang lain. Kerana itu janganlah kita berkata-kata dengan perkataan yang tidak ada kaitan dengan kita, kalau ada kaitan dengan diri kita maka hendaklah berkata dengan ringkas dan padat sahaja, jangan panjang menjela-jela. 
Ibnu Omar berkata ‘‘Perkara yang patut sangat dibersihkan oleh seseorang itu ialah lidahnya. 
KEJAHATAN YANG KETIGA: MELIBATKAN DIRI DALAM KEMUNGKARAN
Melibatkan diri ke dalam kebatilan atau kemungkaran itu ertinya berbual-bual dalam hal-halyang bersangkutan dengan maksiat. Seperti menceritakan tentang majlis minum arak, suasana panggung wayang, hal-hal dan keadaan wanita, dan duduk bersama-sama dengan orang fasik. Kita tidak sepatutnya melibatkan diri dalam ini, perkara-perkara maksiat terlalu banyak kerana orang yang hanya berkata-kata atau melakukan apa-apa yang perlu dan penting sahaja mengenai urusan agamanya dan faedah dunianya. 
KEJAHATAN YANG KEEMPAT: BERBANTAH-BANTAH DAN BERTENGKAR
Sifat bantah-membantah atau berbahas itu ialah menyanggah percakapan orang lain dengan melahirkan kekurangan dan kelemahan dalam percakapan mereka sama ada dalam lafaz atau maknanya. 
Jika berlaku perbahasan dalam hal-hal ilmiah lebih baiklah kita diam saja, kalau mahu menyoal, soallah dengan lemah lembut sekadar ingin tahu sahaja bukannya bertujuan untuk mengalahkan hujah orang lain, melemahnya hingga tidak dapat menjawab hujah kita. 
Di akhir zaman ini banyak orang berbahas, dengan tujuan untuk menang, melahirkan kehebatan berpidato, mengalahkan lawan, menunjukkan diri ada keupayaan, mematah dan mematikan hujah lawan, akhirnya biar orang tahu dirinya adalah orang yang hebat dalam berbahas maka ini adalah sifat tercela. Untuk menghilangkan sifat suka berbahas hendaklah kita mematah perasaan ego yang terbit daripada muka menunjukkan kehebatan dan kepintaran diri dan hendaklah menghapuskan sifat suka merendah rendahkan pendapat, pandangan, hujah dan peranan orang lain. Sesungguhnya berbahas-bahas dan berbantah dalam apa saja perkara adalah ditegah dalam Islam. Yang boleh ialah bermuzakarah, berbincang, bertukar pendapat dengan lemah lembut dalam suasana ukhwah tidak membantah percakapan orang lain dan dengan penuh tawaduk. Bukan dengan suara yang lantang menunjukkan kepintaran berpidato, bukan dengan cara melahirkan kelebihan diri dalam mematahkan huajh orang lain, bukan dengan merendah-rendah serta menolak pendapat orang lain dengan kelantangan suara dengan tujuan memperlihatkan kehebatan diri. 
KEJAHATAN YANG KELIMA: PERTENGKARAN
Pertelingkahan adalah di antara sifat-sifat yang terkeji dan dilarang oleh agama. Dalam berbantah-bantah berbahas dan bertelingkah itu terdapat banyak keburukan. Pertelingkahan dicampur adukkan dengan kata-kata yang menyakitkan hati, sindiran-sindiran, dan bermaksud sengaja hendak menunjukkan musuh dan
mematahkan semangatnya. Permusuhan itu berpunca daripada segala kejahatan, begitu juga dengan sifat suka bantah-membantah atau bertengkar-tengkar. Oleh itu janganlah
hendaknya dibukakan pintu untuk perkara yang terlarang ini, kecuali dalam keadaan yang amat darurat sekali, itu pun hendaklah dipelihara lidah baik-baik dan hati dari kata yang terlanjur. Jangan sengaja membuka gelanggang untuk perdebatan yang disertai oleh dua pihak dan disediakan satu tajuk untuk di;pertengkarkan, diperbahaskan dan dipertelingkah, kemudian dihakimi pula sesiapa yang paling bijak mematahkan kata-kata lawan, sesudah itu diberi hadiah siapa yang menang. Ini bukanlah cara Islam, bahkan dilarang dalam Islam. Maka orang yang menganjurkan serta membuka gelanggang ke arah itu adalah tercela, kerana ia suka pengikutnya atau muridnya pandai bertengkar dan berbantah-bantah. 
KEJAHATAN YANG KEENAM: MENIRU PERCAKAPAN YANG INDAH-INDAH
Ertinya bercakap lancar yang dibuat-buat, memaksa diri berkata-kata dengan bersajak atau meniru cara orang lain semua ini termasuk diri yang tercela dan terlarang dalam agama menyampaikan kata-kata yang berbunga-bunga yang tak perlu, maka itu termasuk dalam perkara yang tercela. 
KEJAHATAN YANG KETUJUH: BERCAKAP KOTOR-KOT0R, MEMAKI HAMUN DAN LIDAH YANG LANCANG
Rasulullah pernah melarang para sahabat daripada memaki kaum musyrikin yang terbunuh dalam peperangan Badar itu, sebab caci maki itu tidak memberi kesan kepada mereka, bahkan menyakiti orang-orang yang masih hidup (keluarga si mati). Bercakap kotor seperti mencarut-carut, memaki hamun, mengeji, mengeluarkan kata-kata yang tidak sedap didengar dan lain-lain perkataan kotor lagi ghaib, semuanya itu adalah bruk lagi tercela. Oleh itu, kita sebagai umat Islam hendaklah menjauhi dari sifat-sifat terkeji itu. 
KEJAHATAN YANG KELAPAN: MELAKNAT
Mendoakan seseorang agar ditimpa kejahatan atau sesuatu keburukan dan malapetaka adalah dilarang, walaupun yang didoakan itu adalah seorang yang zalim. Maka perbuatan mendoakan seperti itu adalah hampir-hampir menyamai perbuatan melaknat. Ini adalah dilarang dan tercela. Yang sebaiknya kita doakan kebaikan kepada seseorang itu. Kalau dia seorang yang zalim, maka kita doakan agar dia berubah menjadi baik dan adil. Kesimpulannya perbuatan melaknat adalah perbuatan yang dilarang. Oleh tiu, wajiblah kita menghindarinya. 
KEJAHATAN YANG KESEMBILAN: MENGHINA ATAU MENGEJEK-NGEJEK
Memandang rendah atau sengaja melahirkan kekurangan atau kelemahan orang lain untuk dijadikan bahan ketawa lalu hati orang ditujukan kelemahan itu menjadi terusik dan sakit, maka inilah yang dikatakan perbuatan mengejek. Ejekan dan penghinaan yang sedemikian adalah haram hukumnya. Orang yang suka mengejek-ngejek atau menghina serta mendedahkan kelemahan orang lain itu adalah orang bersifat sombong lagi meninggi diri. Sedangkan sifat sombong itu amat tercela. Selain dari itu, mengejek dan menghina ini adalah perbuatan menyakitkan hati orang lain. Maka menyakitkan hati orang lain ini adalah haram lagi berdosa. Oleh itu, jika kita bersifat demekian maka tinggalkanlah dan bertaubatlah kepada Allah SWT serta minta maaf dari orang yang kita ejek dan hina itu. 
KEJAHATAN YANG KESEPULUH: MEMBUKA RAHSIA
Rahsia ialah sesuatu perkara yang telah diamanahkan kepada kita agar menyimpannya dari disebarkan orang lain. Sebarang rahsia seseorang yang kita ketahui yang perlu kita jaga hendaklah kita amanah menjaganya jangan sampai bocor rahsia itu. Sesungguhnya sesiapa yang menutup keaipan seseorang yang lain maka Allah SWT akan menutup keaipannya pula diakhirat nanti. 
KEJAHATAN YANG KESEBELAS: MENGUMPAT ORANG
Mengumpat bermaksud menceritakan sesuatu keburuka atau kelemahan seseorang saudara Islam di belakangnya yang boleh menimbulkan kebencian tau kemarahan bila ia mendengarnya. Menceritakan kekurangan pada anggota badannya seperti kita kata ia pendek, juling atu lain-lain kekurangan bila diketahuinya ia merasa benci atau tentang kekurangan pada keturunannya atau kekurangan pada rupa parasnya, itu semua kalau didengar olehnya ia rasa benci. Orang yang bersama-sama mendengar dan mengiyakan umpatan orang lain, maka dia dikira seperti mengumpat juga. Manakala orang yang mendengar saja tetapi tidak pula membantah maka dia juga mendapat dosa mngumpat sama. Kecualilah bila dia dengan kata-kata umpatan itu dia membantahnya dengan lisan atau sekurang-kurangnya membantah dalam hati, jika tidak sanggup mendengarnya. Terdapat beberapa punca mengumpat, antaranya ialah untuk memuaskan hati iaitu bila ia merasa marah kepada seseorang mungkin oleh kerana sesuatu sebab, jadi untuk memuaskan hatinya ia menceritakan keburukan-keburukan orang yang dimarahnya itu pada orang lain. Hanya menonjolkan kelebihan yang ada pada dirinya dengan jalan menceritakan keburukan orang atau kelemahan atau kekurangan yang ada pada dirinya dengan mntakan dirinya lebih baik daripada orang lain. Dengki dan iri hati. Menurut kehendak rakan-rakan. Mencaci dan mengejek-ngejek orang lain dengan maksud untuk menghinanya. 
Cara-cara untuk mengekang lidah dari mengumpat ialah hendaklah dia yakin bahawa mngumpat itu satu perbuatan yang dimurkai Allah. Hendaklah sentiasa melihat
kelemahan-kelemahan serta kekurangan. Mengumpat yang dibolehkan ialah meminta bantuan orang lain untuk mengubah sesuatu kejahatan dari seseorang untuk
kebaikan. Mengingatkan seseorang Islam lain supaya jangan terjebak dengan kejahatan
seseorang jika kita tahu seseorang itu jahat, maka kita ingatkan orang lain, supaya jangan mendekatinya. 
Untuk membersihkan diri dari dosa mengumpat agar jangan dihukum di akhirat nanti maka wajib baginya rasa menyesal dan bertaubat atas dosa-dosanya itu, kemudian hendaklah minta maaf dari orang yang diumpat itu. 
KEJAHATAN YANG KEDUA BELAS: BERMUKA-MUKA
Orang yang bermuka-muka ini juga dikenali sebagai lidah bercabang. Kalau ada dua
orang atau dua pihak yang bergaduh maka dia jadi orang tengah untuk menyemarakkan lagi api pergaduhan. Orang pengadu domba ini gembira bila melihat orang lain bermusuh. 
KEJAHATAN YANG KETIGA BELAS: MEMUJI
Memuji-muji orang itu adakalanya dilarang, kerana dalam pujian itu ada enam bahayanya, pada pemuji dan yang kena puji. Bahaya pada pemuji ialah berlebih-lebihan dalam pujiannya hingga akhirnya jadi dusta pula. Dengan dia memuji itu timbul riak dalam dirinya seolah-olah ia menunjukkan sayangnya terhadap orang dipujinya itu. Apabila seseorang itu dipuji maka nanti akan ada keburukan-keburukan yang menimpa orang itu di antaranya ialah dengan dipuji itu, akan timbul dalam dirinya perasaan bongkak dan ujub iaitu rasa sombong dan merasa diri hebat. Dengan menerima puji-pujian hatinya akan merasa senang tentang kesalahannya. Dan menganggap dirinya sudah sempurna lalu ia tidak menambah usaha lagi untuk berbakti kepada Allah. 
KEJAHATAN YANG KEEMPAT BELAS: BERBOHONG DALAM PERCAKAPAN DAN SUMPAHBohong ertinya menceritakan atau memperkatakan sesuatu yang tidak ada atau yang tidak benar. Bercakap bohong adalah diharamkan. Tetapi kadang-kadang bila bohong itu mengandungi maslahat untuk kebaikan maka itu dibolehkan. Atau untuk mendamaikan dua orang yang bergaduh atau untuk mengeratkan perhubungan suami isteri yang memerlukan berbohong, maka ia diharuskan. 
BAB KEDUA : RUPA-RUPA WAJAH MANUSIA KETIKA DIBANGUNKAN DARI KUBUR DI PADANG MAHSYAR DI AKHIRAT NANTI
Meyakini kedatangan hari kiamat adalah wajib. Kedatangan hari kiamat nanti tidak seorang pun makhluk yang dapat mengetahuinya, kecuali Allah sahaja. Namun begitu, Allah lahirkan juga tanda-tanda kedatangan hari kiamat itu untuk pengetahuan manusia. Ada tanda kecil dan tanda besar. 
DI ANTARA TANDA-TANDA YANG KECIL ITU IALAH:-
Ilmu agama Islam tidak diambil berat lagi oleh umatnya. Perbuatan zina menjadi-jadi, disebabkan oleh pihak berkuasa. Kejahilan tentang agama Islam menjadi-jadi, hanya segelintir sahaja yang mahu mempelajarinya. Peminum-peminum arak berasa bangga, serta bebas pula meminumnya. Kebanyakan bayi yang lahir terdiri daripada bayi perempuan. Manakala lelaki lebih ramai pula mati dahulu dari wanita. Lahirnya kuncu-kuncu dajjal, ramai pendusta yang mengaku utusan Allah. Banyak berlakunya gempa bumi. Banyak berlakunya fitnah. Ramai orang kaya harta. Musim tidak menentu. Masa terlalu cepat berlalu. 
DI ANTARA TANDA-TANDA YANG BESAR ITU IALAH:-
Naik matahari dari sebelah barat. Munculnya binatang-binatang yang aneh-aneh. Keluar Imam Mahdi. Keluarnya dajjal. Turunnya Nabi Allah Isa, menyambung syariat Rasulullah SAW. Keluarnya yakjuj dan makjuj. Bumi dipenuhi oleh asap (selama 40 hari). Kaabah mula diruntuhkan dan dirosakkan orang. Hilang Al-Quran dari mashaf (buku/kertas) dari hafalan hati. Semua manusia menjadi kafir, sehingga tidak ada seorang manusia pun ketika itu yang menyebut nama Allah. 
Maka ketika itulah, Allah perintahkan malaikat Israfil meniup sangkakala yang pertama. Tiupan itu datangnya secara mengejut sahaja, hinggakan seluruh manusia terpinga-pinga dan kelam-kabut tidak menentu. Kerana kuatnya tiupan itu, seluruh manusia mati, gunung ganang hancur lebur, lautan-lautan menyemburkan airnya ke darat, segala cerekawala berguguran ke bumi, maka matilah segala yang bernyawa serta musnahlah dunia ini semusnah-musnahnya, kecuali Allah yang Maaha Suci lagi Maha Kaya. 
Setelah semuanya telah hancur lebur bagaikan debu berterbangan, entah berapa lama pula masanya, maka Allah pun memerintahkan malaikat Israfil: ‘‘Wahai Israfil, bangunlah dan tiuplah sangkakala ppembangkitan!’’. Lalu dengan kehendak Allah hiduplah semula Israfil dan seterusnya meniup sangkakala yang kedua, seraya menyeru: ‘‘Wahai roh-roh yang keluar, tulang-tulang yang hancur, tubuh-tubuh yang busuk, otot-otot yang putus, kulit-kulit yang koyak, rambut-rambut yang gugur! Bangunlah kamu semua! Untuk memutuskan hukuman ’’. Lalu bangunlah semuanya dengan perinath Allah. 
PUAK YANG PERTAMA:
Dibangkitkan (dari kubur) dalam keadaan berupa kera, mereka adalah orang-orang yang suka membuat fitnah di antara manusia. Itulah rupa orang yang suka menabur fitnah sama ada pada diri perseorangan atau pada sesuatu kumpulan manusia sama ada meleui lisa, tulisan atau suart-surat khabar. 
PUAK YANG KEDUA:
Dibangkitkan (dari kubur) dengan berupa seperti babi. Mereka ini adalah orang yang uka makan yang haram. Contohnya arak, tipu, riba, curi, perniagaan haram dan lain-lain lagi. 
PUAK YANG KETIGA:
Dibangkitkan (dari kubur) dalam keadaan buta lagi bingung. Sedangkan badannya digayuti dan dipegangi oleh manusia yang ramai. Mereka ini adalah orang yang sama-sama melanggar hukum-hukum Allah. (sedang mereka adalah ornag yang alim atau menjadi pemimpin kepada suatu kaum). 
PUAK YANG KEEMPAT:
Dibangkitkan (dari kubur) dalam keadaan bisu lagi pekak. Mereka adalah orang yang ujub (kagum) dengan amalannya. Mereka ini menyombong diri kerana telah berasa dirinya hebat, banyak ilmu pengetahuan lalu memandang rendah pada orang yang tidak setaraf dengannya. 
PUAK YANG KELIMA:
Dibangkitkan dalam keadaan mengalir nanah dari mulutnya, serta mengalir darah dari lidah-lidahnya. Mereka ini adalah orang-orang yang alim (dalam ilmu agama Islam) yang tidak bertepatan cakap dengan perbuatannya. Mereka ini adalah golongan yang cakap tak serupa bikin. Oleh itu, janganlah berbangga dan menyombong diri dengan keilmuan. 
PUAK YANG KEENAM:
Dibangkitkan dalam keadaan badannya penuh dengan luka-luka yang parah (lagi menyakitkan), mereka ini adalah saksi-saksi palsu. Akan terdapat orang-orang yang suka menawarkan dirinya menjadi saksi dalam sesutu hal, sedangkan doia adalah saksi palsu lagi dusta. 
PUAK YANG KETUJUH:
Dibangkitkan berkeadaan tapak kakinya tersangkut di keningnya serta terikat pula pada ubun-ubunnya, sedangkan bau badannya terlebih busuk dari bangkai. Mereka ini adalah orang yang ska memuaskan hawa nafsunya serta mencari keseronokan dengan jalan yang haram. Contohnya berzina, pembunuh, perogol, penipu, pemabuk arak dan banyak lagi. 
PUAK YANG KELAPAN:
Dibangkitkan dalam keadaan mabuk (yang amat sangat), rebah ke kiri dan ke kanan (menuju padang masyar), mereka ini adalah orang yang mencegah, menahan hak Allah. Mereka ini adalah di antara sifatnya di dunia dulu ialah kalau harta atau wang ringgit itu digunakan untuk menambah kekayaan dirinya atau untuk jalan maksiat. 
PUAK YANG KESEMBILAN:
Dibangkitkan dengan dipakaikan pakaian dari minyak tar (yang panas). Mereka adalah orang-orang yang suka mengumpat dan tidak mahu menjauhkan diri daripadanya. Umpat-mengumpat, kata-mengata, mencari-cari kesalahan orang lain, ini adalah perbuatan orang-orang yang terkutuk, mereka nampak kelemahan dan kesilapan orang lain, tetapi mereka lupa tentang diri mereka sendiri yang juga banyak kelemahan dan kesilapan. 
PUAK YANG KESEPULUH:
Dibangkitkan dalam keadaan keluar lidahnya daripada tengkuknya. Dia adalah orang yang suka mengadu dumba. Mereka ini suka melihat orang lain bergaduh. Mereka mengadu dumba dalam bentuk lisan, tulisan atau perkhabaran. 
PUAK YANG KESEBELAS:
Dibangkitkan dalam keadaan mabuk (yang teramat sangat). Mereka adalah orang yang suka bercakap hal-hal dunia di dalam masjid. 
PUAK YANG KEDUA BELAS:
Dibangkitkan dalam keadaan rupa babi, mereka adalah orang yang suka makan riba. 
DUA BELAS GOLONGAN DIBANGKIT DI HARI AKHIRAT
GOLONGAN PERTAMA:Dibangkitkan dari kuburnya dengan tidak berkaki dan tidak bertangan, kemudian menyeru dari sisi Tuhan;’Mereka ini adalah orang-orang yang suka menyakiti jirannya dan amti mereka dengan tidak bertaubat. ’
GOLONGAN KEDUA:
Dibangkitkan dari kuburnya dengan berupa binatang, dikatakan berupa babi, kemudian diseru dari arah Tuhan yang Maha Pemurah. ’Mereka adalah orang-orang yang meringankan fardhu sembahyang. Kalau sampai mati tidak bertaubat, maka itulah balasan bagi mereka dan tempat kembali mereka adalah neraka. ’
Sama ada sembahyang atau tidak, sembahyang lewat-lewat waktu atau tidak khusyuk akan ditimpakan kepadanya 15 seksaan di dunia dan di akhirat. 
Di antara seksaannya ialah tidak diberkati hidup, kesempitan dalam mencari rezeki, dihilangkan seri muka orang mukmin dari mukanya, doanya tidak dimakbulkan oleh Tuhan, ketika mati nanti ia akan menerima azab. Kuburnya disempitkan, akan dipatuk oleh seekor ular yang sangat bisa yang diutuskan neraka yang bernama Iqrk Syujaah dan banyak lagi seksaan di akhirat nanti. 
GOLONGAN KETIGA:
Dibangkitkan dari kuburnya berkeadaan perut seperti bukit yang dipenuhi ular-ular dan kala jengkingyang besarnya seperti (sebesar) seekor keldai lalu dipanggil oleh zat pemanggil arah Tuhan: “Merekalah orang-orang yang tidak mahu mengeluarkan zakat dan tidak bertaubat hingga mati. ”
GOLONGAN KEEMPAT:
Dibangkitkan dari kuburnya keluar darah mengalir dari mulutnya, isi perutnya keluar terburai ke bumi dan keluarlah api dari mulut-mulut mereka, maka menyerulah zat penyeru dari sisi Allah: “Mereka itulah orang-ornag yang dusta dalam jual beli dan menipu sukatan (timbangan), maka mereka mati tanpa bertaubat maka itulah balasan bagi mereka. 
GOLONGAN KELIMA:
Golongan ini dihalau dari kuburnya dalam keadaan menyamar dari para manusia, bau badan mereka lebih busuk dari bangkai. Mereka ini adalah golongan orang-orang yang menyembunyikan kemaksiatan dari diketahui oleh manusia lain-lain. Tetapi hati tidak sesekali malu dan takut kepada pengawasan Allah. Maka mati mereka itu itulah balasan atas mereka. 
GOLONGAN KEENAM:
Mereka ini dihalau dari kuburnya dalam keadaan semuanya leher terputus-putus (luka-luka yang mengerikan) dari tengkoroknya. Mereka itulah golongan orang-orang yng menjadi saksi palsu lagi dusta. Mereka mati dalam keadaan tidak bertaubat. 
GOLONGAN KETUJUH:
Mereka dihalau dari kuburnya dalam keadaan tidak berlidah. Darah dan nanah mengalir keluar dengan banyaknya dari mulut-mulut mereka. Mereka itulah orang-orang yang mencegah peraksian dala perkara benar. Mereka mati dalam keadaan tidak bertaubat. 
GOLONGAN KELAPAN:
Mereka dihalau dari kubur-kubur mereka dalam keadaan tunggang-langgang iaitu kepalanya ke bawah, kaki ke atas kepala. Dari kemaluan mereka keluar mengalir nanah-nanah yang panas mendidih lagi busuk. Mereka itu semua adalah orang-orang yang melakukan perbuatan zina, liwat. Dan mereka mati dalam keadaan masih tidak bertaubat. 
GOLONGAN KESEMBILAN:
Mereka dihalau dari kubur dalam keadaan wajah mereka berwajah hitam rentung matanya terkeluar dan perutnya penuh dengan bara api yang panas membakar. Meerka semua itu adalah orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan jalan belot. Dan mereka mati dalam keadaan masih belum bertaubat, itulah balasan mereka. 
GOLONGAN KESEPULUH:
Mereka dihalau dari kubur-kubur mereka dalam keadaan badannya penuh dengan kudis yang bias lagi berbelang-belang. Mereka itu adalah orang-ornag yang menyakiti kedua ibu bapanya atau slah seorang darinya. Dan mereka mati dalam dosa demikian dan tidak bertaubat. Itulah balasan mereka. 
GOLONGAN KESEBELAS:
Mereka dihalau dari kubur-kubur mereka dalam keadaan buta hati (bodoh). gigi mereka sebesar tanduk lembu, bibir mereka besar terjulur hinnga menutupi dadanya, lidah mereka menjilat-jilat perutnya sendiri, perut mereka besar hingga menutupi pehanya dan dari perutnya keluar nanah-nanah yang busuk lagi panas mendidih. Itulah balasan kepada mereka yang tidak bertaubat. 
GOLONGAN KEDUA BELAS:
Mereka digiring dari kubur mereka dalam keadaan wajah-wajah mereka berseri-seri keriangan dan kepuasan seperti sinar bulan purnama. Mereka melintasi titian Siratulmustaqim seperti kilat yang memancar lajunya. Mereka ini adalah orang-orang yang melaksanakan perintah Allah dan tidak melakukan perkara larangannya. Meraka juga sentiasa patuh memelihara dan melaksanakan sembahyang fardhu lima waktu dengan tidak pernah ditinggalkannya, secara berjemaah pula. Dan mereka mati dalam keadaan telah bertaubat dan taubatnya diterima oleh Allah. Inilah ganjaran mereka dan tempat tinggal mereka seterusnya adalah di dalam syurga. Mereka masuk ke dalam syurga dengan kemampuan, rahmat dan keredhaan Allah SWT kerana mereka redha kepada Allah dan Allah pula redha ke atas mereka. 
KESIMPULAN
Demikianlah rupa wajah dan keadaan manusia ketika bangun dari kubur di akhirat nanti untuk dihalau berkumpul di Padang Mahsyar. Selain itu, seluruh rupa wajah dan bentuk itu adalah mengikut perangai dan sikap serta perbuatan kita semasa hidup di dunia ini. Oleh itu kita pilihlah perbuatan yang baik-baik agar kita termasuk orang-orang yang bergembira di hari akhirat nanti. Dan janganlah sesekali memilih jalan yang kotor dan berdosa, kerana ianya akan menyusah dan menyeksakan kita di hari kemudian. Kejarlah kehidupan syurga di akhirat nanti dan tinggankanlah kehidupan jahat dan dosa di dunia ini. Marilah kita bertaubat sebelum terlambat. 
Ustaz Abd Aziz bin Harjin
Pensyarah Tamadun Islam
Universiti Teknologi MARA Perlis
02600 Arau
Perlis
MALAYSIA


NAMIMAH (FITNAH/ADU DOMBA)

                        Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Hudzaifah r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak akan masuk syurga tukang fitnah." Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apakah kamu tahu siapakah sejahat-jahat kamu?" Jawab sahabat: "Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. yang lebih tahu." Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sejahat-jahat kamu ialah orang yang bermuka dua, yang menghadap kepada ini dengan wajah dan datang kesana dengan wajah yang lain."
                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata: "Rasulullah s.a.w. berjalan melalui dua kubur yang baru ditanam, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kedua kubur ini sedang disiksa dan tidak disiksa kerana dosa besar, adapun yang satu maka tidak bersih jika cebok dari kencingnya dan yang kedua biasa berjalan membangkitkan fitnah. Kemudian Rasulullah s.a.w. mengambil dahan pohon yang hijau lalu dibelah dan menancapkan diatas kubur masing-masing. Sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, mengapakah engkau berbuat itu?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Semoga Allah s.w.t. meringankan keduanya selama dahan ini belum kering."
                            Maksud bukan dosa besar itu dalam pandangan kita padahal akibatnya besar sebab bila cepat dalm memcebok (mencuci) sesudah buang air kecil lalu masih menitis bererti tidak sah memakai pakaian yang najis, kerana itu tidak memperhatikan bersuci itu besar akibatnya disisi Allah s.w.t. kerana diakhirat itu tidak ada tempat selain syurga atau neraka, maka bila dinyatakan tidak masuk syurga maka bererti masuk neraka.
                            Maka wajib atas orang yang adu dumba atau pemfitnah supaya segera bertaubat sebab adu domba itu suatu kehinaan didunia dan siksa didalam kubur dan neraka dihari kiamat tetapi bila ia bertaubat sebelum mati maka insyaallah akan diterima taubatnya oleh Allah s.w.t.
                            Alhasan berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sejahat-jahat manusia ialah yang bermuka dua, mendatangi dengan satu wajah dan yang satu wajah dan siapa yang mempunyai dua lidah didunia maka Allah s.w.t. akan memberikannya dua lidah api dari api neraka."
                            Qatadah berkata: "Sejahat-jahat hamba Allah ialah tiap tukang menghina, tukang maki dan tukang mengadu (adu domba/fitnah). Siksa kubur kerana tiga perkara iaitu:
  • Sepertiga kerana ghibah
  • Sepertiga kerana tidak membersihkan selepas buang air kecil
  • Sepertiga kerana adu domba/fitnah
                            Hammad bin Salamah berkata: "Seorang menjual budak, lalu berkata kepada pembelinya: "Budak ini tidak ada cirinya kecuali suka adu domba." Maka dianggap ringan oleh pembeli dan tetap dibeli, dan setelah beberapa hari ditempat majikannya, tiba-tiba budak itu berkata kepada isteri majikannya: "Suamimu tidak cinta kepadamu dan ia akan berkahwin lagi, apakah kau ingin supaya ia tetap kasih kepadamu?" Jawab isteri itu: "Ya." "Lalu kalau begitu kau ambil pisau cukur dan mencukur janggut suamimu yang bahagian dalam (dileher) jika suamimu sedang tidur." kata budak itu. Kemudian ia pergi kepada majikannya (suami) dan berkata kepadanya: "Isterimu bermain dengan lelaki lain dan ia merencanakan untuk membunuhmu, jika engkau ingin mengetahui buktinya maka cuba engkau berpura-pura tidur." Maka suami itu berpura-pura tidur dan tiba-tiba datang isterinya membawa pisau cukur untuk mencukur janngut suaminya, maka oleh suaminya disangka benar-benar akan membunuhnya sehingga ia bangun merebut pisau itu dari tangan isterinya lalu membunuh isterinya. Oleh kerana kejadian itu maka datang para wali (keluarga) dari pihak isterinya dan langsung membunuh suami itu sehingga terjadi perang antara keluarga dan suku suami dengan keluarga dan suku dari isteri."
                            Yahya bin Aktsam berkata: "Tukang fitnah itu lebih jahat dari tukang sihir sebab tukang fitnah dapat berbuat dalam sesaat apa yang tidak dilakukan oleh tukang sihir dalam satu bulan dan perbuatan tukang fitnah lebih bahaya dari perbuatan syaitan naknatullah sebab syaitan laknatullah hanya berbisik dan khayal bayangan tetapi tukang fitnah langsung berhadapan dan berbuat. Dan Allah s.w.t. telah berfirman (Yang berbunyi): "Hammalatal hathab. Ahli-ahli tafsir banyak yang mengertikan hathab itu fitnah/adu domba. Sebab fitnah itu bagaikan kayu untuk menyalakan api permusuhan dan peperangan.
                            Aktsam bin Shaifi berkata: "Oranag yang rendah hina itu ada empat iaitu:
  • Tukang fitnah
  • Pendusta
  • Orang yang berhutang
  • Anak yatim
                            Utbah bin Abi Lubabah dari Abu Ubaidillah Alqurasyi berkata: "Seorang berjalan tujuh ratus kilometer kerana akan belajar tujuh kalimat dan ketika ia sampai ketujuannya ia berkata: "Saya datang kepadamu untuk mendapatkan ilmu yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepadamu,
  • Beritakan kepadaku apa yang lebih berat dari langit?"
  • Dan apakah yang lebih luas dari bumi?
  • Dan apakah yang lebih keras dari batu?
  • Dan apakah yang lebih panas dari api?
  • Dan apakah yang lebih dalam dari laut?
  • Dan apakah yang lebih rendah (lemah) dari anak yatim?
  • Dan apakah yang yang lebih jahat dari racun?
Jawabnya ialah:
  • Membuat tuduhan palsu terhadap orang yang tidak berbuat, maka itu lebih berat dari langit
  • Hak kebenaran itu lebih luas dari bumi
  • Hati yang qana'ah (beriman) lebih dalam dari laut
  • Rakus itu lebih panas dari api
  • Hajat kepada keluarga yang dekat jika tidak tercapai lebih sejuk dari zamharir
  • Hati orang kafir lebih keras dari batu
  • Fitnah dan adu domba jika kedapatan (diketahui) pada yang difitnah lebih hina dari anak yatim
  • Dan fitnah itu lebih jahat dari racun yang membinasakan
                            Nafi' dari Ibn Umar r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Setelah Allah s.w.t. menjadikan syurga lalu diperintah: "Bicaralah." Maka berkata syurga: "Sungguh bahagia siapa yang masuk kedalamku." Maka firman Allah s.w.t.: "Demi kemuliaan dan kebesaranKu tidak boleh tinggal padamu lapan jenis orang iaitu:
  • Orang yang selalu minum khamar (arak)
  • Orang yang tetap menjadi pelacur
  • Tukang fitnah/ adu domba
  • Germo (orang lelaki yang membiarkan isterinya berzina)
  • Polisi (siapa yang tahu maknanya diharap email kepada webmaster)
  • Wadam (wanita Adam, lelaki yang berlagak wanita)
  • Pemutus hubungan kekeluargaan
  • Orang yang bersumpah dengan nama Allah akan berbuat kemudian tidak menepati sumpahnya
                            Alhasan Albashri berkata: "Siapa yang menyampaikan khabar berita orang lain kepdamu, maka ketahuilah bahawa orang itu akan menyampaikan khabarmu kepada orang lain." Umar bin Abdil Azizi didatangi seseorang lalu menceritakan hal orang lain, maka ditanya oleh Umar: "Jika kau suka maka kami akan menyelidiki kebenaran keteranganmu itu, jika kau dusta akan kau termasuk didalam ayat (Yang berbunyi): "In jaa akum faasiqun binaba'in fatabayyanu." (Yang bermaksud): "Jika datang kepadamu seorang fasiq membawa berita maka selidikilah." Dan jika kamu benar kau termasuk ayat (Yang berbunyi): "Hammaazin masysyaa'in binamin." (Yang bermaksud): "Tukang ejek dan suka berjalan mengadu (memfitnah)." Dan jika kau suka kami maafkan kepadamu." Maka jawab orang itu: "Maafkan saya ya Amirul Mukminin dan saya tidak akan mengulangi lagi."   
                            Abdullah bin Almubarak berkata: "Anak zina tidak dapat menyimpan amanat pembicaraan dan orang bangsawan ialah yang tidak mengganggu tetangganya." Yakni siapa yang suka memfitnah dan adu domba maka tabiat anak zina sebab Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Hammaazin masysyaa'in binamin, mannaa'in lil khairi mu'tadin atsiim utullin ba'da dzalika zaniem." (Yang bermaksud): "Tukang mengejek dan berjalan memfitnah, bakhil tidak berbudi melampaui batas pendurhaka, sombong selain dari semua itu ia anak zina."
                            Seorang hakiem (cendiakawan) didatangi oleh kawannya, tiba-tiba kawan itu menceritakan hal kawan yang lain, maka ditegur oleh cendiakawan itu: "Kamu telah lama tidak datang dan kini datang membawa tiga dosa iaitu:
  • Pertama membencikan kepadaku kawanku
  • Kau telah merisaukan fikiranku
  • Saya menuduh engkau berdusta
                            Ka'bul-ahbaar berkata: "Terjadi kemarau pada Bani Israil maka keluar Nabi Musa a.s. membawa Bani Israil untuk berdoa minta hujan sebanyak tiga kali tetapi tidak juga hujan sehingga Nabi Musa a.s. berdoa: "Tuhanku, hambaMu telah keluar sampai tiga kali tetapi belum juga Engkau terima." Maka Allah s.w.t. menurunkan wahyu: "Aku tidak menerima doamu bersama kaummu kerana diantara kamu ada seorang tukang fitnah." Nabi Musa a.a. bertanya: "Siapakah itu, supaya kami dapat mengeluarkan dari anatara kami?" Jawab Allah s.w.t.: "Hai Musa, Aku melarang kamu dari namimah (adu-domba), apakah Aku akan mengadu-adu, taubatlah kamu semuanya." Maka bertaubatlah mereka lalu turunlah hujan.
                            Sulaiman bin Abdil-Malik ketika ia duduk bersama Azzuhri tiba-tiba ada orang datang maka Sulaiman berkata kepadanya: "Saya mendapat khabar bahawa engkau telah membicarakan dan membusukkan saya." Jawab orang itu: "Tidak, saya tidak berkata itu dan tidak berbuat sedemikian." Sulaiman berkata: "Orang yang menyampaikan berita kepadaku itu benar dan jujur." Azzuhri berkata: :"Tukang adu domba (fitnah) tidak benar dan tidak jujur." Sulaiman berkata kepada Azzuhri: "Benar engkau." Lalu berkata kepada tamunya itu: "selamat jalan."
                            Seorang cendiakawan berkata: "Jika ada orang menyampaikan kepadamu makian kawanmu, maka dialah yang memaki engkau bukan orang yang disampaikan beritanya kepadamu." Wahb bin Munabbih berkata: "Siapa orang yang memujimu dengan sesuatu yang tidak ada padamu, maka tidak aman daripadanya akan memaki engkau dengan apa-apa yang tidak ada padamu."
                            Abul Laits berkata: "Jika ada orang memberitahu kepadamu bahawa Fulan menjelekkan kau, maka harus menghadapi dengan enam macam iaitu:
  • Jangan percaya kerana tukang fitnah atau tukang adu domba itu tidak dapat diterima persaksiannya Sebagaimana firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi): "Ya ayyuhalladzina aamanu in jaa'akum faa siqun binaba'in fatabayyanuu an tushibu qauman bijahaalatin fatush bihuu ala maa fa'altum naa dimiin." (Yang bermaksua): "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasiq (satu kaum) membawa berita, maka hendaklah kamu selidiki, jangan sampai kamu membalas kepada suatu kaum dengan kebodohan, maka kamu kelak akan merasa menyesal. (Surah Alhujuraat ayat 6)
  • Engkau harus mencegahnya dari fitnah itu sebab nahi unkar itu wajib
  • Engaku harus membenci kepadanya sebb telah berbuat maksiat
  • Engkau jangan bersangka jahat terhadap saudaramu yang difitnah itu sebab jahat sangka terhadap seseorang muslim itu haram. Firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi): "Inna ba'dhadh dhanni itsmun." (Yang bermaksud): "Sebahagian dari sangka-sangka itu dosa."
  • Jangan kamu selidiki keadaan orang yang difitnah itu sebab Allah s.w.t. melarang menyelidiki kesalahan orang
  • Apa yang tidak kau suka dari perbuatan orang yang mengadu-adu itu maka jangan sampai berbuat seperti itu, yakni engkau jangan memberitahu kepada sesiapapun apa yang dikatakan oleh tukang fitnah itu

Neraka Bagi Orang yang Suka Mengadu-domba Manusia


Muslim yang baik harusnya mengadakan perdamaian di antara manusia. Sebab kata Islam sendiri seakar dengan “Damai”:
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” [An Nisaa’ 114]
Sayang ada sebagian Muslim yang gemar mengadu-domba manusia bahkan sesama Muslim. Padahal neraka balasannya. Semoga kita terhindar dari itu!
Neraka adalah tempat bagi orang yg suka mengadu-domba sehingga manusia saling perang/bunuh. Para pengadu-domba ini gemar memfitnah dan menyebar kabar bohong untuk mengadu-domba manusia.
Allah Ta’ala berfirman: “Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.” (al-Qalam: 11)
Dari Hudzaifah r.a. katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk syurga seorang yang gemar mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaih)

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan melalui dua buah kubur, lalu bersabda: “Sesungguhnya kedua orang yang mati ini disiksa, tetapi tidaklah mereka disiksa karena kesalahan besar. Ya, tetapi sebenarnya besar juga -bila dilakukan secara terus menerus-. Adapun yang seorang diantara keduanya itu dahulunya -ketika di dunia- suka berjalan dengan melakukan adu domba, sedang yang lainnya, maka ia tidak suka menghabiskan sama sekali dari kencingnya -yakni di waktu kencing kurang memperdulikan kebersihan serta kesucian dari najis-.” Muttafaq ‘alaih. Ini adalah lafaz dari salah satu riwayat Imam Bukhari. Para ulama berkata bahwa maknanya: “Tidaklah mereka itu disiksa karena melakukan kesalahan yang besar,” yakni bukan kesalahan besar menurut anggapan kedua orang tersebut. Ada yang mengatakan bahwa itu merupakan hal besar -berat- baginya untuk meninggalkannya.
Dari Ibnu Mas’ud r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: “Tahukah engkau semua, apakah kedustaan besar itu? Yaitu Namimah atau banyak bicara adu domba antara para manusia.” (Riwayat Muslim) Al’adhha dengan fathahnya ‘ain muhmalah dan sukunnya dhad mu’jamah dan dengan ha’ menurut wazan Alwajhu. Ada yang mengatakan Al’idhatu dengan kasrahnya ‘ain dan fathahnya dhad mu’jamah menurut wazan Al’idatu, artinya ialah kedustaan serta kebohongan besar. Menurut riwayat pertama, maka al’adhhu adalah mashdar, dikatakan: ‘adhahahu ‘adhhan artinya melemparnya dengan kedustaan atau pengadu-dombaan.
Saat seorang Yahudi mengadu-domba Suku Khazraj dengan Bani ‘Aus dengan mengungkit-ungkit permusuhan dan peperangan kedua suku tersebut di masa lalu, nyaris terjadi Perang. Namun Nabi marah dan mendamaikan mereka. Jadi mendamaikan manusia apalagi sesama Muslim adalah sunnah Nabi. Sedang mengadu-domba manusia apalagi sesama Muslim, sebetulnya itu sunnah Yahudi la’natullah.




Mengadu Domba

Buat mereka yang suka mengadu domba, mengfitnah, mengumpat, mengata silalah baca hingga ke noktah yang terakhir, ini Allah yang cakap.
Dosa Besar - Mengadu Domba.
Mengadu domba merupakan perbuatan yang boleh mengakibatkan persengketaan dan perbalahan antara dua belah pihak. Sikap suka menyampaikan cerita atau menyampaikan percakapan satu pihak kepada pihak yang lain dengan tujuan yang tidak baik sehingga menimbulkan perasaan tidak senang di hati pihak yang lain, dan akhirnya membawa kepada perselisihan faham antara kedua belah pihak adalah sama dengan menabur fitnah.
Dalam peristiwa Isra‘ dan Mi‘raj, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyaksikan segolongan lelaki dan wanita yang memotong satu potongan daging daripada salah seorang dari mereka. Kemudian mereka meletakkan potongan daging tersebut pada mulut salah seorang dari mereka dan berkata kepadanya: “Makanlah sepertimana yang aku makan”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” Jibril ‘alaihisalam menjawab: “Mereka inilah pengumpat, pencela serta pengadu domba”.
Mengadu domba adalah maksud dari perkataan Arab an-namimah. An-namimah berasal dari perkataan an-namma yang bererti mengeluarkan berita dengan tujuan menghasut.
Dalam kitab al-Mausu’ah al-Fiqhiah al-Muyassarah, an-namimah bermaksud memindahkan atau menyampaikan berita pada orang lain dengan tujuan yang tidak baik.
Menurut Imam al-Ghazzali Rahimahullah, perkataan an-namimah pada kebanyakan pendapat adalah menyampaikan percakapan orang lain kepada orang yang dikatakan. Contoh: Seseorang berkata kepada seseorang yang lain “ Si Fulan mengatakan tentang engkau begini begini”.
Contoh ucapan atau kata-kata lain yang menggambarkan tentang perbuatan mengadu domba, antaranya: “Dia melakukan begini terhadap hakmu”, “dia merancang untuk merosakkan urusan kamu”, “dia merancang untuk membantu musuh kamu” atau “dia memburuk-burukkan tentang hal dirimu”.
Hukum Mengadu Domba
Ulama bersepakat bahawa mengadu domba termasuk antara dosa-dosa besar. Imam al-Ghazzali Rahimahullah menyatakan bahawa mengadu domba adalah dilarang kerana ianya mendedahkan sesuatu perkara yang tidak boleh didedahkan samada perkara itu tidak disukai oleh orang yang mengatakannya atau orang yang mendengarnya atau tidak disukai oleh orang yang ketiga (orang yang dikatakan).
Perbuatan yang dianggap mendedahkan sesuatu perkara itu adalah samada dengan kata-kata atau dengan tulisan atau dengan isyarat atau dengan gerak-geri, samada yang disampaikan itu daripada perbuatan atau percakapan, samada ianya tentang keaiban atau kekurangan pada diri orang yang dikatakan.
Hakikat mengadu domba ialah mendedahkan atau membuka rahsia seseorang yang dia sendiri tidak suka orang lain mengetahuinya. Maka jika seseorang itu melihat sesuatu perkara (hal ehwal orang lain) hendaklah dia mendiamkan diri sahaja tanpa perlu menyebarkannya pada orang lain.
Walau bagaimanapun jika dengan menceritakan sesuatu perkara itu mendatangkan faedah kepada orang Islam atau dapat mencegah daripada berlakunya maksiat, maka tidaklah menjadi kesalahan jika dimaklumkan kepada yang lain. Contohnya: jika dia melihat seseorang mengambil harta orang lain, maka hendaklah dia menjadi saksi bagi melindungi hak orang yang empunya harta tersebut. Namun jika tujuan sebaliknya, perkara menceritakan hal atau percakapan orang lain dianggap sebagai mengadu domba.
Balasan Mengadu Domba
Mengadu domba merupakan salah satu daripada dosa-dosa besar kerana perbuatan ini akan mengakibatkan perkelahian antara dua belah pihak. Maka oleh kerana itu Allah Subhanahu wa Taala telah menjanjikan balasan azab yang pedih kepada golongan pengadu domba.
1. Firman Allah Subhanahu wa Taala yang menggambarkan tentang kecelakaan dan penghinaan bagi pengadu domba:
Tafsirnya: “Kecelakaan besar bagi tiap-tiap pencaci dan pengeji.”
(Surah Humazah: 1)
Penghinaan, azab serta kebinasaan dari Allah Subhanahu wa Taala bagi golongan pencaci dan pengeji. Pencaci dan pengeji menurut Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu: orang yang suka mengadu domba, merosakkan kasih sayang (sesama manusia) dan penzalim yang membuka keaiban (orang lain).
2. Firman Allah Subhanahu wa Taala lagi:
Tafsirnya: “Yang suka mencaci lagi yang suka menyebarkan fitnah hasutan (untuk menjahilkan orang ramai).”
(Surah al-Qalam: 11-13)
Maksud ayat di atas ialah golongan yang suka mencaci dan menyebarkan fitnah untuk merosakkan orang lain dan ini tergolong di dalam perbuatan mengadu domba. Golongan ini tidak akan memasuki syurga sebagaimana yang diriwayatkan oleh Huzaifah Radhiallahu ‘anhu, bahawa beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Maksudnya: “Tidak masuk syurga orang yang suka mengadu domba”
(Hadis riwayat Muslim)
3. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari sahabat, Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma, bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam berjalan pada suatu tempat lalu mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kuburnya.
Maksudnya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Dua orang (yang berada dalam kubur ini) disiksa, tapi bukan disiksa kerana melakukan dosa besar.”
Baginda Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Ya, salah seorang daripada keduanya itu tidak bersuci dengan bersih setelah berkencing, sementara yang satu pula berjalan (di kalangan manusia) dengan mengadu domba”.”
(Hadis riwayat al-Bukhari)
Bedasarkan al-Qur’an dan hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam, mengadu domba itu adalah haram dan neraka adalah tempat mereka sebagai balasan daripada Allah Subhanahu wa Taala. Adalah menjadi kewajipan kita untuk tidak melakukan perbuatan tersebut dan menolak jika di datangi oleh golongan yang suka melakukan sedemikian.
Cara Menolak Jika Didatangi Oleh Pengadu Domba
1) Jangan mempercayainya, kerana orang yang suka mengadu domba adalah orang yang fasik. Orang yang fasik ialah orang yang ditolak kesaksiannya (syahadah). Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Tafsirnya: “Wahai orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu mengenainya sehingga menyebabkan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan.”
(Surah al-Hujurat: 6)
2) Melarangnya supaya tidak mengadu domba dan menasihatinya serta mencela perbuatannya itu sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:
Tafsirnya: “Suruhlah berbuat kebaikan, serta laranglah dari melakukan perbuatan yang mungkar.”
(Surah al-Luqman:17)
3) Hendaklah membenci perbuatan mengadu domba itu kerana Allah Subhanahu wa Taala. Sesungguhnya perbuatannya itu sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Taala. Maka wajib kita membenci perbuatannya sebagaimana Allah Subhanahu wa Taala membenci perbuatan tersebut.
4) Janganlah bersangka buruk terhadap sesama saudara dalam Islam yang tiada pada ketika itu. Firman Allah Subhanahu wa Taala:
Tafsirnya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang), kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa.”
(Surah al-Hujuraat: 12)
5) Tidak perlu memperbesar-besarkan apa yang disampaikan kepada kamu dengan mengintip atau mencari (keburukan) untuk memastikan (apa yang disampaikan), sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:
Tafsirnya: “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan keaiban orang.”
(Surah al Hujuraat: 12)
6) Jangan kamu menerima apa yang kamu sendiri tidak suka dan melarang dari perbuatannya. Dan jangan disampaikan pula cerita tersebut pada yang lain, contohnya kamu berkata: “Si Fulan memberitahu kepadaku begini”. Perkara seumpama ini juga dianggap sebagai mengadu domba dan mengumpat. Maka dalam keadaan ini, kamu sendiri melakukan apa yang kamu sendiri melarang (orang lain melakukannya).
Peliharalah lidah daripada melakukan perkara-perkara yang ditegah oleh syariat, seperti mengadu domba atau menyebar fitnah kerana ia merosakkan perhubungan sesama insan. Takutlah terhadap balasan mengadu domba itu. Balasannya adalah api neraka sebagaimana yang diperlihatkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam pada malam Isra‘ dan Mi‘raj.


LAYARI LAMAN NI...UNTUK KETERANGAN HADIS@SLIDE
 http://ejournals.ukm.my/islamiyyat/article/viewFile/1920/1516
 http://www.slideshare.net/Frisalia/hadist-pengetian-dan-jenisjenis
http://www.slideshare.net/atiekahpauzi/pengertian-hadis-dan-pembahagiannya

Tiada ulasan: