Sunday, August 26, 2012

MALAIKAT DENGAN SYAITAN

Mengenai Malaikat Bersandarkan Sunnah


1- Jumlah Malaikat - Malaikat adalah makhluk sangat ramai mengikut nas-nas al-Quran dan as-Sunnah. Nabi SAW bersabda: Kemudian saya dibawa naik ke Baitul Ma'mur di situ terdapat 70,000 malaikat masuk ke dalamnya setiap hari dan tidak pernah kembali dari situ sehingga sampai yang terakhir’. (Muslim, no. 162)

2- Sayap Malaikat - Jumlah sayap malaikat berbeza-beza bagi setiap malaikat. FirmanNya: Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap, masing-masing dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaanNya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.” (Fathir: 1)

Dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata: Rasulullah SAW melihat Jibril dalam bentuk asalnya yang memiliki 600 sayap. Setiap sayapnya menutupi ufuk. Dari sayap itu jatuh mutiara dan permata yang berwarna-warni yang hanya diketahui oleh Allah.” (Ahmad, V/3748, Ahmad Syakir berkata sanadnya sahih)

3- Melihat Malaikat - Nabi SAW pernah melihat Jibril dalam bentuk asalnya sebanyak dua kali. Baginda juga pernah melihatnya beberapa kali bentuk seorang lelaki. Para sahabat r.a. pula hanya melihatnya dalam sosok seorang lelaki yang berpakaian sangat putih dan memiliki rambut yang sangat hitam.

4- Dalam beberapa keadaan, malaikat mendekati manusia. Terkadang manusia dapat merasakan keberadaannya, namun tidak melihatnya meskipun ia dapat melihat bekas-bekas yang menunjukkan kehadiran malaikat tersebut. Hal ini pernah berlaku kepada seorang sahabat bernama Usaid bin Hudhair. Dia berkata: "Suatu malam, ketika dia membaca surah al-Baqarah, sementara kudanya terikat di sampingnya, tiba-tiba kuda tersebut melompat-lompat. Maka dia berhenti membaca, kuda itupun menjadi tenang, dan ketika ia mulai lagi, kuda itu melompat-lompat lagi. Lalu dia menamatkan bacaannya kerana puteranya Yahya berada di samping kuda. Dia khuatir jika mungkin kuda itu menginjak anaknya. Ketika dia membawa anaknya itu pergi dia mengangkat kepalanya ke arah langit (di sana dia melihat gugusan awan), hingga akhirnya dia tidak melihatnya lagi. 

Keesokan harinya, Usaid menceritakan (hal tersebut) kepada Nabi SAW, maka baginda bersabda, “Teruskanlah bacaanmu (ketika itu), wahai Ibnu Hudair! Teruskanlah bacaanmu, wahai Ibnu Hudair!” Ibnu Hudair menjawab, “Saya khuatir jika mungkin kuda itu akan menginjak Yahya kerana dia berada dekat dengan kuda itu, lantas aku berhenti (membaca), aku mengangkat kepalaku ke arah langit, tiba-tiba ada semacam awan yang tampak seperti cahaya, lantas ia pergi sampai aku tidak melihatnya lagi." Bersabda baginda, “Apakah kamu tahu apa itu?” Ibnu Hudair menjawab, “Tidak”. Baginda bersabda, “Itu adalah Malaikat yang datang dekat dengan kamu kerana bacaanmu, Seandainya kamu terus melanjutkan bacaanmu, nescaya manusia akan dapat melihatnya seperti itu tanpa menyembunyikan diri dari mereka." (Al-Bukhari, no. 5018)

5- Melihat malaikat dalam wujud asalnya, tidak pernah terjadi pada seorang pun dari umat ini selain Rasulullah SAW. Ini menunjukkan bahawa mereka tidak dapat dilihat oleh manusia. Adapun melihatnya dalam bentuk manusia, hal itu pernah terjadi, seperti yang disebutkan dalam beberapa hadith. Akan tetapi, setiap Muslim wajib untuk berhati-hati agar tidak diperdaya oleh syaitan sehingga dia mengira bahawa apa yang dililhatnya itu adalah malaikat, padahal itu sesungguhnya syaitan yang mengejeknya.

6- Malaikat mengelilingi Makkah dan Madinah - Anas meriwayatkan sebuah hadith dari Nabi SAW, baginda bersabda: "Tidak ada satu pun negeri melainkan akan disinggahi dajal kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada satu pun dari dataran keduanya melainkan terdapat dua baris malaikat yang menjaganya. Kemudian Madinah menggetarkan penghuninya sebanyak tiga kali, lalu Allah mengeluarkan setiap orang kafir dan munafik darinya." (Al-Bukhari, no. 1782, Kitab Fadhailul Madinah)

7- Mengenai Malaikat Harut dan Marut - Ada banyak kisah dan dongeng yang ditulis berkaitan dengan kedua malaikat ini yang kebanyakan diambil dari Ahlul Kitab. Nama kedua malaikat ini disebutkan dalam al-Quran, surah al-Baqarah ayat 102. 

Ibnu Jarir berpendapat bahawa keduanya adalah malaikat yang diturunkan sebagai fitnah (ujian) bagi manusia. Dia berkata: "Diturunkannya sihir itu oleh Allah kepada kedua malaikat tersebut, lalu keduanya mengajarkannya kepada manusia. Perbuatan ini bukanlah dosa kerana keduanya mengajarkan sihir tersebut atas izin Allah, yakni setelah keduanya memberitahukan (manusia) tentang mereka sebagai fitnah (ujian) bagi anak Adam. Keduanya melarang manusia untuk mempelajari dan mengamalkan sihir. Dalam hal ini yang berdosa adalah mereka yang mempelajarinya dari kedua malaikat tersebut lalu mengamalkannya. Sebab Allah telah melarang untuk mempelajari dan mengamalkan sihir. Demikian pula, kedua malaikat tersebut tidak berdosa lantaran mengajarkannnya, sebab keduanya mengetahui sihir kerana Allah yang menurunkannya kepada mereka." (Tafsir Ibnu Jarir, II/422, tahqiq Mahmud Syakir)

8- Nama Izrail - Nama ini tidak disebutkan dalam al-Quran dan hadith sahih, namun disebutkan dalam beberapa atsar para tabiin yang hal ini tidak dapat dijadikan sebagai hujah. Jadi, tidak boleh menamakan Malaikat Maut dengan nama ini kerana penamaan tersebut tidak disandarkan oleh dalil yang sahih, wallahua'lam.

9- Kematian Malaikat - Para ulama’ ahli tafsir menyebutkan bahwa malaikat yang terakhir mati adalah Malaikat Maut. Sedangkan malaikat yang pertama kali dibangkitkan dari kematian adalah Malaikat Israfil, peniup sangkakala.

Ditulis dan disusun oleh Muhammad Abdulloh Suradi
9 Mei 2012
tamanulama.blogspot.com


Beriman Kepada Malaikat

Penyusun: Ummu ‘Umar & Ummu Ziyad
Muroja’ah: Ust. Abu Mushlih Ari Wahyudi
Ukhty sekalian tentu telah mengetahui bahwasanya yang menyampaikan wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Malaikat Jibril. Kemudian pernahkah antunna (kalian) bertanya-tanya, apakah malaikat Allah hanya Jibril, atau adakah malaikat yang lainnya? Dan apa saja tugas mereka? Agar antunna tidak penasaran, mari kita simak ulasan berikut ini.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Keimanan kepada malakat mengandung 4 unsur, yaitu:
Pertama: Mengimani adanya mereka.
Yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan para malaikat. Tidak seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwa malaikat adalah hanya sebuah ‘kata’ yang bermakna konotasi yang berarti kebaikan atau semacamnya. Allah Ta’ala telah menyatakan keberadaan mereka dalam firman-Nya yang artinya: “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiyaa’: 26-27)
Kedua: Mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui, sedangkan malaikat yang tidak diketahui namanya wajib kita imani secara global.
Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya bilangan malaikat dan tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah Ta’ala adalah sebuah hadits shahih yang berkaitan dengan baitul makmur. Di dalam hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya baitul makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan Ka’bah di bumi, setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di dalamnya kemudian apabila mereka telah keluar maka tidak akan kembali lagi.” (HR. Bukhari & Muslim)
Ketiga: Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita ketahui.
Seperti misalnya sifat Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau shallallahu’alaihi wa sallam pernah melihat Jibril dalam sifat yang asli, yang ternyata mempunyai enam ratus sayap yang dapat menutupi cakrawala (HR. Bukhari). Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk, dari sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya Allah sajalah yang mengetahui keindahannya.” (Ibnu Katsir berkata dalam Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad hadits ini bagus dan kuat, sedangkan Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata dalam Al-Musnad bahwa sanad hadits ini shahih)
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa malaikat memiliki sayap dengan berbagai warna. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla dan memberitahukan bentuk Jibril ‘alaihissalaam yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu mempersoalkan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat melihat enam ratus sayap dan bagaimana pula cara beliau menghitungnya? Padahal satu sayap saja dapat menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi hadits tersebut shahih dan para ulama menshahihkan sanadnya maka kita tidak membahas mengenai kaifiyat (bagaimananya), karena Allah Maha Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-Nya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat dibayangkan dan dicerna oleh akal fikiran.”
Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki malaikat memiliki jumlah bilangan yang berbeda-beda. “Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Faathir: 1)
Sifat malaikat yang lain adalah terkadang malaikat itu -dengan kekuasaan Allah- bisa berubah bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan. Demikian juga dengan para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim dan Luth ‘alaihimassalaam, mereka semua datang dalam bentuk manusia. Para malaikat adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Keempat, mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka
Kita mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka yang mereka tunaikan berdasarkan perintah Allah Ta’ala, seperti bertasbih (mensucikan Allah) dan beribadah kepada-Nya tanpa kenal lelah dan tanpa pernah berhenti. Di antara para malaikat, ada yang memiliki tugas khusus, misalnya:
  1. Jibril ‘alaihissalaam yang ditugasi menyampaikan wahyu dari Allah kepada para Rasul-Nya ‘alaihimussalaam.
  2. Mikail yang ditugasi menurunkan hujan dan menyebarkannya.
  3. Israfil yang ditugasi meniup sangkakala.
  4. Malaikat Maut yang ditugasi mencabut nyawa. Dalam beberapa atsar ada disebutkan bahwa malaikat maut bernama Izrail, namun atsar tersebut tidak shahih. Nama yang benar adalah Malaikat Maut sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala yang artinya: “Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu.” (QS. As-Sajdah: 11)
  5. Yang ditugasi menjaga amal perbuatan hamba dan mencatatnya, perbuatan yang baik maupun yang buruk, mereka adalah para malaikat pencatat yang mulia. Adapun penamaan malaikat Raqib dan ‘Atid juga tidak memiliki dasar dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka kita menamakan malaikat sesuai dengan apa yang telah Allah namakan bagi mereka.
  6. Yang ditugasi menjaga hamba pada waktu bermukim atau bepergian, waktu tidur atau ketika jaga dan pada semua keadaannya, mereka adalah Al-Mu’aqqibat.
  7. Para malaikat penjaga surga. Ridwan merupakan pemimpin para malaikat di surga (apabila hadits tentang hal itu memang sah, ed).
  8. Sembilan belas malaikat yang merupakan pemimpin para malaikat penjaga neraka dan pemukanya adalah malaikat Malik.
  9. Para malaikat yang diserahi untuk mengatur janin di dalam rahim. Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah ta’ala mengutus seorang malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalnya dan sengsara atau bahagianya.
  10. Para malaikat yang diserahi untuk menanyai mayit ketika telah diletakkan di dalam kuburnya. Ketika itu, dua malaikat mendatanginya untuk menanyakan kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan nabinya.
Kesalahan-Kesalahan
Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat. Bahkan bisa jadi kesalahan itu membawa kepada kekufuran – na’udzu billahi min dzalik -. Oleh karena itulah, kita berlindung kepada Allah agar tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Beberapa kesalahan yang ada adalah:
  1. Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh inilah yang juga dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari anggapan ini. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, yang artinya, “Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.” (QS. An-Nahl [16]: 57)
  2. Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi ayat-ayat Al-Qur’an, akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri hanya menyembah kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi berbagai kelebihan oleh Allah, mereka tetaplah makhluk Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al A’raaf [7]: 206)
  3. Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh Allah ta’ala dalam Al-Qur’an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut dengan nama Izroil, malaikat pencatat amal dengan Roqib dan ‘Atid.
  4. Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci Allah dari perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk yang diciptakan Allah adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya. Kesalahan anggapan ini adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena menyamakan Allah dengan mahluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan kondisi para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. -na’udzubillah mindzalik-.
Buah Keimanan Kepada Malaikat
Beriman kepada para malaikat memiliki pengaruh yang agung dalam kehidupan setiap mukmin, di antaranya dapat kita sebutkan:
  1. Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya. Sebab keagungan (sesuatu) yang diciptakan (makhluk) menunjukkan keagungan yang menciptakan (al-Khaliq). Dengan demikian akan menambah pengagungan dan pemuliaan seorang mukmin kepada Allah, di mana Allah menciptakan para malaikat dari cahaya dan diberiNya sayap-sayap.
  2. Senantiasa istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah ta’ala. Karena barangsiapa beriman bahwa para malaikat itu mencatat semua amal perbuatannya, maka ini menjadikannya semakin takut kepada Allah, sehingga ia tidak akan berbuat maksiat kepada-Nya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.
  3. Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan kedamaian. Karena sebagai seorang mukmin ia yakin bahwa bersamanya dalam alam yang luas ini ada ribuan malaikat yang menaati Allah dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya.
  4. Bersyukur kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada anak Adam, dimana ia menjadikan sebagian dari para malaikat sebagai penjaga mereka.
  5. Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia ingat Malaikat Maut yang suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut nyawanya. Karena itu, ia akan semakin rajin mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir dengan beriman dan beramal shalih.
Demikianlah sedikit ilmu yang dapat kami sampaikan kepada saudariku. Semoga antunna sekalian menemukan jawaban atas pertanyaan tentang malaikat yang selama ini mungkin menjadi ganjalan dalam benak antunna. Semoga setelah membaca dan merenungkan tentang hakikat malaikat, iman kita menjadi bertambah dan supaya lebih tertanam dalam hati kita, bahwa manusia tidak akan dibiarkan saja tanpa pertanggungjawaban, karena ada malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan kita yang kelak kita akan ditanyai tentangnya… Wallahu a’lam.
Maraji’:
  1. Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan. Darul Haq.
  2. Syarah Ushul Atsalatsah. Syaikh Fauzan. (terjemahan)
  3. Syarh Tsalatsatul Ushul. Syaikh Muhammad ibn Sholih Al ‘Utsaimin.
  4. Penjelasan kitab Kasyfu Syubhat oleh Ustadz Marwan (catatan kajian)
***
Artikel www.muslimah.or.id


Definisi/Pengertian Malaikat, Sifat dan Fungsi Iman Kepada Malaikat Allah SWT - Pendidikan Agama Islam


A. Arti Definisi dan Pengertian Malaikat Allah SWT
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui yaitu antara lain :
1. Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.
2. Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.
3. Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat.
4. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
5. Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
6. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7. Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik manusia ketika hidup.
8. Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk / jahat manusia ketika hidup.
9. Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
10. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.
B. Malaikat Yang Ingin Kita Temui
Yang pasti semua manusia ingin bertemu dengan malaikat izrail yang mencabut nyawa kita dengan lemah lembut tanpa rasa sakit, malaikat munkar dan nakir dengan penampakan yang baik serta lemah lembut dalam menginterogasi kita, malaikat rakib yang memiliki catatan amal baik kita yang tebal, malaikat atid yang hanya memiliki beberapa catatan buruk kita dan malaikat ridwan yang mempersilahkan masuk ke dalam surga yang kekal dan abadi.
Jika anda mau seperti itu, saya yakin anda tahu apa yang anda harus lakukan di dunia.
C. Sifat-Sifat Dasar Malaikat Allah SWT :
1. Pasti selalu patuh pada segala perintah Allah dan selalu tidak melaksanakan apa yang dilarang Allah SWT.
2. Tidak sombong, tidak memiliki nafsu dan selalu bertasbih.
3. Dapat berubah wujud dan menjelma menjadi yang dia kehendaki.
4. Memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman.
5. Ikut bahagia ketika seseorang mendapatkan Lailatul Qadar.
D. Iman Kepada Malaikat Allah
Iman kepada Malaikat adalah yakin dan membenarkan bahwa Malaikat itu ada, diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya / nur.
Fungsi iman kepada Malaikat Allah :
1. Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti melakukan perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi oleh malaikat.
2. Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan dengan bertakwa dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qodar.
3. Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk mengikuti / meniru sifat dan perbuatan malaikat.
4. Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan karena tiap perbuatan baik yang baik maupun yang buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
E. Perbedaan Malaikat dengan Jin, Setan / Syetan dan Iblis
Malaikat terbuat dari cahaya atau nur sedangkan jin berasal dari api atau nar. Malaikat selalu tunduk dan taat kepada Allah sedangkan jin ada yang muslim dan ada yang kafir. Yang kafir adalah syetan dan iblis yang akan terus menggona manusia hingga hari kiamat agar bisa menemani mereka di neraka.
Malaikat tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana yang dipunyai jin. Jin yang jahat akan selalu senantiasa menentang dan menjalankan apa yang dilarang oleh Tuhan Allah SWT. Malaikat adalah makhluk yang baik dan tidak akan mencelakakan manusia selama berbuat kebajikan, sedangkan syetan dan iblik akan selalu mencelakakan manusia hingga hari akhir.
ilmu pengetahuan: 

Qarin | Malaikat dan Jin Pendamping | Apa itu Qarin

Reactions: 
Qarin | Malaikat dan Jin Pendamping

Qarīn (Arab:قرين, Qɑrɪn) adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk kepada malaikat dan jin (golongan setan) yang mendampingi setiap manusia. Istilah ini digunakan didalam Al-Qur'an dan dikatakan bahwa Qarin itu mengikuti manusia sejak lahir hingga mengalami ajalnya. Kedua makhluk itu dianggap sebagai "kembaran setiap manusia."

Menurut keyakinan umat Muslim bahwa, pada umumnya Jin Qarin ini bertugas mendorong dampingannya untuk berbuat kejahatan. Dia membisikkan was-was, melalaikan salat, berat ketika hendak membaca Al-Quran dan sebagainya dan ia bekerja sekuat tenaga untuk menghalang dampingannya membuat ibadah dan kebaikan.

Untuk mengimbangi adanya pendamping jahat, Allah mengutus Malaikat Qarin yang selalu membisikkan hal-hal kebenaran dan mengajak membuat kebaikan. Dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jin Qarin yang mendampingi Muhammad telah memeluk Islam, sehingga Muhammad selalu terjaga dari kesalahan.
Menurut sumber lain pula,

Qarin adalah jin yang dicipta oleh Allah sebagai pendamping manusia. Boleh dikatakan ia sebagai "kembar" manusia. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini pasti ada qarinnya sendiri. Rasulullah s.a.w. sendiri tidak terkecuali. Cuma bezanya, qarin Rasulullah adalah muslim. Manakala yang lainnya adalah kafir.

Pada umumnya qarin yang kafir ini kerjanya mendorong dampingannya membuat kejahatan. Dia membisikkan was-was, melalaikan solat, berat nak baca al-Quran dan sebagainya. Malah ia bekerja sekuat tenaga untuk menghalang dampingannya membuat ibadah dan kebaikan.

Untuk mengimbangi usaha qarin ini Allah utuskan malaikat. Ia akan membisikkan hal-hal kebenaran dan mengajak membuat kebaikan. Maka terpulanglah kepada setiap manusia membuat pilihan mengikut pengaruh mana yang lebih kuat. Walau bagaimanapun orang-orang Islam mampu menguasai dan menjadikan pengaruh qarinnya lemah tidak berdaya. Caranya dengan membaca "Bismillah" sebelum melakukan sebarang pekerjaan, banyak berzikir, membaca al-Quran dan taat melaksanakan perintah Allah.

Rasulullah s.a.w bersabda:
“Tiada seorang pun daripada kamu melainkan sudah diwakili bersamanya Qarin daripada jin dan malaikat. Mereka bertanya: “Engkau juga ya Rasulullah?” Sabdanya: “Ya aku juga ada, tetapi Allah telah membantu aku sehingga Qarin itu dapat ku islamkan dan hanya menyuruh aku dalam hal kebajikan sahaja.”
(Hadith Riwayat Muslim dan Ahmad)

Aisyah r.ha. menceritakan bahawa pada suatu malam Rasulullah s.a.w. keluar dari rumahnya (Aisyah), Aisyah berkata:
"Aku merasa cemburu." tiba-tiba Baginda berpatah balik dan bertanya: "Wahai Aisyah apa sudah jadi, apakah engkau cemburu?" Aku berkata: "Bagaimana aku tidak cemburu orang yang seumpama engkau ya Rasulullah." Sabda Baginda: "Apakah engkau telah dikuasai oleh syaitan?" Aku bertanya: "Apakah aku ada syaitan?" Sabda Baginda: "Setiap insan ada syaitan, iaitu Qarin." Aku bertanya lagi: "Adakah engkau pun ada syaitan ya Rasulullah?" Jawab Baginda: "Ya, tetapi Allah membantuku sehingga Qarinku telah masuk Islam."
Riwayat Muslim)

Di dalam hadis lain daripada Ibnu Umar r.a., sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:
"Aku dilebihkan daripada Nabi Adam a.s. dengan dua perkara, iaitu pertama syaitanku kafir lalu Allah menolong aku sehingga dia Islam. Kedua, para isteriku membantu akan daku tetapi syaitan Nabi Adam tetap kafir dan isterinya membantu ia membuat kesalahan."
(Riwayat Baihaqi)

Ibn Muflih al-Muqaddasi menceritakan:
Suatu ketika syaitan yang mendampingi oran beriman, bertemankan syaitan yang mendampingi orang kafir. Syaitan yang mengikuti orang beriman itu kurus, sedangkan yang megikuti orang kafir itu gemuk. Maka ditanya mengapa engkau kurus, "Bagaimana aku tidak kurus, apabila tuanku masuk ke rumah dia berzikir, makan dia ingat Allah, apabila minum pun begitu." Sebaliknya syaitan yang mengikuti orang kafir itu pula berkata: "Aku sentiasa makan bersama dengannya dan begitu juga minum."

Qarin akan berpisah dengan "kembar"nya hanya apabila manusia meninggal dunia. Roh manusia akan ditempatkan di alam barzakh, sedangkan qarin terus hidup kerana lazimnya umur jin adalah panjang. Walau bagaimanapun, apabila tiba hari akhirat nanti maka kedua-duanya akan dihadapkan ke hadapan Allah untuk diadili. Tetapi qarin akan berlepas tangan dan tidak bertanggungjawab atas kesesatan atau kederhakaan manusia.


والله أعلمُ بالـصـواب
Wallahu’alam bissawab 
dan Allah lebih mengetahui yang sebenar-benarnya
and Allah knows the right

Read more: http://pseudosupra.blogspot.com/2012/06/qarin-malaikat-dan-jin-pendamping-apa.html#ixzz24dzJLEsl

Nabi Idris a.s Bersama Malaikat Izrail

Suatu ketika Nabi Idris a.s telah dikunjungi oleh Malaikat Izrail dan bertanya Nabi Idris a.s katanya: "Hai malaikat Izrail, engkau dantang ini untuk mencabut nyawa atau untuk menziarah?."  Kata Malaikat Izrail aku datang untuk menziarah dengan izin Allah.  Kata Nabi Idris kepada Malaikat Izrail: "Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan kepadamu"  Kata Malaikat Izrail "Kepentingan apa itu?"  Jawab Nabi Idris "Kepentingan denganmu iaitu supaya engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan kembali sehingga aku dapat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratulmaut".  Kata Malaikat Izrail sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang malaikan mendapat izin Allah.  Maka Allah memberi wahyu kepada kepada Malaikat Izrail agar dia mencabut nyata Nabi Idris, maka seketika itu Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris a.s. Maka Malaikat Izrail menangis atas kematian Nabi Idris sambil memohon kepada Allah agar Allah menghidupkan kembali Nabi Idris a.s.
Kemudian Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka Nabi Idris hidup kembali.  Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris as.  "Hai saudaraku, bagaimana rasanya sakaratulmaut itu?.  Kata Nabi Idris a.s "Sesungguhnya rasa sakaratulmaut itu saya umpamakan binatang yang hidup itu dilapah kulitnya (dibuang kulitnya semasa hidup-hidup) dan begitulah rasanya sakaratulmaut bahkan lebih seribu kali sakit." 
Kata Malaikat Maut: "Secara halus dan berhati-hati aku mencabut nyawa yang seperti itu selama-lamanya."  Kemudian Nabi Idris a.s berkata lagi pada Malaikat Maut:  "Hai Malaikat Maut, saya ada keinginan lagi dengan engkau iaitu saya ingin melihat Neraka Jahanam sehingga saya boleh beribadah kepada Allah dengan bersungguh-sungguh setelah melihat belenggu, rantai-rantai dan kala jengking yang menyengat orang-orang yang ada di Neraka Jahanam."  Kata Malaikat Maut "Bagaimana saya boleh pergi ke Neraka Jahanam tanpa izin Allah".
Mala Allah memberi wahyu kepada Malaikat Maut dengan firman: "Pergilah engkau ke Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris a.s".  Malaikat Maut pun pergi ke Neraka Jahanam bersama-sama Nabi Idris kemudian Idris melihat segala macam seksaan yang diciptakan Allah untuk musuh-musuhNya yang berupa belenggu, ratai-rantai daripada neraka dan kala jengking serta ular dengan api-api yang menyala dan kayu zakum dan air yang sangat panas untuk diminum oleh ahli neraka tersebut.  Setelah kembali Nabi Idris berkata lagi kepada Malaikat Maut. "Hai Malaikat Maut, saya ada keinginan lagi dengamu iaitu saya ingin melihat syurga sehingga saya boleh tambah meningkatkan amal ibadah,"  maka Malaikat Maut berkata "Bagaimana boleh saya bersamamu ke dalam syurga tanpa izin Allah."  Maka Allah memberi izin pada Malaikat Maut untuk pergi berdua dan berhenti dekat pintu syurga.
Maka Nabi Idris melihat di dalamnya nampak bermacam-macam nikmat dan istana besar lagi indah dan beberapa anugerah yang berharga, juga tumbuh-tumbuhan serta buah-buahan yang beraneka warna dan rasanya berbeza-beza.  Nabi Idris berkata "Hai saudaraku, saya telah merasakan sakitnya sakaratulmaut, saya telah melihat Neraka Jahanam yang didalamnya bermacam-macam rupa seksaan dan azab neraka maka mohonlah engkau kepada Allah agar Allah mengizinkan saya untuk masuk syurga dan minum airnya agar hilang rasa sakitnya sakaratulmaut di tenggkorakku ini dan juga terhindar daripada seksaan Neraka Jahanam.
Maka Malaikat Izrail minta izin kepada Allah lalu mengizinkannya, kemudian masuklah meraka berdua ke alam syurga lalu keluar.  Kemudian Nabi Idris masuk lagi ke dalam syurga dan meletakkan seliparnya di bawah pokok kayu di dalam syurga.  Maka Nabi Idris berkata kepada Malaikat Izrail "Hai Malaikat Maut, selipar saya tertinggal didalam syurga di bawah pokok kayu, maka kembalikanlah saya kedalam syurga,"  maka Nabi Idris masuk kesyurga dan tidak mahu keluar lagi dari syurga.  Maka berteriaklah Malaikat Izrail memanggil Nabi Idris agar keluar dari syurga.  "Hai Idris, keluarlah engaku dari syurga." Maka Nabi Idris pun tidak mahu keluar Allah SWT telah berfirman "Tiap-tiap orang misti merasakan sakaratul maut, sedang saya sudah merasakan sakaratulmaut. Dan Allah SWT berfirman lagi maksudnya: "Tidak ada diantara kamu sekelian kecuali mereka itu memasuki (neraka/syurga) sedang aku pernah memasuki nerakan dan Allah pun juga berfirman lagi maksudnya: "Dan tidaklah mereka itu dikeluarkannya". (keluar daripada syurga).
"Siapakah yang mengeluarkan saya dari syurga" sedangkan Allah telah memberi wahyu kepada malaikat Maut. "Tinggalkanlah dia (Nabi Idris) sesungguhnya Aku telah memutuskan dia di zaman azali dahulu bahawa sesungguhnya dia (Nabi Idris) tergolong ahli dan penghuni syurga."
Dan Allah telah berfirman kepada rasul-rasulNya tentang kisah Nabi Idris dalam firmanNya yang bermaksud. "Dan ingatlah olehmu cerita-cerita dalam kitab Nabi Idris a.s dan seterusnya."

Kitab Durrotun Naasihiin

Apa itu SYAITAN? Benarkah wujud syaitan? Bagaimana dan di mana syaitan?

Post by Temma

Aku berlindung dengan Allah dari syaitan yang direjam. Iblis Azazil nekad untuk menjadi penderhaka, lalu dia meminta supaya Allah s.w.t. panjangkan umurnya hingga ke hari kiamat iaitu selagi wujudnya manusia.

Dia (Iblis) berkata(Al-Israk:62):

“Terangkan kepadaku inikah orang yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, nescaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil.” Permintaannya diperkenankan. Allah s.w.t. murka kepada syaitan laknatullah di atas sifatnya yang sombong, degil dan dengki.

Firman Allah: “Pergilah, siapa di antara mereka yang mengikuti kamu maka sesungguhnya neraka jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.” Lalu Iblis Azazil dihalau dari syurga.

Allah berfirman (Shaad:77-78):

“Kalau demikian, keluarlah engkau dari syurga, kerana sesungguhnya engkau adalah makhluk yang direjam. Dan sesungguhnya engkau ditimpa laknat-Ku terus menerus hingga ke hari kiamat.

Alam syaitan yang ghaib itu berpusat di empayar Iblis. Iblis laknatullah mengetuai kerajaannya selaku maharaja hingga ke hari kiamat. Ianya tiada pilihanraya di mana ada syaitan yang mencabar kerusinya. Iblis duduk di singgahsana memberi arahan dan terima laporan daripada syaitan yang berkhidmat untuknya, persis seorang presiden sebuah negara. Iblis mempunyai barisan menteri kanan yang setiap satunya mempunyai kerajaan tersendiri yang bernaung di bawah empayar Iblis.

Lima menteri kanan itu terdiri daripada anak-anaknya sendiri. Mari kita mengenali menteri-menteri ini:

1. Dasim

Malaun ini dikatakan anak emas Iblis laknatullah. Kenapa? Dasim serta seluruh rakyat kerajaannya berperanan memutuskan ikatan perkahwinan. Iblis sangat benci, berang dan dengki setiap kali ijab kabul dilafazkan. Si laknat ini tidak mengenal erti putus asa dalam menimbulkan rasa benci dan marah antara suami isteri. Apabila lafaz talak dijatuhkan, maka itulah kemuncak kegemilangan bagi kerajaan Dasim yang terkutuk.

2. Al-A’war

Membentuk dan memudahkan laluan zina dan keruntuhan moral ialah tugas kementerian si durjana ini. Gembiralah Iblis apabila zina berleluasa dan lahir anak-anak luar nikah, kerana itu petanda keturunan Adam pincang.

3. Maswath

Anak Iblis yang satunya ini merupakan pakar jurusan menipu. Dia dan pengikutnya sentiasa membisikkan fitnah, khabar angin dan penipuan sehingga tersebar luas dalam kelompok manusia. Permusuhan dan sangka buruk sesama manusia merupakan matlamat hidupnya.

4. Zalnabur

Si terkutuk ini pula dan kakitangannya berkeliaran menghasut manusia hingga tercetusnya caci-maki, pertengkaran dan pembunuhan. Pusat operasinya adalah di tempat-tempat tumpuan orang ramai, seperti di pasar atau shopping mall.

5. Tsaba

Geng syaitan ini memburu orang yang ditimpa musibah atau masalah. Mangsa banjir, mangsa tanah runtuh, mangsa rogol mahupun mereka yang kematian orang tersayang termasuk dalam senarai ‘most wanted’ Tsaba. Mempraktikkan strategi yang menimbulkan buruk sangka terhadap Allah, manusia yang terpedaya akan mengeluh atas takdir diri dan menyalahkan Allah s.w.t. atas semua yang terjadi.

Tidak ada yang terlepas dari gangguan syaitan kecuali mereka yang dilindungi Allah s.w.t. Sebenarnya sejak dilahirkan, setiap bayi ditemani seekor syaitan bernama ‘qarin’ (syaitan ini umpama ‘baby sitter’ berbanding syaitan-syaitan lain yang mempunyai tugas tersendiri). Hanya selepas nyawa terpisah dari badan, tugas ‘qarin’ dikira beres.

Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Tangisan bayi ketika kelahirannya (adalah akibat perbuatan jahat) dari syaitan.” (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah r.a.)

“Setiap anak Adam pasti akan ditusuk di bahagian tepi (badannya) dengan jari-jarinya (Iblis) ketika dilahirkan, melainkan Isa bin Maryam sahaja. Iblis telah cuba melakukan tusukan tetapi tusukannya telah terhalang”. (Riwayat Al-Bukhari daripada Abu Hurairah r.a.)

renung2kan & slamat bramal..
 Apa itu Jin?
BERIMAN KEPADA YANG GHAIB
Beriman kepada yang ghaib adalah termasuk salah satu asas dari akidah Islam, bahkan ianya merupakan sifat yang pertama dan utama yang dimiliki oleh Allah S.W.T. Justeru itu, bagi setiap orang Muslim, mereka wajib beriman kepada yang ghaib, tanpa sedikitpun ada rasa ragu. Dalam perkara ini Ibn Mas'ud mengatakan: Yang dimaksudkan dengan yang ghaib itu ialah segala apa saja yang ghaib dari kita dan perkara itu diberitahukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu juga jin. Jin termasuk makhluk ghaib yang wajib kita imani, kerana banyak ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadis Nabi yang menerangkan tentang wujudnya.


Walaupun jin itu tidak dapat dilihat, maka bukanlah bererti ia tidak ada. Sebab berapa banyaknya sesuatu yang tidak dapat kita lihat di dunia ini, akan tetapi benda itu ada. Angin misalnya, kita tidak dapat melihatnya, tetapi hembusannya dapat kita rasakan. Begitu juga roh yang merupakan hakikat dari kehidupan kita, kita tidak dapat melihatnya serta tidak dapat mengetahui tentang hakikatnya akan tetapi kita tetap meyakini wujudnya.
APAKAH ITU JIN?
Jin adalah nama jenis, bentuk tunggalnya adalah Jiniy ( dalam bahasa arab dahulu kala, dan Genie dalam bahasa Inggeris ) yang ertinya "yang tersembunyi" atau "yang tertutup" atau "yang tak terlihat". Hal itulah yang memungkinkan kita mengaitkannya dengan sifat yang umum "alam tersembunyi", sekalipun akidah Islam memaksudkannya dengan makhluk-makhluk berakal, berkehendak, sedar dan punya kewajipan, berjasad halus and hidup bersama-sama kita di bumi ini. Dalam sebuah hadith dari Abu Tha'labah yang bermaksud : "Jin itu ada tiga jenis iaitu : Jenis yang mempunyai sayap dan terbang di udara, Jenis ular dan jengking dan Jenis yang menetap dan berpindah-pindah."

AWAL PENCIPTAAN JIN
Allah S.W.T. menciptakan jin sebelum menciptakan manusia, dengan selisih waktu yang lama bila dikiaskan pada manusia mahupun jin sendiri. Allah S.W.T. berfirman ( maksudnya ) : "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering ( yang berasal ) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin, sebelum itu dari api yang sangat panas. ( Surah Al-Hijr: 26-27 ).

BAGAIMANA JIN DAN SYAITAN HIDUP
Jin adalah makhluk yang sangat banyak sekali penduduknya, boleh dikatakan sama bilangan penduduk bumi sebanyak 5 bilion. Jarang ada suatu tempat di bumi ini yang tidak diduduki oleh jin, baik di daratan, lautan mahupun udara. Dunia mereka seperti dunia kita : Ada negara, kerajaan, berbagai bangsa & kabilah, penguasa dan rakyat jerata. Agama mereka pun tidak berbeza dengan agama manusia. Diantara mereka, alhamdulillah, ada yang Muslim dan memperoleh hidayah dari Allah S.W.T. Yang lain, beragama Masehi, Hindu, Buddha, penyembah berhala dan penganut ajaran komunis.
TEMPAT TINGGAL JIN
Makhluk jin lebih mengutamakan untuk tinggal di tempat-tempat yang sunyi dan sepi dari manusia seperti di padang pasir. Ada yang tinggal di tempat-tempat kotor seperti di tempat pembuangan sampah kerana mereka memakan makanan lebihan manusia.
Ada juga mereka yang tinggal bersama manusia iaitu di dalam rumah. Abu Bakar bin Ubaid meriwayatkan: "Pada setiap rumah kaum muslimin ada jin Islam yang tinggal di atapnya, setiap kali makanan diletakkan, maka mereka turun dan makan bersama penghuni rumah."

Jin juga menjadikan tandas sebagai tempat tinggalnya. Rasullullah s.a.w. telah bersabda: "Sesungguhnya pada tiap-tiap tempat pembuangan kotoran ada didatangi jin, kerana itu bila salah seorang kamu datang ke tandas maka hendaklah ia mengucapkan doa: " Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari jin lelaki dan perempuan" (HR. Abu Dawud)
Jin juga sangat suka tinggal di lubang-lubang. Oleh kerana itu dalam sebuah hadis dijelaskan yang maksudnya: "Janganlah kamu kencing dilubang."
(HR. An-Nas'i)
KERAJAAN IBLIS
Iblis mempunyai kerajaan yang sangat besar. Ada menteri-menteri, pemerintahan dan pejabat-pejabat. Iblis juga mempunyai wakil-wakil, lima di antaranya wajid diwaspadai :
  • Yang pertama, menurut kalangan Jin, bernama Tsabar. Dia selalu mendatangi orang yang sedang kesusahan atau ditimpa musibah, baik kematian isteri, anak ataupun kaum kerabat. Kemudian dia melancarkan bisikannya dan menyatakan permusuhannya kepada Allah. Diucapkannya, melalui mulut orang yang ditimpa musibah itu, keluh-kesah and caci-maki terhadap ketentuan Allah atas dirinya.
  • Yang kedua, namanya ialah Dasim. Syaitan inilah yang selalu berusaha dengan sekuat tenaganya untuk mencerai-beraikan ikatan perkahwinan, membuat rasa benci antara satu sama lain di kalangan suami-isteri, sehingga menjadi penceraian. Dia adalah anak kesayangan Iblis di wilayah kerajaannya yang sangat besar.
  • Yang ketiga, namanya ialah Al-A'war. Dia dan seluruh penghuni kerajaannya, adalah pakar-pakar dalam urusan mempermudah terjadinya perzinaan. Anak-anaknya menghiaskan indah bahagian bawah tubuh kaum wanita ketika mereka keluar rumah, khususnya kaum wanita masa kini, betul-betul menggembirakan Iblis di kerajaan yang besar. Segala persoalan yang menyangkut keruntuhan moral dan perzinahan berurusan dengan pejabat besar mereka.
  • Yang keempat, namanya ialah Maswath, pakar dalam menciptakan kebohongan-kebohongan besar mahupun kecil. Bahkan kejahatan yang dia dan anak-anaknya lakukan sampai pada tingkat dia memperlihatkan diri dalam bentuk seseorang yang duduk dalam suatu pertemuan yang disenggarakan oleh manusia, lalu menyebarkan kebohongan yang pada gilirannya disebarkan pula oleh manusia.
  • Yang kelima, namanya ialah Zalnabur. Syaitan yang satu ini berkeliaran di pasar-pasar di seluruh penjuru dunia. Merekalah yang menyebabkan pertengkaran, caci-maki, perselisihan dan bunuh-membunuh sesama manusia.
Untuk menghindarinya hendaklah mengucapkan :


Aku berlindung kepada Allah dari gangguan syaitan, ( ** Sebutkan namanya : Tsarbar / Dasim / Al-A'war / Maswath / Zalnabur ) yang terkutuk, serta pengikut-pengikut dan anak-anaknya.
Menurut buku Asy-Syibli meriwayatkan sebuah riwayat dari Zaid bin Mujahid yang mengatakan bahawa, "Iblis mempunyai lima anak, yang masing-masing diserahkan urusan-urusan tertentu. Kemudian dia memberi nama masing-masing anaknya : Tsabar, Dasim, Al-A'war, Maswath dan Zalnabur."
KUMPULAN-KUMPULAN JIN
Jin juga seperti manusia yang inginkan nama dan keturunan dan hidup berpuak-puak. Puak dan kumpulan jin terlalu banyak dan bercakap dalam berbagai-bagai loghat dan bahasa. Ada sesetengah ulama membahagikan Jin kepada beberapa kumpulan, antaranya ialah :-
  • Kumpulan yang menunggu kubur
  • Kumpulan yang menunggu gua
  • Kumpulan yang menunggu mayat
  • Kumpulan yang menunggu air mata air
  • Kumpulan yang menunggu tasek, kolam, telok, kuala, pulau dan sebagainya.
PEMIMPIN-PEMINPIN JIN
Jin juga mempunyai pemimpin dan kerajaannya tersendiri. Antaranya ialah :-
  • Raja Jin Alam bawah yang kafir ialah seperti Mazhab, Marrah, Ahmar, Burkhan, Syamhurash, Zubai'ah dan Maimon.
  • Empat Raja Jin Ifrit ( Jin yang paling jahat ) yang mempunyai kerajaan yang besar yang menjadi menteri kepada Nabi Allah Sulaiman a.s. ialah seperti Thamrith, Munaliq, Hadlabaajin dan Shughal.
  • Raja Jin Alam atas yang Islam pula ialah Rukiyaail, Jibriyaail, Samsamaali, Mikiyaail, Sarifiyaali, 'Ainyaail dan Kasfiyaail.
  • Raja Jin yang menguasai segala Jin tersebut bernama THOTHAMGHI YAM TA LI. Manakala Malaikat yang mengawal kesemua Jin-Jin di atas bernama Maithotorun yang bergelar QUTBUL JALALAH.
JENIS-JENIS JIN
  1. Iblis bapa dan pujaan kepada semua jenis Jin, Iblis dan Syaitan.
  2. Asy-Syaitan - Syaitan-Syaitan
  3. Al-Maraddah - Peragu-peragu ( was-was )
  4. Al-Afrit - Penipu-penipu
  5. Al-A'waan - Pelayan-pelayan
  6. Al-Tayaaruun - Penerbang-penerbang
  7. Al-Ghawwaasuun - Penyelam-penyelam
  8. At-Tawaabi - Pengikut-pengikut ( pengekor )
  9. Al-Qurana - Pengawan-pengawan
  10. Al-Ummaar - Pemakmur.
ANAK2 IBLIS YANG MEMPUNYAI KERAJAAN YANG BESAR
  1. Thubar - Merasuk manusia yang ditimpa musibah dan bala.
  2. Daasim - Merasuk manusia untuk menceraikan ikatan siratulrahim, rumahtangga, keluarga sahabat-handai, jemaah dan sebagainya.
  3. Al-'Awar - Merasuk manusia supaya meruntuhkan akhlak, berzina, minum arak, liwat, berjudi dan sebagainya.
  4. Zalanbuur - Merasuk manusia dengan api permusuhan dan pembunuhan.
GELARAN-GELARAN JIN DALAM ISTILAH ORANG MELAYU
Jin menurut orang-orang Melayu mempunyai beberapa nama dan gelaran menurut perwatakan dan rupa bentuk penjelmaan mereka. Kebanyakan nama Jin-Jin itu dimulai dengan hantu. Hantu-hantu tersebut sebenarnya adalah terdiri daripada golongan Jin, cuma di kalangan orang Melayu, menganggap hantu itu adalah makhluk yang berbeza daripada Jin. Antara Jin-Jin yang popular di kalangan masyarakat Melayu ialah :-
  • (a.) - Hantu Raya
  • (b.) - Hantu Toyol
  • (c.) - Hantu Pelesit
  • (d.) - Hantu Kubur
  • (e.) - Hantu Jerangkung
  • (f.) - Hantu Galah
  • (g.) - Hantu bungkus
  • (h.) - Hantu Bidai
  • (i.) - Harimau Jadian
  • (j.) - Hantu Pontianak
  • (k.) - Hantu Langsuir
  • (l.) - Hantu Air
  • (m.) - Hantu Pari
  • (n.) - Hantu Laut
  • (o.) - Jin Tanah
  • (p.) - Hantu Pochong
  • (q.) - Hantu Pari-Pari
  • (r.) - Jembalang Tanah
  • (s.) - Hantu Polong
  • (t.) - Harimau Penanggal
  • (u.) - Hantu Bukit
  • (v.) - Hantu Punjut
  • (w.) - Hantu Bawah Tangga
  • (x.) - Hantu Kum-Kum
  • (y.) - Hantu Mati Dibunuh
  • (z.) - Hantu Kopek ( Tetek )
  • (zz) - Hantu Tengelong
MUKHANNATS ADALAH ANAK JIN ATAU SYAITAN
Ketahuilah, apabila seorang lelaki mencampuri isterinya ketika sedang haid, maka syaitan mendahuluinya. Ketika si isteri hamil dan melahirkan, maka yang lahir itu adalah al-mukhannats, iaitu anak-anak jin. Nuthfahnya akan rosak, bahkan boleh membuat si lelaki dan perempuan itu menderita penyakit. Sesungguhnya Allah s.w.t. melarang kita untuk mencampuri isteri-isteri kita yang sedang haid. Barangsiapa melakukan itu, dialah yang bertanggungjawab terhadap akibatnya, dan lebih dari itu dia pulalah yang akan menerima akibatnya jika dari hubungan tersebut lahir mukhannats. Rasanya, itu adalah balasan yang setimpal belaka.

9 ANAK-ANAK SYAITAN YANG LAINNYA
  • ZALITUUN : Duduk di pasar/kedai supaya manusia hilang sifat jimat cermat. Menggoda supaya manusia berbelanja lebih dan membeli barang-barang yang tidak perlu.
  • WATHIIN : Pergi kepada orang yang mendapat musibah supaya bersangka buruk terhadap Allah.
  • A'AWAN : Menghasut sultan/raja/pemerintah supaya tidak mendekati rakyat. Seronok dengan kedudukan/kekayaan hingga terabai kebajikan rakyat dan tidak mahu mendengar nasihat para ulama.
  • HAFFAF : Berkawan baik dengan kaki botol. Suka menghampiri orang berada di tempat-tempat maksiat ( i.e. disko, kelab malam & tempat yang ada minuman keras )
  • MURRAH : Merosakkan dan melalaikan ahli dan orang yang sukakan muzik sehingga lupa kepada Allah. Mereka ini tenggelam dalam keseronokan dan glamour etc.
  • MASUUD : Duduk dibibir mulut manusia supaya melahirkan fitnah, gosip, umpatan dan segalaapa sahaja penyakit yang mula dari kata-kata mulut.
  • DAASIM ( Berilah Salam sebelum masuk ke rumah ) : Duduk di pintu rumah kita. Jika tidak memberi salam ketika masuk ke rumah, Daasim akan bertindak agar berlaku keruntuhan rumahtangga. (suami-isteri bercerai-berai, suami bertindak ganas, memukul isteri, isteri hilang pertimbangan menuntut cerai, anak-anak didera dan perbagai bentuk kemusnahan rumahtangga).
  • WALAHAAN : Menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia khususnya ketika berwudhuk dan solat dan menjejaskan ibadat-ibadat kita yang lain.
  • LAKHUUS : Merupakan sahabat orang Majusi yang menyembah api dan matahari.

    Apa itu jin dan perbezaanya dengan syaitan


    1) Jin berasal dari Jan (Bapak Jin) dan gelarannya Azazil. Dicipta dari api (biru), dan telah beramal puluh ribu tahun lamanya .
    2) Apabila Allah swt. memerintahkannya supaya tunduk menghormati Nabi Adam, mereka telah ingkar. Allah swt. melaknat dan perintah turun ke bumi. Jin terbahagi kepada dua iaitu Jin Islam dan Syaitan. Jin Islam pula terbahagi kepada dua iaitu Jin Islam(Soleh) dan Jin Tidak Islam (Tidak Soleh). Syaitan yang turun kesemuanya jahat (tidak Islam).
    4) Makanannya dari Api (Asap). Itu sebab orang-orang Melayu dilarang mengunakan kemenyan kerana Jin paling suka dengan asap yang busuk. Tetapi orang-orang melayu ini degil, suka sangat dengan asap kemenyan. Beliau
    menambah, orang-orang yang suka hisap rokok itu, adik-beradik jin lah tuu.
    5) Tempat tinggal Jin seperti di awan, sungai, hutan, lombong, laut, tempat-tempat tinggi (KLCC), tandas dan kubur.
    6) Beliau menasihat apabila ingin buang air di perjalanan (contohnya jalanraya), perlu baca ” SalaMun, ‘Ala Sulaiman, Fil ‘alamin.” Mengikut sirahnya jin sangat takut dengan Nabi Sulaiman. Orang-orang Melayu suka sangat membaca ucapan, “Ampun Datuk, Anak cucu tumpang lalu” Masa bila pulak jin dapat pangkat datuk. Dan masa bila pula, kita jadi cucu cicit jin.
    7) Jin tidak mengetahui akan alam ghaib, itu sebab jika ada dukun atau bomoh yang tahu menilik-nilik nasib, pembohong….” Sirahnya apabila Nabi Sulaiman, memerintahkan jin untuk membina istananya, sehingga Nabi Sulaiman meninggal pun jin tidak perasan/tahu.
    Semasa itu Nabi Sulaiman duduk di kerusinya dengan tongkat kayu. Dan jin tekun membuat kerja di hadapan-nya. Sehingga anai-anai memakan tongkatnya dan tongkat tersebut reput dan jatuh serta Nabi Sulaiman pun jatuh, maka barulah tahu oleh jin bahawa Nabi Sulaiman telah mangkat.
    Manusia juga dilarang membuang air di lombong-lombong yang airnya tenang, terutama di waktu tengah malam. Jin suka mandi di situ, waktu itu. Di larang juga buang air di lubang-lubang (tanah).
    9) Rumah-rumah yang lama tidak berpenghuni atau rumah yang baru siap belum duduk lagi, jin suka tinggal di situ. Sebelum duduk rumah baru, di galakkan membaca surah Al-Baqarah, sehingga habis. Jin lari selama 3 hari. Tidak perlu tepung tawar bagai…. orang melayu suka sangat menepung tawar !!!
    10) Jika budak menangis tengah-tengah malam, azankan 7-10 kali, jika tidak bacakan ayat Kursi dengan cara 9 kali henti (tekniknya) sebab beliau pernah jumpa orang yang di rasuk.
    UST. HJ. ISMAIL KAMUS
    7 Tipudaya Syaitan ke Atas Umat Islam
    hafiz firdaus abdullah

     

    BAB KEEMPAT: TUJUH TIPU DAYA SYAITAN KE ATAS UMAT ISLAM

    Dalam Bab Kedua kita telah mempelajari empat objektif utama syaitan ke atas manusia, iaitu:
    1. Menyesatkan manusia.
    2. Mengkafirkan manusia.
    3. Memusyrikkan manusia.
    4. Menjadikan manusia penghuni neraka.
    Untuk mencapai objektif ini, syaitan memiliki pelbagai ciri dan kemampuan sebagaimana yang telah kita pelajari dalam Bab Ketiga. Dalam bab ini pula kita akan mempelajari bagaimana syaitan menggunakan ciri-ciri dan kemampuan tersebut ke atas umat Islam untuk mencapai objektifnya.
    Terdapat dua kaedah yang digunakan oleh syaitan untuk mencapai salah satu atau lebih dari empat objektifnya, iaitu:
    Kaedah Pertama: Gangguan Secara Terus.
    Kaedah ini lazimnya digunakan terhadap orang yang lemah penghayatan agamanya atau yang mengabaikan agamanya. Syaitan secara terus akan mengajaknya kepada kemungkaran yang jelas lagi diketahui ramai seperti minum arak, berzina, berjudi dan sebagainya. Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan kaedah syaitan yang pertama ini:
    Dan janganlah kamu ikut jejak langkah syaitan; kerana sesungguhnya syaitan itu
    ialah musuh yang terang nyata bagi kamu.
    Ia hanya menyuruh kamu melakukan kejahatan dan perkara-perkara yang keji,
    dan (menyuruh) supaya kamu berkata (dusta) terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui.
    [al-Baqarah 2:168-169]
    Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menurut jejak langkah syaitan;
    dan sesiapa yang menurut jejak langkah syaitan,
    maka sesungguhnya syaitan itu sentiasa menyuruh
    (pengikut-pengikutnya) melakukan perkara yang keji dan perbuatan yang mungkar.
    [al-Nur 24:21]
    Kaedah Kedua: Gangguan Secara Tipu Daya.
    Kaedah ini lazim ditujukan kepada orang yang memiliki penghayatan agama atau berminat untuk meningkatkan penghayatan agamanya. Bagi orang seperti ini, kaedah gangguan secara terus jarang digunakan kerana mereka sudah mengetahui keharaman arak, judi dan zina. Maka syaitan menggunakan kaedah tipu daya, iaitu menggunakan pelbagai helah dan muslihat untuk menipu manusia sehingga akhirnya tercapai objektifnya. Tipu daya ini sukar untuk dikesan, bahkan orang yang mengalaminya merasai bahawa dia sedang berada di atas hidayah dan kebenaran.
    Insya-Allah dalam Bab Keempat ini saya akan menyenaraikan tipu daya-tipu daya yang dimaksudkan, diikuti dengan beberapa contoh bagaimana syaitan menjalankan setiap dari tipu daya tersebut. Perkara penting yang perlu diingatkan di sini ialah cara syaitan menjalankan tipu dayanya tidak terhad kepada contoh yang saya beri. Para pembaca sekalian hendaklah bijak mengkaji dan menganalisa untuk mengetahui cara-cara lain syaitan menggunakan sesuatu tipu dayanya.
      
    Tipu Daya # 1: Menakutkan Umat Islam.
    Tipu daya yang pertama ini dapat kita pelajari dari ayat berikut:
    Sesungguhnya yang demikian itu ialah syaitan
    yang menakut-nakutkan (kamu terhadap) penolong-penolongnya.
    Oleh itu, janganlah kamu takut kepada mereka,
    tetapi takutlah kepada-Ku (Allah) jika betul kamu orang-orang yang beriman.
    [‘Ali Imran 3:175]
    Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan tipu daya syaitan yang menakut-nakutkan umat Islam daripada berhadapan dengan musuh dalam Perang Uhud. Lalu Allah mengingatkan umat Islam agar tidak takut kepada musuh, sebaliknya takutlah kepada-Nya.
    Pengajaran penting dari ayat ini ialah tipu daya syaitan untuk meresapkan perasaan takut ke dalam hati dan fikiran manusia. Perasaan takut ini tidak terhad kepada menghadapi musuh dalam peperangan, tetapi meluas kepada pelbagai urusan lain. Antaranya ialah menuntut ilmu.
    Syaitan mengetahui bahawa untuk mencapai salah satu atau lebih dari empat objektifnya, ia perlu terlebih dahulu menjauhkan umat Islam dari ilmu berkenaan agama mereka. Syaitan mengetahui bahawa jika umat Islam menguasai ilmu agama, khususnya al-Qur’an dan al-Sunnah, amatlah sukar baginya untuk menyesat, mengkafir, memusyrik dan menjadikan umat Islam penghuni neraka. Oleh kerana syaitan tidak dapat menghapuskan al-Qur’an dan al-Sunnah, ia beralih kepada menjauhkan umat Islam dari al-Qur’an dan al-Sunnah.
    Caranya? Lakukan tipu daya untuk menakutkan umat Islam dari menghampiri al-Qur’an dan al-Sunnah. Takutkan mereka dari menelaah al-Qur’an dan al-Sunnah. Takutkan mereka dari mendengar atau membaca sesuatu sumber ilmu yang dipenuhi dengan dalil-dalil al-Qur’an dan al-Sunnah. Untuk menakutkan umat Islam dari ilmu agama, syaitan memiliki 3 bisikan yang amat masyhur:
    Bisikan Pertama:
     “Siapa menuntut ilmu tanpa guru maka dia menuntut ilmu dengan syaitan”.
    Bisikan ini amat masyhur sehingga ia berjaya menakutkan ramai umat Islam dari menuntut ilmu tentang agama mereka. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai sebuah hadis.
    Sebenarnya berguru memang penting dalam Islam. Maksud berguru ialah seorang yang rendah ilmunya menuntut daripada seorang yang lebih tinggi ilmunya. Cara atau sarana berguru boleh berbeza-beza seperti pembacaan, menonton program di TV, mendengar rakaman, berdialog di internet dan duduk berhadapan (face to face). Oleh itu, sebagai contoh, jika seseorang sedang membaca buku Imam al-Nawawi rahimahullah, bererti dia sedang berguru dengan beliau.
    Akan tetapi syaitan telah masuk campur merosakkan maksud berguru. Ia membataskannya kepada berguru secara berhadapan sahaja (face to face). Syaitan mengetahui bahawa dengan pembatasan ini, ramai umat Islam tidak akan dapat menuntut ilmu. Ini kerana masing-masing sibuk dengan kuliah, kerja dan keluarga sehingga sukar untuk duduk berhadapan dengan guru kecuali untuk beberapa ketika. Selain itu sukar pula untuk mencari guru yang berilmu, amanah dan jujur untuk berguru secara face to face dengannya. Maka setelah melakukan pembatasan tersebut, syaitan menakutkan orang ramai bahawa jika mereka menuntut ilmu tanpa guru, yakni tanpa face to face dengan seorang guru, maka orang itu sedang menuntut ilmu dengannya.
    Bisikan syaitan ini dapat dilawan dengan penjelasan bahawa sesiapa yang menuntut ilmu dengan apa jua cara, asalkan ikhlas demi memperbaiki agamanya, maka yang akan menjadi gurunya bukan syaitan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah berjanji di dalam al-Qur’an:
    Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh
    kerana memenuhi kehendak agama Kami,
    sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami;
    dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah
    adalah berserta orang-orang yang berusaha
    membaiki amalannya.
    [al-Ankabut 29:69]
     
    Bisikan Kedua:
    “Anda perlu menguasai bahasa arab terlebih dahulu. Tidak boleh belajar agama tanpa bahasa arab.”
    Melalui bisikan ini syaitan sekali lagi dapat menakutkan orang ramai dari menuntut ilmu agama. Melalui bisikan ini ramai yang menggunakan masa dan tenaga yang dia miliki untuk belajar bahasa Arab. Bertahun-tahun belajar tetapi yang diketahui hanya sekadar “Aina anta?”
    Sebenarnya pada masa kini, penguasaan bahasa Arab tidak perlu menjadi prioriti untuk menuntut ilmu agama. Ini kerana sudah terdapat banyak buku-buku bahasa Arab yang sudah diterjemah ke bahasa Malaysia, Indonesia dan Inggeris. Selain itu terdapat juga buku-buku dalam bahasa Malaysia, Indonesia dan Inggeris yang dikarang oleh penulis yang menguasai bahasa Arab dengan baik. Buku ini mewakili pelbagai subjek seperti aqidah, tafsir, hadis, fiqh, akhlak dan lain-lain. Semua ini memudahkan kita menuntut ilmu agama tanpa perlu menguasai bahasa Arab.
    Dalam konteks ini, orang-orang yang ingin menuntut ilmu agama boleh dibahagikan kepada dua kumpulan:
    1. Mereka yang memberi tumpuan kepada mempelajari bahasa Arab. Kumpulan ini lazimnya mengambil masa beberapa tahun belajar bahasa Arab dengan hajat ingin dapat membaca kitab-kitab klasik[1] seperti Tafsir al-Qurtubi dan Syarh Shahih Muslim bi al-Nawawi. Setelah beberapa tahun, segelintir di antara mereka ada yang berjaya. Namun kebanyakan yang lain gagal. Dalam masa beberapa tahun tersebut, mereka masih jahil tentang agama dan jahil juga tentang bahasa Arab. Akhirnya mereka kecewa dan putus asa dari ingin menuntut ilmu agama.
    2. Mereka yang memberi tumpuan kepada mempelajari ilmu-ilmu agama dari sumber bahasa yang mereka fahami. Dalam masa beberapa tahun, kumpulan ini sudah menguasai aqidah yang tulen, fiqh perbandingan antara empat mazhab dan akhlak yang selari dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka juga menguasai ilmu tafsir, hadis, fiqh dan lain-lain. Setelah itu mereka mula memberi tumpuan kepada mempelajari bahasa Arab.
    Ini kerana pada tahap awal proses menuntut ilmu, bahasa Arab tidak penting. Akan tetapi pada tahap seterusnya, bahasa Arab menjadi penting untuk mereka melanjutkan kajian kepada sumber-sumber yang belum diterjemahkan. Bahasa Arab juga menjadi penting dalam rangka menjawab orang-orang yang kononnya ahli dalam bahasa Arab tetapi sengaja mengubah terjemahan ayat al-Qur’an, hadis atau perkataan ulama’ silam dalam kuliah atau tulisan mereka demi membenarkan pandangan mereka yang menyesatkan.
    Oleh kerana kumpulan ini sudah memiliki penguasaan dalam sesuatu subjek, mudah untuk mereka menelaah subjek tersebut dari sebuah kitab berbahasa Arab. Sebagai contoh, sebuah kitab fiqh klasik dalam bahasa Arab akan mudah ditelaah oleh orang yang mahir dalam subjek fiqh sekali pun dia belum mahir dalam bahasa Arab. Berbeza dengan orang yang mahir dalam bahasa Arab tetapi lemah dalam subjek fiqh, dia akan mengalami kesukaran untuk menelaahnya.
    Ringkasnya, menguasai bahasa Arab tidak menjanjikan penguasaan dalam ilmu-ilmu agama, apatah lagi penghayatannya. Syaitan telah berjaya menakut-nakutkan umat Islam dari menuntut ilmu-ilmu agama dengan meletakkan syarat penguasaan bahasa Arab terlebih dahulu. Lawanlah tipu daya syaitan ini dengan menuntut ilmu-ilmu agama dalam apa jua bahasa. Prioriti anda ialah aqidah dan asas-asas agama seperti ilmu berkenaan al-Qur’an dan al-Sunnah. Seterusnya ia diikuti dengan ibadah dan akhlak. Kemudian apabila anda memiliki masa dan tenaga yang lebih, berilah tumpuan kepada bahasa Arab.
     
    Bisikan Ketiga:
    “Saya takut hendak membaca dari sumber terjemahan kerana mungkin terdapat kesilapan terjemahan.”
    Tidak ada buku yang sempurna dari kesilapan melainkan al-Qur’an. Selain al-Qur’an, kemungkinan wujudnya kesilapan memang ada. Demikian juga bagi buku-buku yang diterjemah dari bahasa Arab ke bahasa Malaysia, Indonesia dan Inggeris. Kemungkinan kesilapan memang ada. Akan tetapi kemungkinan tersebut amatlah kecil. Berdasarkan pengalaman saya membaca kitab terjemahan dan membandingkannya dengan kitab asal berbahasa Arab, berani saya katakan bahawa kemungkinan tersebut hanya sekadar 2 hingga 3 peratus. Hanya syaitan yang membesar-besarkannya kepada 20 hingga 30 peratus.
    Lebih dari itu, kesilapan yang berlaku di sisi penterjemah boleh juga berlaku di sisi penterjemah yang lain. Jika anda menguasai bahasa Arab, anda juga akan membuat kesilapan ketika membaca sesebuah kitab, khasnya kitab klasik yang ditulis pada zaman awal dan pertengahan Islam.
    Oleh itu lawanlah bisikan syaitan ini dengan cara menelaah sesebuah buku terjemahan dengan teliti. Jika menemui sebuah kenyataan yang memusykilkan, bertanyalah kepada orang yang mahir dalam subjek tersebut. Insya-Allah dia akan dapat menerangkan sama ada itu satu kesilapan terjemahan atau kemusykilan yang sebenarnya satu kebenaran.
    Demikian tiga contoh bisikan syaitan yang masyhur dalam rangka menakutkan umat Islam dari menuntut ilmu agama. Sungguh, apabila iblis berjanji di hadapan Allah: “Jika Engkau beri tempoh kepadaku hingga Hari Kiamat, tentulah aku akan menyesatkan zuriat keturunannya (manusia), kecuali sedikit (di antaranya).” [al-Isra’ 17:62], ia tidak sangka bahawa amatlah mudah untuk melaksanakan janjinya itu. Buktinya dapat dilihat pada masa kini dimana majoriti dari umat Islam amat takut untuk belajar berkenaan agama mereka. Sekali pun sebahagian dari mereka memiliki kelulusan pendidikan yang amat tinggi, mereka amat takut untuk belajar tentang Islam. Mereka mencukupkan diri dengan apa yang dipelajari di bangku sekolah.
    Apabila umat Islam tetap berada dalam keadaan jahil, mudah bagi syaitan untuk mencapai objektifnya menyesat, mengkafir, memusyrik dan menjadikan umat Islam penghuni neraka. Atas tipu daya syaitan ini, kita akan temui kebanyakan orang yang memiliki penghayatan agama melaksanakan penghayatan tersebut hanya dengan mengikuti orang-orang sebelum mereka atau kumpulan tertentu. Amat sedikit yang menghayati agama berdasarkan kefahaman yang jitu berkenaan al-Qur’an dan al-Sunnah yang sahih serta teladan generasi al-Salaf al-Shalih.
    Bahkan tanpa ilmu agama yang sahih, iaitu ilmu yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Sunnah, mudah untuk syaitan mencapai objektifnya itu dengan melakukan tipu daya memperindahkan sesuatu yang sebenarnya mungkar. Tipu helah ini akan kita kaji seterusnya insya-Allah.
    Maka kepada para pembaca sekalian, jika terlintas di hati anda perasaan takut untuk menuntut ilmu, ketahui bahawa itu adalah lintasan dari syaitan. Ucaplah “A’uzubillahi minas syaitan nirrajim” dan terus memberanikan diri anda untuk menuntut ilmu.[2]
    Selain menakutkan umat Islam dari menuntut ilmu, syaitan juga menakutkan umat Islam dengan cara-cara berikut:
    Ø     Menakutkan dari menyampaikan ilmu yang hak. Bagi orang yang berilmu, syaitan menakutkan mereka dari menyampaikan kebenaran. Konon, jika dia menyampaikan kebenaran, dia akan kehilangan kerja atau akan disisih oleh masyarakat.
    Ø     Menakutkan dari bersedekah. Bagi yang ingin bersedekah, syaitan berbisik bahawa sedekah itu hanya akan merugikan dia atau orang yang dia sedekahkan itu akan mensia-siakan sedekah tersebut.
    Ø     Menakutkan dari bersikap jujur. Syaitan banyak mengganggu dengan ketakutan ini. Syaitan menghasut, konon martabat dan harga diri seseorang akan jatuh jika dia bersikap jujur untuk meminta maaf atas sesuatu kesilapannya atau berkata “Saya tidak boleh melakukannya” untuk sesuatu permintaan.
    Oleh kerana itu dua frasa yang paling sukar untuk disebut ialah “Maaf, saya silap” dan “Saya tidak boleh”. Semakin tinggi kedudukan atau kemasyhuran seseorang, semakin sukar untuk dia menyebut dua frasa tersebut. Ramai memilih untuk bersikap diam atau membuat alasan-alasan yang lain, padahal sikap seperti itulah yang sebenarnya menjatuhkan martabatnya dan memurahkan harga dirinya.
    Tipu Daya # 2: Memperindahkan Perkara Mungkar.
    Apabila syaitan diusir dari langit, ia berjanji:
    Iblis berkata: “Wahai Tuhanku! Kerana Engkau telah menjadikan daku sesat,
    (maka) demi sesungguhnya aku akan memperindahkan
    (segala jenis kemungkaran) kepada Adam dan zuriatnya di dunia ini,
    dan aku akan menyesatkan mereka semuanya.”
    [al-Hijr 15:39]
    Tipu daya ini telah dilaksanakan oleh syaitan kepada setiap generasi umat manusia dari awal:
    Demi Allah! Sesungguhnya kami juga telah mengutus Rasul-rasul
    kepada umat-umat yang terdahulu daripadamu (wahai Muhammad),
    lalu syaitan memperindahkan pada (pandangan) mereka
    akan amal-amal mereka (yang sebenarnya mungkar);
    maka Dia-lah menjadi pemimpin mereka pada hari ini (Hari Kiamat)
    dan mereka akan beroleh azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
    [al-Nahl 16:63]
    Maksud memper-indahkan perkara mungkar ialah memberi pengaruh palsu kepada umat Islam bahawa apa yang sedang mereka lakukan adalah amal shalih yang baik lagi sesuai dengan Islam. Akan tetapi yang benar apa yang sedang dilakukan itu adalah amal mungkar yang buruk lagi bertentangan dengan Islam. Amatlah mudah bagi syaitan untuk memperindahkan sesuatu yang sebenarnya mungkar kerana sejak awal ia telah berjaya menakutkan umat Islam dari menuntut ilmu (Tipu Daya # 1). Tanpa ilmu, umat Islam tidak dapat mengukur baik atau buruk sesuatu perkara berdasarkan ukuran al-Qur’an dan al-Sunnah yang sahih.
    Terdapat beberapa cara syaitan memperindahkan perkara mungkar. Antaranya ialah dengan memberi nama-nama yang indah kepada sesuatu yang sebenarnya haram. Ini dapat kita pelajari dari pengalaman Nabi Adam ‘alaihi salam. Ketika Adam berada dalam syurga, Allah Subhanahu wa Ta'ala berpesan kepadanya, bahawa dia boleh memakan apa jua yang dia sukai kecuali satu jenis pohon (pokok):
    Dan kami berfirman: “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan isterimu dalam syurga,
    dan makanlah dari makanannya sepuas-puasnya apa sahaja kamu berdua sukai,
    dan janganlah kamu hampiri pohon ini;
    (jika kamu menghampirinya) maka akan menjadilah kamu
    dari golongan orang-orang yang zalim.”
    [al-Baqarah 2:35]
    Syaitan ingin mengeluarkan Adam dari syurga. Bagaimana caranya? Ahaa! Tukar nama pohon yang “dilarang” kepada nama yang lebih indah, seperti pohon yang “memberi kehidupan dan kekuasaan yang kekal abadi”. Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan tipu daya syaitan ini:
    Setelah itu maka syaitan membisikkan kepadanya dengan berkata:
    “Wahai Adam, mahukah, aku tunjukkan kepadamu
    pohon yang menyebabkan hidup selama-lamanya,
    dan kekuasaan yang tidak akan hilang lenyap?”
    [Ta-Ha 20:120]
    Tipu daya syaitan dalam memperindahkan perkara mungkar tidak terhad kepada menukar nama. Pada kesempatan ini saya ingin berikan dua contoh amalan yang lazim dilakukan oleh masyarakat yang telah diperindahkan oleh syaitan.
    Contoh Pertama: Zikir Berirama.
    Pada masa kini terdapat satu amalan yang semakin meningkat kemasyhurannya, iaitu zikir dengan suara yang kuat (jahr) secara beramai-ramai dengan mengikuti irama atau rentak tertentu. Zikir berirama sebenarnya sudah wujud pada zaman pertengahan Islam. Akan tetapi pada masa kini dengan adanya teknologi moden seperti mikrofon, alat pembesar suara, kaset, cakera padat dan sebagainya, zikir berirama pantas mendapat tempat di hati orang ramai.
    Apabila ditanya, kenapa kalian suka kepada zikir berirama? Mereka menjawab bahawa zikir berirama menghasilkan banyak kebaikan seperti hati yang khusyuk dan jiwa yang terasa seolah-olah diberi suntikan hidup yang baru (revitalized and recharged). Sebahagian lain menjawab, keindahannya tidak dapat digambarkan dengan perkataan. Kemudian mereka mengemukakan ayat berikut sebagai hujah:
    (Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah.
    Ketahuilah dengan zikrullah itu, tenang tenteramlah hati manusia.
    [al-Ra’d 13:28]
    Sebenarnya yang mengindahkan zikir berirama ialah syaitan. Syaitan mengindahkannya agar dengan itu umat Islam terhindar dari zikir yang sebenarnya disyari‘atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, iaitu:
    Dan sebutlah serta ingatlah (zikir) akan Tuhanmu dalam hatimu
    dengan merendah diri serta dengan perasaan takut,
    dan dengan tidak pula menguatkan suara (jahr) pada waktu pagi dan petang,
    dan janganlah engkau menjadi dari orang-orang yang lalai.
    [al-A’raaf 7:205]
    Berdasarkan ayat di atas, dapat diketahui bahawa zikir yang dihendaki oleh Yang kita tujukan zikir (Allah) ialah:[3]
    1. Ingatan dalam hati.
    2. Sikap merendahkan diri kerana mengingati kebesaran Yang sedang ditujukan zikir.
    3. Sikap takut kepada Yang sedang ditujukan zikir.
    4. Secara sirr dan bukan jahr. Sirr ialah menyebut bacaan zikir dengan lidah dan bibir sehingga bacaan dapat didengar oleh orang yang sedang berzikir dan orang di sebelahnya. Jahr ialah menyebut bacaan zikir dengan getaran kotak suara di kerongkong sehingga suaranya dapat didengar oleh orang ramai di sekeliling.
    Apabila seseorang itu berzikir dengan cara, kalimah dan jumlah yang dikehendaki oleh Allah, maka Allah akan mengurniakan ketenteram hati seperti yang dijanjikan-Nya dalam ayat 28 surah al-Ra’d. Ada pun bagi cara, kalimah dan jumlah yang berbeza dari yang dikehendaki oleh Allah, maka yang mengurniakan ketenteraman hati bukanlah Allah tetapi syaitan.
    Contoh Kedua: Memagar Rumah.
    Zukfikli beberapa kali menjengok keluar dari pintu rumahnya. Sudah hampir 15 minit dia duduk di kerusi malas yang diletakkannya di hadapan pintu. “Bila jamaah masjid nak sampai? Harap tuk imam tidak ada urusan lain. Harap dia dapat datang seperti yang dijanjikan” Demikian bisik hati Zulkifli dengan penuh debaran.
    Jam di dinding menunjukkan waktu 7.22 malam. Pada malam itu, selepas solat Maghrib, Zulkifli merancang membuat kenduri doa selamat dan majlis memagarkan rumah. Sejak beberapa minggu yang lepas, terasa seolah-olah ada sesuatu yang asing di rumah. Pintu dan tingkap bergerak sendiri padahal tiada angin yang bertiup. Sekali sekala di tepi anak mata ternampak seolah-olah ada bayangan yang bergerak. Namun apabila ditoleh, ternyata tiada apa-apa.
    Jiran-jiran dan rakan-rakan di pejabat mencadangkan agar Zulkifli memagar rumahnya. Kata mereka, ada makhluk ghaib yang keluar masuk dan turut menumpang di rumahnya. Atas cadangan itu, Zulkifli menjemput imam masjid dan para jamaahnya untuk membuat kenduri doa selamat dan majlis memagar rumah.
    Nasi minyak, ayam masak merah, kuah dalca dan acar buah telah siap disediakan. Akan tetapi di antara semua persediaan tersebut yang terpenting ialah 2 botol air mineral yang disediakan atas permintaan imam. Air-air tersebut akan dijampi, kemudian dituang di sekeliling rumah. Kata imam, air tersebut akan bertindak sebagai pagar ghaib yang memagar rumah dari makhluk ghaib. Zulkifli tidak tahu bacaan apa yang bakal dijampikan. Akan tetapi dia yakin, tuk imam tahu apa yang patut dibacakan.
    “Samaikuuum!” Kedengaran bunyi salam di pintu pagar. “Waikumsalaaam” jawab Zulkifli, penuh kelegaan. “Jemputlah masuk” sambung Zulkifli setelah melihat tuk imam dan beberapa orang jamaah masjid sedang berdiri di pintu pagarnya.
    Amalan memagar rumah adalah sesuatu yang masyhur di Malaysia. Orang memagar rumah kerana ingin melindunginya dari gangguan makhluk ghaib atau kerana menyangka makhluk sedang mengganggu rumahnya. Di sebalik semua itu, yang sebenarnya mengganggu ialah syaitan. Untuk sebahagian orang, ia mengganggu dengan membisikkan perasaan takut kepada makhluk ghaib (Tipu Daya # 1) agar dengan itu orang tersebut akan berusaha memagar rumahnya. Untuk sebahagian yang lain, ia mengganggu dengan mengerak-gerakkan pintu dan tingkap, membuat suara aneh, memberi mimpi buruk, merasuk dan pelbagai lagi. Semua ini dengan tujuan agar penghuni rumah berusaha untuk memagar rumah.
    Kenapa amalan memagar rumah menjadi penting kepada syaitan? Kepentingannya dapat dijelaskan dengan langkah-langkah berikut:
    1. Syaitan tahu dengan memagar rumah, penghuninya akan meletakkan keyakinan kepada alat yang dianggap sebagai pagar. Alat itu mungkin air jampi, tongkat, penyapu lidi dan sebagainya. Maka untuk menghasut penghuni rumah memagar rumahnya, syaitan mengganggu mereka dengan bisikan ketakutan atau perbuatan yang aneh di rumah.
    2. Setelah alat tersebut dijampi dan penghuni rumah meletakkannya pada tempat yang sepatutnya, syaitan serta merta menghentikan gangguannya.
    3. Dengan terhentinya gangguan, penghuni rumah akan segera berkeyakinan bahawa “pagar”nya telah berjaya menghalau makhluk ghaib.
    4. Dengan keyakinan kepada sesuatu selain Allah untuk memelihara rumahnya dari mudarat, penghuni rumah telah syirik kepada Allah.
    5. Akhirnya tercapailah hajat syaitan untuk memusyrikkan umat Islam. Syaitan mengindahkan amalan memagar rumah padahal amalan tersebut sebenarnya adalah satu kemungkaran.[4]
    Sebenarnya Islam telah pun mengajar amalan memagar rumah yang bersih dari unsur syirik. Ia amat mudah dan boleh dilakukan dengan sendiri. Caranya, ucaplah Basmalah (Bismillah) setiap kali hendak memasuki rumah. Tutuplah pintu dan tingkap dengan membaca Basmalah juga. Hadis-hadisnya boleh dirujuk dalam Bab Ketiga, ketika mengupas ciri syaitan # 12.
    Kemudian hendaklah para penghuni rumah beristiqamah dengan perintah larangan agama. Kaedah yang mudah dalam persoalan ini ialah: “Jika kita takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka syaitan akan takut dari mengganggu kita. Sebaliknya jika kita tidak takut kepada Allah, maka syaitan juga tidak akan takut dari mengganggu kita.” Oleh itu jika penghuni rumah tidak takut kepada Allah sehingga berani mengabaikan perintah larangan Allah, syaitan juga akan berani mengganggunya. Sebagai contoh, bagi kes Zulkifli di atas, hendaklah dia tidak duduk di rumah menunggu jamaah masjid sampai. Sebaliknya hendaklah dia ke masjid untuk menunaikan solat Maghrib berjamaah.
    Tipu Daya # 3: Mempelbagai Jalan Kebenaran.
    Di samping berjanji untuk memperindahkan perkara mungkar, syaitan juga berjanji untuk menghalang umat Islam dari jalan Allah (Shirat al-Mustaqim). Seterusnya ia akan membuat banyak jalan yang lain dan memperindahkannya sehingga umat Islam menganggap jalan-jalan tersebut adalah Shirat al-Mustaqim padahal ia bukan. Allah Subhanahu wa Ta'ala merakam perjanjian syaitan ini:
    Iblis berkata: “Oleh kerana Engkau (wahai Tuhan)
    menjadikan daku sesat (maka) demi sesungguhnya aku akan mengambil tempat
    menghalangi mereka (dari menjalani) jalan-Mu yang lurus (Shirat al-Mustaqim).
    Kemudian aku datangi mereka dari hadapan mereka, dari belakang mereka,
    dari kanan mereka serta dari kiri mereka;
    dan Engkau tidak akan dapati kebanyakan mereka bersyukur.”
    [al-A’raaf 7:16-17]
    Perjanjian, atau lebih tepat, tipu daya syaitan ini benar-benar telah dilaksanakannya sejak dari zaman awal Islam sehinggalah pada masa kini. Syaitan menghalang umat Islam dari jalan Allah yang tulen lagi benar. Kemudian ia membuat banyak jalan-jalan yang baru. Dalam ayat di atas, syaitan menyebut bahawa ia akan datang dari hadapan, belakang, kanan dan kiri. Empat arah ini bukan bererti empat jalan, tetapi bererti kepelbagaian jalan yang dibukakannya. Ini umpama seorang yang berkata: “Musuh datang menyerangku dari hadapan, belakang, kanan dan kiri.” Kenyataan ini tidak bererti ada empat orang musuh, tetapi bererti ada banyak musuh yang datang dari semua sudut.
    Tipu daya # 3 ini dilaksanakan syaitan bersama tipu daya # 1 dan 2. Pertama sekali, syaitan menakutkan umat Islam dari menuntut ilmu. Tanpa ilmu, umat Islam tidak tahu yang benar Shirat al-Mustaqim dan yang mana tidak. Kemudian syaitan membuka beberapa jalan yang baru. Walaubagaimana pun syaitan tahu bahawa jalan yang baru tidak cukup untuk menarik umat Islam kepadanya. Perlu diletak sesuatu umpan di atasnya. Maka syaitan mengambil satu atau dua ajaran yang berasal dari Shirat al-Mustaqim dan meletakkannya di atas jalan baru tersebut sebagai umpan.
    Bagi setiap jalan, syaitan meletakkan umpan yang berbeza-beza. Kemudian syaitan memperindahkan umpan tersebut, konon ia adalah ajaran yang paling penting dalam Islam. “Memadai memberi tumpuan kepada ajaran tersebut, nescaya lengkaplah Islam anda!” demikian bisik syaitan di depan pintu masuk bagi setiap jalan. Kemudian bagi setiap jalan ada syaitan dipertengahannya yang berbisik: “Hendaklah kalian bersungguh-sungguh melaksanakan ajaran tersebut!” Maka orang yang berada di atas jalan-jalan tersebut menokok tambah ajaran itu sehingga ia akhirnya jauh berbeza dari apa yang asalnya diambil dari Shirat al-Mustaqim.
    Kini setiap jalan sudah memiliki ajaran yang membentuk dasarnya yang tersendiri. Akhir sekali, syaitan memberikan nama-nama indah bagi setiap jalan untuk menarik lebih ramai orang ke atasnya. Nama-nama itu ialah apa yang biasa kita temui pada aliran-aliran yang wujud pada masa kini di dunia Islam. Berikut dikemukakan beberapa aliran yang masyhur diikuti dengan umpannya:
    1. Aliran Tareqat. Umpannya ialah zikir dan kebersihan hati.
    2. Aliran Dakwah. Umpannya ialah keluar sekian-sekian hari untuk berdakwah.
    3. Aliran Kepartian. Umpannya ialah menegakkan politik Islam dan kepimpinan negara.
    4. Aliran Liberal. Umpannya ialah membuka ajaran Islam agar sesuai dengan zaman.
    5. Aliran Khalifah. Umpannya ialah menegakkan khalifah umat Islam.
    6. Aliran Syi‘ah. Umpannya ialah mengangkat Ahl al-Bait menjadi khalifah umat Islam.
    7. Aliran Falsafah. Umpannya ialah ayat-ayat al-Qur’an yang menyuruh umat Islam berfikir.
    Demikian beberapa contoh jalan-jalan yang dibuka oleh syaitan sehingga akhirnya muncullah di atas jalan-jalan tersebut aliran-aliran yang memiliki ajaran dasarnya yang tersendiri. Setiap orang akan menganggap jalan merekalah yang paling benar, paling baik hingga akhirnya berlakulah permusuhan, tuduh-menuduh dan sangkaan buruk antara satu sama lain. Padahal mereka semuanya adalah umat Islam. Semua ini adalah hasil tipu daya syaitan jua:
    Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku (yang beriman),
    supaya mereka berkata dengan ucapan-ucapan yang amat baik;
    sesungguhnya syaitan itu sentiasa menghasut di antara mereka;
     sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang amat nyata bagi manusia.
    [al-Isra’ 17:53]
    Orang-orang yang berada di atas jalan-jalan tersebut benar-benar menganggap mereka sedang mendapat hidayah dan berada di atas Shirat al-Mustaqim padahal mereka berada di atas jalan dan hidayah syaitan:
    Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu tetap menghalangi mereka dari jalan yang benar,
    sedang mereka menyangka bahawa mereka orang-orang yang mendapat hidayah.
    [al-Zukhruf 43:37]
    Hanya satu jalan yang betul, iaitu jalan Shirat al-Mustaqim yang dibuka oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Orang-orang yang berada di atas jalan ini dikenali sebagai Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah.[5] Inilah satu-satunya jalan yang benar yang Allah perintah kita untuk berada di atasnya:
    Dan bahawa sesungguhnya inilah jalan-Ku yang betul lurus,
    maka hendaklah kamu menurutnya dan janganlah kamu menurut jalan-jalan (yang lain)
    kerana jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan Allah,
    Dengan yang demikian itulah Allah perintahkan kamu, supaya kamu bertaqwa.
    [al-An’aam 6:153]
    Inilah juga jalan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sesiapa yang memilih jalan lain sehingga berpecah menjadi puak-puak atau jamaah-jamaah, masing-masing puak atau jamaah dengan jalan yang tersendiri, maka Rasulullah berlepas diri dari mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
    Bahawasanya orang-orang yang mencerai-beraikan agama mereka
    dan mereka menjadi berpuak-puak,
    tiadalah engkau (Wahai Muhammad) terkait sedikitpun dalam (perbuatan) mereka.
    Sesungguhnya perkara mereka hanya terserah kepada Allah.
    Kemudian Dia akan menerangkan kepada mereka (pada Hari Kiamat kelak),
    apa yang telah mereka lakukan.
    [al-An’aam 6:159]
    Sebelum beralih ke tipu daya seterusnya, ingin saya tegaskan semula apa yang telah saya sebut di bahagian Kata Pembuka, bahawa tujuan saya menyebut aliran-aliran di atas bukanlah untuk mencela para pengikutnya, tetapi untuk menyedarkan bahawa apa yang dipegang selama ini perlu dianalisa semula.
    Jika di kalangan pembaca ada yang mengikuti salah satu dari tujuh aliran yang saya sentuh di atas, saya harap anda dapat bersikap adil dalam menganalisa aliran yang anda ikuti. Hayatilah ayat 153 serta 159 surah al-An’aam dan bandingkanlah dengan ayat 16-17 surah al-A’raaf. Kemudian renungilah ayat 37 surah al-Zukhruf. Cuba tanya diri anda dengan jujur: “Adakah saya akan mengikut aliran saya sekarang ini jika sejak awal saya telah mengetahui tipu daya syaitan # 3 ini?”
    Tipu Daya # 4: Janji Dan Angan-Angan Kosong.
    Allah Subhanahu wa Ta'ala membongkar tipu daya syaitan yang keempat ini dalam firman-Nya:
    Syaitan sentiasa menjanjikan mereka serta memperdayakan mereka
    dengan angan-angan kosong; dan apa yang dijanjikan oleh syaitan itu
    tidak lain hanyalah tipu daya semata-mata.
    [al-Nisa’ 4:120]
    Cara syaitan melaksanakan tipu daya ini berkait rapat dengan tipu daya # 3 yang telah dipelajari sebelum ini. Seperti yang dijelaskan, setelah membuka jalan-jalan yang baru, syaitan meletak umpan di setiap pintunya dan menjemput umat Islam memasuki jalan tersebut kerana umpannya. Kemudian bagi setiap jalan, ada syaitan di pertengahannya yang berbisik agar umpan tersebut ditokok tambah sehingga jauh berbeza dari asalnya.
    Akhir sekali, bagi setiap jalan ada syaitan di hujungnya. Syaitan ini kerjanya menabur janji kejayaan dan angan-angan kemenangan bagi orang-orang yang berada di atas setiap jalan. Bagi orang yang mengikuti jalan atau aliran tareqat, syaitan memberi janji dan angan-angan kosong jika mereka berzikir dengan jumlah sekian-sekian bagi setiap malam, kedudukan mereka akan naik dari awam kepada khusus. Bagi orang yang mengikut jalan atau aliran kepartian, syaitan memberi janji dan angan-angan kosong jika mereka terus memberi tumpuan kepada persoalan politik, status negara Islam akan dapat dicapai. Demikianlah seterusnya bagi setiap jalan atau aliran, syaitan menabur janji dan angan-angan kosong agar dengan itu umat Islam tetap setia kepada aliran masing-masing.
     Tipu daya janji dan angan-angan kosong juga ditabur ke atas individu. Antaranya:
    1. Bagi orang yang banyak berbuat maksiat, syaitan menabur angan-angan agar tidak perlu bertaubat serta merta, sebaliknya tunggulah dulu hingga apabila mencapai umur persaraan.
    2. Bagi orang yang sedang menuntut ilmu, syaitan menabur angan-angan bahawa apabila dia mencapai kelulusan PhD., maka dia telah mencapai kemuncak ilmunya.
    3. Bagi orang yang bersolat lima kali sehari, syaitan menabur janji bahawa amalan itu sudah mencukupi, tidak perlu ditambah dengan amalan-amalan yang lain.
    4. Bagi orang yang ingin membanteras bid‘ah, syaitan menabur janji bahawa jika dia bersikap keras, nescaya semua bid‘ah akan berjaya dihapuskan.
    5. Bagi orang yang ingin menegakkan sunnah, syaitan menabur janji bahawa jika dia bergerak pantas, sunnah akan dapat ditegakkan dengan sekelip mata.
    Tipu Daya # 5: Mengubah Ciptaan Allah.
    Tipu daya kelima ini dinyatakan sendiri oleh syaitan:
    “Dan demi sesungguhnya, aku akan menyesatkan mereka (dari kebenaran),
    dan demi sesungguhnya aku akan memperdayakan mereka
    dengan angan-angan kosong, dan demi sesungguhnya
    aku akan menyuruh mereka (mencacatkan binatang-binatang ternak)
    lalu mereka membelah telinga binatang-binatang itu;
    dan demi sesungguhnya aku akan menyuruh mereka
    mengubah ciptaan Allah.”
    [al-Nisa’ 4:119]
    Dalam kenyataan di atas, syaitan berjanji akan melakukan beberapa perkara kepada umat Islam, iaitu:
    1. Menyesatkan umat Islam dari jalan Allah. Ini telah kita pelajari dalam Tipu Daya # 3.
    2. Menabur angan-angan kosong. Ini telah kita pelajari dalam Tipu Daya # 4.
    3. Membelah telinga binatang. Ini adalah amalan masyarakat jahiliyah dimana mereka membelah telinga binatang sebagai tanda binatang tersebut adalah istimewa dan dapat dijadikan sembahan atau korban kepada tuhan berhala mereka.
    4. Mengubah ciptaan Allah. Perkara keempat inilah yang menjadi tumpuan kita.
    Wujud perbincangan di kalangan para ilmuan Islam, apakah yang dimaksudkan dengan “mengubah ciptaan Allah”. Di antara mereka ada yang berkata, ia adalah mengubah anggota badan seperti mencacatkannya atau menokok tambah kecantikan. Di antara mereka ada yang berkata, ia adalah mengubah agama Allah, iaitu Islam. Pendapat kedua adalah lebih kuat berdasarkan rujukan kepada ayat berikut:
    Maka hadapkanlah dirimu ke arah agama yang jauh dari kesesatan:
    agama Allah, iaitu agama yang Allah menciptakan manusia
    (dengan keadaan bersedia dari semulajadi - fitrah) untuk menerimanya.
    Tidaklah patut ada sebarang perubahan pada ciptaan Allah itu;
    itulah agama yang betul lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
    [al-Rum 30:30]
    Maksud mengubah ciptaan Allah ialah mengubah agama Islam. Mengubah agama Islam bererti menambah, mengurang dan mengubah-suai dari yang tulen. Inilah juga yang disebut sebagai bid‘ah.
    Satu contoh mudah, agama Islam yang tulen mengajar bahawa doa sebelum makan hanya dengan membaca Basmalah (Bismillahi Rahmani Rahim). Ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang telah dikemukakan sebelum ini: “Apabila seorang itu memasuki rumahnya dan mengingati Allah (dengan membaca Bismillah) ketika memasukinya dan ketika ingin makan, berkatalah syaitan (kepada golongannya): “Kalian tidak memiliki tempat untuk bermalam dan tidak juga makanan malam.”[6]
    Akan tetapi syaitan telah mengubah amalan ini kepada membaca doa yang berbeza. Sekali pun seseorang itu membaca Basmalah, syaitan menghasutnya untuk menambah dengan doa-doa yang lain. Ini adalah satu bid‘ah dan inilah perubahan agama yang diinginkan oleh syaitan. Mungkin di kalangan pembaca ada yang tertanya: “Bukankah membaca doa tambahan sebelum makan adalah satu kebaikan?” Pertanyaan ini dijawab, bahawa kebaikan yang sebenar berasal dari Allah dan Rasul-Nya. Ada pun selain itu yang dianggap kebaikan, ia tidak lain adalah tipu daya syaitan yang memperindahkan perkara mungkar (Tipu Daya # 2).[7]
     Sebagai tambahan, dalam ayat 119 surah al-Nisa’ di atas, syaitan bukan sahaja akan menyuruh umat Islam membuat bid‘ah agama tetapi bersumpah bahawa ia benar-benar akan mengerah dan memastikan umat Islam membuat bid‘ah. Perhatikan semula kata-kata syaitan ini yang didahului dengan sumpah: “…dan demi sesungguhnya aku akan menyuruh mereka mengubah ciptaan Allah.”
    Atas sumpah inilah kelihatannya syaitan berjaya menghasut sebegitu ramai umat Islam untuk membuat bid‘ah. Tidak sekadar itu, syaitan juga memastikan agar mereka yang membuat bid‘ah kekal dengan bid‘ah tersebut. Oleh kerana itulah apabila cuba ditegur orang yang membuat bid‘ah, teguran itu tidak lain hanya akan menyebabkan orang tersebut lebih bersungguh-sungguh dalam bid‘ahnya. Kecuali segelintir yang ikhlas beragama, mereka mengetahui bahawa bid‘ah adalah tipu daya syaitan. Maka mereka segera meninggalkan bid‘ah tersebut dan kembali kepada Islam yang tulen, yang belum mengalami perubahan.[8]
    Tipu Daya # 6: Menjadi Jurucakap Allah.
    Dalam ayat 169 surah al-Baqarah, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan:
    Ia (syaitan) hanya menyuruh kamu melakukan kejahatan dan perkara-perkara yang keji,
    dan (menyuruh) supaya kamu berkata terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui.
    [al-Baqarah 2:169]
    Apakah yang dimaksudkan dengan “…berkata terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui”? Mudahnya, ia seumpama menjadi jurucakap Allah. Syaitan akan menghasut seseorang itu untuk menjadi jurucakap Allah (spokesman anad spokeswomen for god), iaitu bercakap tentang Allah dan Islam tanpa ilmu pengetahuan. Pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, “…berkata terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui” merujuk kepada orang-orang jahiliyah dan kafir musyrik yang mendakwa Allah memiliki anak, malaikat ialah anak perempuan Allah dan berhala-berhala mereka ialah wakil Allah di muka bumi. Maha Suci Allah dari semua dakwaan itu.
    Ada pun pada masa kini, “…berkata terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui” berlaku dalam beberapa bentuk. Berikut dikemukakan tiga contoh:
    Contoh Pertama: Mengulas Sebab Di Sebalik Sesuatu Tragedi.
    Apabila berlaku sesuatu tragedi alam seperti banjir, gempa bumi dan kemarau, akan ditemui orang-orang yang memberi ulasan: “Tragedi ini berlaku kerana kilang arak di sana”, atau “Semua ini berlaku kerana ajaran sesat penduduknya”. Seolah-olah yang mengulas itu mempunyai hubungan terus (direct line) dengan Allah dan seterusnya menjadi jurucakap Allah dalam menerangkan kenapa sesuatu tragedi itu berlaku. Yang benar dia hanya mempunyai hubungan terus dengan syaitan dan syaitan menipunya untuk “…berkata terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui.”
    Benar bahawa semua tragedi, atau lebih tepat: bala’ berlaku dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta'ala. Akan tetapi kita tidak tahu mengapa Allah menurunkan bala’ tersebut. Lebih dari itu tidak semua bala’ Allah turunkan kerana dosa yang pernah dilakukan oleh mangsanya. Ini kerana bala’ juga boleh jadi satu ujian Allah kepada para hamba yang dicintai-Nya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِيَ
    فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ.
    Sesungguhnya besarnya ganjaran berkadar terus dengan besarnya bala’.
    Sesungguhnya jika Allah mencintai satu kaum,
    Dia menurunkan bala’ kepada mereka.
    Sesiapa yang redha maka Allah redha kepadanya
    dan sesiapa yang marah maka Allah murka kepadanya.[9]
    Seandainya kita hidup bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya kepada baginda mengapa sesuatu bala’ berlaku, nescaya baginda sendiri tidak berani berkata apa-apa melainkan diam sehingga turun wahyu dari Allah untuk menerangkan sebabnya. Oleh itu sikap yang benar dalam menghadapi sesuatu tragedi atau bala’ bukanlah mengulas mengapa ia berlaku tetapi mengulas apa yang telah kita lakukan untuk membantu mangsanya.
    Contoh Kedua: Menyampaikan Hadis Tanpa Menyemak Sumber Dan Darjatnya.
    Menjadi satu kebiasaan di Malaysia bahawa hadis-hadis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam disampaikan tanpa memerhatikan sumber dan darjatnya. Apa saja yang dikenali sebagai hadis, maka ia terus dianggap sebagai benar-benar berasal dari mulut Rasulullah. Padahal apabila disemak hadis-hadis tersebut, nescaya kebanyakan darinya tidak memiliki asal usulnya atau memiliki darjat yang tidak menepati disiplin ilmu hadis sehingga tidak dapat disandarkan kepada Rasulullah.
    Sama-sama diketahui bahawa ucapan Rasulullah adalah wahyu yang berasal dari Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
    Dan dia (Muhammad) tidak memperkatakan (sesuatu yang berhubung dengan Islam)
    menurut kemahuan dan pendapatnya sendiri.
    Segala yang diperkatakannya itu (sama ada al-Quran atau hadis)
    tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.
    [al-Najm 53:3-4]
    Apabila sesuatu hadis disampaikan tanpa menyemak sumber dan darjatnya, orang yang menyampaikannya telah menjadikan hadis tersebut sebagai wahyu yang berasal dari Allah. Seolah-olah dia mempunyai hubungan terus (direct line) dengan Allah dan seterusnya menjadi jurucakap Allah dalam menerangkan hadis itu dan ini. Yang benar dia hanya mempunyai hubungan terus dengan syaitan dan syaitan menipunya untuk “…berkata terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui.”
    Benar bahawa jumhur ilmuan membolehkan hadis yang ringan kelemahannya disampaikan untuk tujuan keutamaan amal (Fadhail al-Amal) dan menganjurkan yang baik serta mengancam yang buruk (al-Targhib wa al-Tarhib). Akan tetapi kebolehan ini hanya khusus untuk ahli hadis kerana hanya mereka yang tahu kadar kelemahan sesuatu hadis. Para agamawan seperti imam, khatib, ustaz dan ustazah bukanlah ahli hadis, oleh itu kebolehan di atas tidak meliputi mereka.
    Contoh Ketiga: Membicara Agama Tanpa Ilmu.
    Berbincang tentang Islam memang baik jika ia didasari kepada ilmu yang sahih. Sebaliknya berbincangan tentang Islam menjadi tercela jika ia dilakukan tanpa ilmu atau dengan ilmu yang menyeleweng. Mutakhir ini ramai orang yang suka berbincang tentang Islam. Sama ada ceramah di masjid, kuliah di surau, berbalas pandangan di internet atau sembang-sembang di kedai kopi, ramai yang suka berbincang tentang Islam. Tak kira sama ada orang-orang yang berbincang itu duduk dalam jurusan agama atau selainnya, pelbagai pemikiran, hukum dan petua dikemukakan tanpa henti. Seolah-olah Islam adalah sebuah cerpen agama, masing-masing boleh mengarang cerita khayalannya sendiri.
    Lebih tepat, seolah-olah semua orang mempunyai hubungan terus (direct line) dengan Allah dan seterusnya menjadi jurucakap Allah untuk menerangkan sekian-sekian pemikiran, hukum dan petua berkenaan agama-Nya. Padahal dia hanya mempunyai hubungan terus dengan syaitan dan syaitan menipunya untuk “…berkata terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui.”
    Jika hendak dibandingkan, 1400 tahun yang lalu terdapat seorang manusia yang terkenal amanah lagi jujur. Dia adalah seorang yang pendiam, tidak berkata-kata kecuali sesuatu yang benar dan bermanfaat. Dia adalah manusia yang amat disayangi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga Allah melantiknya menjadi pesuruh-Nya bagi menyampai agama yang terakhir kepada manusia. Orang yang saya maksudkan ialah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Akan tetapi sekali pun baginda memiliki kedudukan yang amat mulia di sisi Allah, Allah tetap memberi amaran kepadanya:
    Dan kalaulah (Muhammad) mengatakan atas nama Kami sebarang kata-kata rekaan,
    sudah tentu Kami akan menyentapnya dengan kekuasaan Kami,
    kemudian sudah tentu Kami akan memutuskan tali jantungnya!
    [al-Haqqah 69:44-46]
    Tipu Daya # 7: Memberi Nasihat.
    Tipu daya syaitan yang ketujuh adalah sesuatu yang tidak kita sangka-sangkakan. Memang, enam tipu daya yang pertama juga tidak kita sangkakan. Akan tetapi yang ketujuh ini melebihi enam yang pertama. Tipu daya syaitan yang ketujuh ialah, ia berpura-pura memberi nasihat kepada kita. Ia berbisik atau bercakap melalui lisan orang yang kita percayai sehingga kita yakin itu adalah nasihat yang jujur dari hati ke hati. Akan tetapi di sebalik nasihat tersebut, syaitan hanya ingin menyesat, mengkafir, memusyrik dan menjadikan kita ahli neraka.
    Tipu daya ini diakui sendiri oleh syaitan:
    Dan ia (syaitan) bersumpah kepada keduanya (Adam dan Hawa):
    “Sesungguhnya aku adalah dari mereka yang memberi nasihat kepada kamu berdua.”
    [al-A’raaf 7:21]
    Satu contoh bagaimana syaitan melaksanakan tipu daya ini ialah seperti berikut:
    (Allah berfirman) “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan isterimu di dalam syurga
    serta makanlah dari makanannya sepuas-puasnya apa sahaja kamu berdua sukai
    dan janganlah kamu hampiri pokok ini,
    (jika kamu menghampirinya) maka akan menjadilah kamu dari orang-orang yang zalim.”
    Setelah itu maka syaitan membisikkan (nasihat) kepada mereka berdua
    supaya (dapatlah) ia menampakkan kepada mereka akan aurat mereka
    yang (sekian lama) tertutup dari (pandangan) mereka, sambil ia berkata:
    “Tidaklah Tuhan kamu berdua melarang kamu berdua
    daripada (menghampiri) pohon ini melainkan (kerana Dia tidak suka) kamu berdua
    menjadi malaikat atau menjadi dari orang-orang yang kekal
    (selama-lamanya di dalam syurga).”
    Dan ia (syaitan) bersumpah kepada keduanya (Adam dan Hawa):
    “Sesungguhnya aku adalah dari mereka yang memberi nasihat kepada kamu berdua.”
    [al-A’raaf 7:19-21]
    Dalam peristiwa di atas, syaitan memberi nasihat kepada Adam dan Hawa: “Tidaklah Tuhan kamu melarang kamu daripada (menghampiri) pokok ini melainkan (kerana Dia tidak suka) kamu berdua menjadi malaikat atau menjadi dari orang-orang yang kekal (selama-lamanya di dalam syurga).” Nasihat ini pada zahirnya kelihatan baik, tetapi ia sebenarnya bersikap batu api dan provokatif. Dengan nasihat ini syaitan ingin menimbulkan keraguan, buruk sangka dan permusuhan kepada Adam dan Hawa terhadap Allah. Setelah memberi nasihat itu, syaitan bersumpah bahawa ia bukan dari kalangan yang menghasut Adam dan Hawa dengan kemungkaran, tetapi: “Sesungguhnya aku adalah dari mereka yang memberi nasihat kepada kamu berdua.”
    Dalam rangka melaksanakan tipu daya memberi nasihat, syaitan kadangkala membisikkan nasihatnya secara terus kepada orang yang ingin diganggunya. Pada ketika yang lain ia membisikkan nasihatnya kepada orang yang diyakini oleh orang yang ingin diganggunya. Diingatkan semula bahawa syaitan adakalanya menggunakan umat Islam sebagai agennya. Strategi ini pernah digunakan oleh syaitan terhadap para Nabi, maka bukanlah merupakan satu keanehan jika ia menggunakannya terhadap kita juga:
    Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh
    dari syaitan-syaitan manusia dan jin,
    setengahnya membisikkan kepada setengahnya yang lain
    kata-kata dusta yang indah-indah susunannya untuk memperdaya pendengarnya.
    [al-An’aam 6:112]
    Berikut dikemukakan dua contoh bagaimana syaitan melaksanakan tipu daya # 7 ini dengan menggunakan agen-agen umat Islamnya:
    Contoh Pertama: Masalah Rumah Tangga.
    Kepada para pembaca sekalian, umpamakan anda memiliki masalah rumah tangga. Bagi yang belum, berlakonlah seolah-olah anda baru bernikah dan kini memiliki masalah rumah tangga. Umpamakan masalah tersebut ialah pasangan anda akhir-akhir ini menjauhkan diri dari anda. Pasangan anda tidak mengucapkan salam ketika masuk rumah, tidak duduk semeja untuk makan malam dan tidak lagi meluangkan masa bersenda gurau bersama anda.
    Kemudian ceritakan masalah ini kepada rakan pejabat, jiran, saudara atau sesiapa lain. Nescaya akan didapati nasihat yang lebih kurang berbunyi:
    • “Dia sekarang ada hubungan sulit dengan orang lain. Pergi selidik segera!”
    • “Dia sekarang dah hilang citarasa kepada anda. Tengoklah perut anda yang boroi tu! Malam nanti bila dia tidur, tiupkan di ubun-ubunnya ayat 31 surah ‘Ali Imran: Qul inkuntum tuhibbuna…
    •  “Cuba semak emel dan sms dia, mungkin ada hubungan dengan kekasih lamanya.”
    • “Ada orang dengki dengan kalian berdua. Pasti dah kena sihir agaknya.”
    • “Hmm! Confirm buatan orang. Aku kenal seorang bomoh ini yang boleh bantu engkau lawan balik!”
    Nasihat-nasihat di atas atau apa-apa lain yang senada berasal dari syaitan. Sekali pun ia terbit dari mulut orang yang kita kenali, syaitan telah menjadikan orang tersebut agennya dan membisikkan kepadanya nasihat yang berbentuk batu api dan provokatif. Dengan nasihat sedemikian syaitan bermaksud untuk membesarkan jurang masalah antara pasangan sehingga akhirnya mereka bergaduh dan bercerai.
    Ingat! Syaitan yang dapat menceraikan pasangan suami isteri akan mendapat kedudukan yang istimewa dan pujian dari iblis. Maka dia akan mencuba pelbagai tipu daya untuk mencapai kejayaan tersebut.  Dalam hadis yang telah dikemukakan dalam Bab Ketiga ketika mengupas ciri-ciri syaitan # 11, kita telah mempelajari sebuah hadis yang bermaksud: Kemudian datang seorang tentera (syaitan) yang lain dan berkata: “Tidaklah saya meninggalkan (orang yang saya ganggu) sehinggalah dia menceraikan isterinya.” Iblis menghampiri tentera itu dan berkata: “Anda hebat!”[10]
    Ada pun rakan yang bukan agen syaitan, kita akan dapat mengenali mereka melalui nasihat yang membina lagi positif, umpama:
    • Mungkin pasangan anda dimarahi ketua di pejabat sehingga menyebabkan dia merasa rendah diri. Gembirakanlah dia dengan puji-pujian bahawa dia adalah seorang ayah/ibu yang amat baik lagi disayangi oleh anak-anak.
    • Kalian sudah sekian lama tidak pergi bercuti. Take a few days off dan pergilah bercuti ke Langkawi. Pastikan anda yang belanja kos percutian.
    • Saya rasa ada sesuatu di fikirannya yang merungsingkan. Cubalah anda menghampirinya dan bertanya secara lemah lembut. Jadilah pendengar yang setia, nescaya dia akan meluahkan apa yang menjadikan dia rungsing.
    • Bilakah kali terakhir kalian berdua pergi dating? Tinggalkan anak-anak di rumah bersama seorang penjaga dan pergilah makan malam di restoran kegemarannya. Hanya kalian berdua.
    • Agaknya dia menjauhkan diri dari anda kerana anda sendiri menjauhkan diri darinya? Mungkin anda sedang rungsing memikirkan sesuatu atau ada masalah lain di bahu? Dekatilah dia, nescaya dia akan mendekati anda. Kemudian berkongsilah cabaran yang sedang di hadapi.
    Ada pun rakan yang telah dijadikan syaitan sebagai agennya, nasihatilah dia dengan baik. Sekali pun dia telah memberi kepada anda nasihat yang buruk, janganlah pula dibalas dengan nasihat yang buruk juga. Ingat:
    Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku (yang beriman),
    supaya mereka berkata dengan ucapan-ucapan amat baik;
    sesungguhnya syaitan itu sentiasa menghasut di antara mereka;
    syaitan itu adalah musuh yang amat nyata bagi manusia.
    [al-Isra’ 17:53]
    Jika anda tidak pandai untuk memberi nasihat, hadiahkanlah kepada dia buku ini.
    Contoh Kedua: Perkhidmatan Menghalau Syaitan.
    Sejak beberapa bulan yang lalu, Zulkifli dan ahli keluarganya tidur lena setiap malam. Tidak ada yang menjagakan mereka kecuali bunyi deringan jam penggera pada pukul 7.30 pagi. Sejak rumah mereka dipagar dalam majlis yang dipimpin oleh imam masjid, Zulkifli tidak lagi mengalami gangguan makhluk ghaib di dalam rumahnya. Sebagai tanda terima kasih, Zulkifli tidak pernah lupa untuk mensedekah setandan pisang emas kepada masjid pada Jumaat pertama setiap bulan.
    Akan tetapi pada pagi Ahad ini Zulkifli termenung lama. Sekejap tadi rakan lamanya datang melawat. Ketika sedang duduk di sofa ruang tamu, dia kelihatan seperti melihat-lihat sesuatu di siling rumah. Sama ada siling ruang tamu, ruang makan mahu pun dapur, kelihatan seperti dia ada melihat sesuatu.
    “Ada apa Rashid?” Zulkifli akhirnya memberanikan diri bertanya.
    “Hmmm!”
    “Ehh! Macam engkau nampak sesuatu je?” tanya Zulkifli lagi. Perasaan ingin tahu semakin melonjak, lebih-lebih lagi disebabkan rakannya itu orang kuat agama. Beliau belajar agama di Timur Tengah, dah naik haji enam kali, umrah entah berapa kali. Poket seluarnya tidak pernah kosong dari biji tasbih. “Orang-orang agama ini boleh nampak apa yang aku tak nampak!” hati Zulkifli mencelah.
    “Ada apa Rashid?” ulang Zulkifli lagi. Kesabarannya mula menipis.
    “Kamu ada merasai apa-apa gangguan atau perkara aneh di rumah? Rashid akhirnya membuka mulut.
    “Err! Akhir-akhir ini takde. Tetapi sebelum ini adalah. Aku dah panggil imam masjid untuk memagar rumah. Hebat juga imam tu, sekarang dah OK.”
    “Oh begitu! Err…aku cerita sikit boleh?”
    “Haa! Cerita apa? Teruskan. My ears are all yours.
    “Bismillah, dengan izin Allah, aku sebenarnya dapat melihat makhluk-makhluk ghaib. Aku dapat melihat apa yang engkau dan orang ramai tidak dapat melihat. Allah telah membuka hijab ini kepada aku” jelas Rashid dengan suara yang perlahan lagi penuh rendah diri. Matanya kini hanya fokus ke lantai.
    “OK, syabas! Teruskan…”
    “Bukan apa, apabila saja aku masuk pintu pagar rumah engkau, aku merasai kehadiran sesuatu. Apabila sudah masuk, ternyata aku lihat ada syaitan yang tertawan di siling-siling rumah engkau. Minta maaf…… maafkan aku, aku hanya mengkhabarkan sesuatu yang benar.”
    “Iyya ke? Tetapi aku dah pagar rumah ni beberapa bulan yang lalu.”
    “Benar, itulah yang menyebabkan makhluk-makhluk tu tertawan di siling”. Ulas Rashid sambil mendongak sebentar ke siling, kemudian merendahkan kembali pandangannya ke lantai. “Tawadhu’ sungguh sahabat aku ni. Dulu zaman sekolah tak pula macam ni. Baguslah.” bisik hati Zulkifli. Rashid meneruskan dengan suara yang rendah:
    “Dulu apabila kamu memagar rumah ini, ia berjaya menahan syaitan dari masuk ke dalam. Akan tetapi makhluk yang sudah sedia ada di dalam, mereka tidak dapat keluar. Mereka tertawan di siling.”
    ‘Iyya ke? Patutlah aku rasa macam ada orang lain dalam rumah ni, tetapi aku buat-buat tak layan la. So … sekarang macam nak halau yang tertawan di siling tu?”
    Rashid menjeling ke jam tangan Radonya. “Hmmm, aku ada appointment pukul 10 nanti di rumah hujung sana untuk halau syaitan. Aku tersampai awal, sebab itu aku singgah rumah engkau dulu, nak tengok rakan lama. Khidmat aku lazimnya setengah jam saja. Apa kata pukul 11 nanti aku singgah semula dan halau yang tertawan di siling tu?”
    “Fuyoo! Engkau ini macam orang profesional saja?”
    “Allah mengurniakan kepada hamba-Nya yang terpilih kedudukan masing-masing. Ada yang menjadi doktor, ada yang menjadi jurutera. Aku Allah pilih untuk menghalau makhluk yang mengganggu para hamba-Nya. Profesional tu tak lah, tetapi hari ini aku ada lima appointment. Jadi bila aku datang pukul 11 nanti, tak perlu sediakan makanan. Aku kena cepat, pukul 2 petang ada appointment lain.”
    “Orait! Gua tabik sama lu! Hmmm… engkau ada yuran ke?
    “Terima kasih kerana bertanya. Biasanya tiga ratus ringgit. Tetapi kawan punya pasal, dua ratus cukuplah.”
    “Orait set! Aku tunggu engkau pukul 11 ya!”
    Dalam contoh di atas, Rashid ialah agen syaitan. Bukan sebarangan agen, tetapi agen yang profesional. Agen-agen seperti ini banyak yang dikader oleh syaitan. Mereka menziarahi rumah, kedai, pejabat, kilang atau asrama, lalu memberi nasihat kepada para penghuninya tentang kehadiran syaitan, kemudian menawarkan khidmat menghalaunya. Apabila para penghuni menaruh keyakinan kepada agen-agen tersebut untuk menghalau syaitan dengan sekian jampi-jampian dan tangkal, tercapailah objektif syaitan untuk menyesatkan para penghuni tersebut.
    Terdapat beberapa cara untuk membuktikan bahawa yang menziarah itu ialah agen-agen syaitan:
    1. Dia akan mendakwa melihat atau mengetahui kehadiran syaitan di rumah anda. Ini adalah pendustaan kerana syaitan adalah ghaib, ia tidak dapat dikesan oleh deria manusia.
    2. Dia akan menawarkan khidmatnya untuk menghalau syaitan tersebut. Tawaran ini memusykilkan. Mengapa minta izin? Teruslah menghalaunya. Tawaran ini tidak lain seumpama orang yang nampak pencuri yang sedang berusaha memasuki rumah jirannya. Dia tidak terus menghalau pencuri itu, sebaliknya menalifon jirannya meminta izin: “Mat, aku nampak ada pencuri sedang cuba buka pintu belakang rumah engkau. Engkau nak ke khidmat aku untuk menghalaunya?”. Di sini mungkin ada yang berpendapat, permintaan izin dilakukan terlebih dahulu kerana mungkin syaitan yang dimaksudkan adalah peliharaan tuan rumah. Pendapat ini dijawab: Bolehkah anda membeza antara pencuri yang sedang cuba membuka pintu dan anak jiran yang sedang cuba membuka pintu? Tentu boleh. Maka demikianlah juga, jika orang itu benar-benar dapat melihat syaitan, dia akan dapat membezakan sama ada itu adalah peliharaan atau tetamu yang tidak dijemput.
    3. Jika seseorang itu benar-benar dapat menghalau syaitan, maka syaitan akan lari sebelum dia menghalau mereka. Ini kerana syaitan amat takut kepada orang yang ikhlas dalam beragama, kuat imannya, teguh ketaqwaannya, menjadikan al-Qur’an sebagai panduan hidup dan al-Sunnah sebagai jalannya. Hanya orang seperti ini yang mampu menghalau syaitan. Akan tetapi dia tidak perlu menghalaunya kerana syaitan itu sendiri akan menjauhkan diri darinya. Maka jika orang seperti ini masuk ke dalam sebuah rumah yang dihuni syaitan, syaitan-syaitan itu akan serta merta lari bertempiaran.
    4. Dia akan menampilkan sifat-sifat rendah diri dan beragama. Sifat-sifat ini adalah solekan semata-mata untuk meraih keyakinan penghuni rumah. Yang menjadi ukuran ialah tindak tanduknya sama ada menepati al-Qur’an dan al-Sunnah atau tidak. Ada pun sifat mahu pun perkataannya, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengingatkan kita: Dan di antara manusia ada orang yang tutur katanya mengenai hal kehidupan dunia, menyebabkan engkau tertarik hati (mendengarnya), dan dia (bersumpah dengan mengatakan bahawa) Allah menjadi saksi atas apa yang ada dalam hatinya, padahal dia adalah orang yang amat keras permusuhannya (kepadamu). [al-Baqarah 2:204]
    5. Seandainya benar rumah tersebut dihuni syaitan, orang yang mengetahuinya akan mengajar para penghuni rumah cara-cara menghalaunya. Ini kerana cara-cara untuk menghalau syaitan hendaklah dilaksanakan sendiri oleh orang yang menghuni rumah tersebut. Jika dilaksanakan oleh orang lain yang hanya menziarah sekadar setengah jam, syaitan akan kembali sebaik saja orang itu balik. Ingat! Syaitan tidak jahil tetapi manusialah yang jahil.
    Apa dan bagaimana cara-cara menghalau syaitan tersebut? Ikutilah bab seterusnya insya-Allah. Sebelum itu ingin ditarik perhatian para pembaca sekalian bahawa cara syaitan melaksanakan tipu daya-tipu dayanya bukanlah secara serta-merta, akan tetapi secara bertahap-tahap. Jika syaitan melakukannya dengan serta-merta, ia tahu umat Islam akan mudah menangkap tipu daya tersebut. Dalam ayat 64 surah al-Isra’, Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman berkenaan syaitan:
    Dan bertahap-tahaplah dalam memujuk sesiapa yang engkau dapat dengan suaramu
    dan kerahlah penyokong-penyokongmu… [al-Isra’ 17:64]



    [1]  Yang saya maksudkan dengan kitab-kitab klasik (turats) yang dikarang pada zaman awal Islam hingga ke zaman pertengahan. Kitab-kitab ini dikarang dengan nilai sastera yang tinggi dan dengan gaya bahasa serta istilah yang perlu difahami mengikut kriteria pengarang itu sendiri. Ia berbeza dengan kitab-kitab yang dikarang pada zaman mutakhir dimana bahasanya adalah mudah dan lancar.
    [2] Lebih lanjut rujuk dua risalah saya yang berjudul Adab-Adab Menuntut Ilmu Agama dan Unsur-Unsur Yang Merosakkan Ilmu Agama yang dimuatkan dalam buku Himpunan Risalah Dalam Beberapa Persoalan Ummah (Buku 5) terbitan Jahabersa, Johor Bahru.
    [3] Sengaja saya menggunakan ayat “Yang kita tujukan zikir” kerana kelihatannya banyak orang yang berzikir menujukan zikirnya kepada sesuatu selain Allah. Atas tujuan selain Allah inilah kita dapati pada masa kini ada orang berzikir dengan susunan kalimah dan jumlah bilangan yang tersendiri atau berdasarkan tunjuk ajar guru tersendiri. Bahkan ada yang menggunakan zikir sebagai tangga bagi mencapai kedudukan (maqam) yang lebih tinggi.
    Berzikir ialah ibadah untuk mengingati Allah. Sebagai satu bentuk ibadah, hendaklah kita mengingati Allah sebagaimana Allah menghendaki diri-Nya diingati. Allah bukanlah rakan sebilik asrama, teman sekerja, pasangan hidup atau ahli keluarga yang dengan itu kita boleh mengingati-Nya dengan cara yang direka-reka sendiri. Sebaliknya Allah ialah Tuhan yang tidak mampu untuk kita ukur dan ketahui cara untuk mengingatinya. Atas dasar inilah Allah telah mengajar kalimah-kalimah zikir dan jumlah bilangannya melalui lisan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
    [4] Lebih lanjut tentang hukum menggunakan tangkal dan jampi-jampian, rujuk buku saya 11 Perkara Yang Mencemari Kemurnian Tauhid, terbitan Jahabersa, Johor Bahru.
    [5] Kenapa ia disebut Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah dan mengapa ia tidak dianggap sebagai salah satu dari jalan syaitan? Jawapannya boleh ditemui dalam buku saya yang berjudul Marilah Berkenalan Dengan Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah terbitan Jahabersa, Johor Bahru.
    [6] Sahih: Dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya, hadis no: 2018 (Kitab al-Asyrabah, Bab adab makan dan minum…).
    [7] Dalam bab ini terdapat sebuah hadis yang mengajar doa sebelum makan:
    اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِاسْمِ اللَّهِ.
    “Ya Allah, berkatilah bagi kami apa yang Engkau rezekikan kepada kami dan peliharalah kami dari azab neraka. Bismillah.”  Hadis ini dikeluarkan oleh al-Thabarani dan Ibn al-Sunni, sanadnya memiliki kecacatan yang parah dan ia dinilai dha‘if jiddan oleh Syaikh ‘Amr bin ‘Ali Yasin dalam semakannya ke atas Kitab al-Adzkar li al-Nawawi (Dar Ibn Khuzaimah, Riyadh, 2001), hadis no: 674 (Zikir-zikir ketika makan dan minum).
    [8] Lebih lanjut tentang maksud bid‘ah, kriteria membezakan antara sunnah dan bid‘ah serta bahaya-bahaya bid‘ah kepada Islam dan umatnya, sila rujuk buku saya Marilah Berkenalan Dengan Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah terbitan Jahabersa, Johor Bahru.
    [9] Hasan: Dikeluarkan oleh al-Tirmizi dan dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan al-Tirmizi, hadis no: 2396 (Kitab al-Zuhud, Bab berkenaan sabar terhadap bala’).
    [10] Sahih: Dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya, hadis no: 2813-2 (Kitab Sifat al-Qiyamah wa al-Jannah…, Bab gangguan syaitan dan pengutusan tenteranya…).

    APA YANG MENYEBABKAN SYAITAN DAN JIN TAKUT LALU KALAH ?


    APA YANG MENYEBABKAN SYAITAN DAN JIN TAKUT LALU KALAH ?
    { 1 } ASAL-USUL SYAITAN
    “ SYAITAN “ – Adalah nama bagi sekelompok atau satu bangsa makhluk yang asal-usulnya dicipta dari api neraka . Ketuanya disebut sebagai “ BAPA SYAITAN “ ataupun disebut juga sebagai “ BAPA JIN “ . Bapa Jin ini disebut sebagai “ JAN “ di sesetengah tempat di dalam Al-Quranul Karim dan kadang-kadang dipanggil juga sebagai “ IBLIS “ ( La’anatulLohi ‘alayhi ) .
    “ Syaitan “ lebih popular dengan nama panggilannya sebagai “ HANTU “ di kalangan bangsa Melayu di Malaysia ini , walaupun ada berbagai lagi nama dan gelaran yang dilabelkan kepada bangsa Jin Syaitan ini seperti Setan , Makhluk Halus , Puaka , Lembaga , Mambang dan sebagainya .

    { 2 } RUPA HANTU-SYAITAN ITU MENYERAMKAN
    Biasa kita dengar kata-kata seperti ini :
    “ Semalam saya ternampak hantu di simpang jalan tu . Mukanya ieeeeee betul-betul menyeramkanlah . Kakinya pun tidak menjejaki tanah . Siap boleh terbang dan mengilai lagi  “
    Ataupun …..
    “ Dulu kami pernah pergi memancing di tasik di hujung kampung kita ini . Tengah syok-syok memancing tiba-tiba kami ternampak kelibat yang sangat menyeramkan . Ada hantu laaa kat tasik tu . Mukanya betul-betul menyeramkan . Siap dengan gigi taring dan kuku panjang yang tajam lagi “ .
    Begitulah lebih-kurang SIFAT dan CIRI-CIRI makhluk yang bernama HANTU SYAITAN itu di dalam kisah-kisah yang biasa kita dengari . Rupa bentuknya sudah pasti menakutkan dan ditambah pula dengan suasana ketika munculnya ia adalah suasana yang menyeramkan dan mendebarkan jantung manusia yang melihatnya .
    Pendek kata jika disebut sahaja mengenai HANTU atau SYAITAN ini , sifat-sifat yang pasti ada pada mereka menurut kebanyakan kita adalah : MESTI MUKANYA MENYERAMKAN – PUNYAI GIGI TARING – PUNYAI KUKU YANG TAJAM – TIDAK MENCECAH BUMI – BERBAU BUSUK dan seumpamanya .
    { 3 }  RUPA HANTU-SYAITAN YANG CANTIK LAGI MEMPERSONAKAN
    Sesiapa sahaja yang rajin meneliti kandungan ayat-ayat suci Al-Quranul Karim ataupun Sabda-Sabda Baginda RosululLoh ( SollalLohu ‘alayhi wa Alihi wa Sohbihi wa Sallam ) pasti akan menemui ciri-ciri utama berikut yang ada pada golongan HANTU-SYAITAN ini , iaitu :
    Firman ALLAH TA’ALA di dalam Surah Al-An’aam : Ayat 112 :
    وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
    Artinya : “ Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh dari Syaitan-syaitan manusia dan jin, setengahnya membisikkan kepada setengahnya yang lain kata-kata dusta yang indah-indah susunannya untuk memperdaya pendengarnya. Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah mereka tidak melakukannya. Oleh itu, biarkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan (dari perbuatan yang kufur dan dusta) itu “ .
    Itulah 3 Sifat Utama golongan Hantu Syaitan ini . Adapun sifat-sifat tercela dan terkeji yang selain itu , semuanya berasal-usul dan  berpunca daripada tiga sifat utama itu juga sebenarnya . 
    Dan apabila disebut sifat HANTU-SYAITAN ini adalah SANGAT LICIK DAN PENUH DENGAN TIPU DAYA , maka ini bermakna mereka juga boleh menjelmakan (menampakkan) rupa-bentuk diri mereka di dalam keadaan yang TIDAK MENAKUTKAN – TIDAK MENYERAMKAN – TIDAK MENYENANGKAN @ MEMPERSONAKAN @ MEMUKAU PANDANGAN @ MENGGIURKAN .
    Apakah yang menghalang mereka daripada menzahirkan diri mereka seumpama SEORANG GADIS YANG CANTIK JELITA DENGAN POTONGAN BADAN YANG MENGGIURKAN SERTA BERBAU WANGI ? .
    Dan apakah pula yang menghalang mereka sekiranya mereka ingin MENYAMAR lalu menjelmakan diri mereka di dalam bentuk SEORANG PUTERA RAJA YANG KACAK RUPAWAN DENGAN PENAMPILAN PENUH BERGAYA LAGI MEMPERSONA ? .
    NIAT YANG SANGAT LICIK LAGI TERLALU JAHAT,  PENUH PERMUSUHAN KEPADA BANGSA MANUSIA + MODUS OPERANDI ( BENTUK KERJA ) YANG PENUH DENGAN PENYAMARAN DAN LAKONAN + PUJUK-RAYU SERTA KATA-KATA SEMANGAT YANG MENCAIRKAN JIWA ~ Itu semua menyebabkan ramai manusia akan kecundang di dalam perangkap mereka serta mengundang bahaya yang amat besar kepada jiwa-raga manusia tanpa dapat dikesan dengan mudah ! .
    Dan jangan pula kita tertipu dan terpedaya sekiranya HANTU-SYAITAN ini juga boleh menjelma di hadapan kita dengan berupa seperti seorang ‘alim ataupun warak . Dengan “ mengenakan “ serban di kepala , berjubah putih atau kuning , bertasbih dan bertongkat di tangan lalu menyampaikan pesanan-pesanan baik dan berguna .
     
    Itu semua TIDAK MUSTAHIL BERLAKU kerana tiada apa pun yang dapat menghalang mereka daripada menjelmakan diri ( baca : berlakon ) dengan rupa-bentuk seperti itu , melainkan jika tidak diizinkan oleh ALLAH TA’ALA .
    { 4 }  HANTU-SYAITAN PUN TAKUT KEPADA MANUSIA  ?
    Pasti ada yang berasa hairan dengan jika disebut : Hantu-Syaitan pun sebenarnya takut kepada manusia . Sebab yang biasa didengar adalah sebaliknya .
    Hukum Logika sendiri menyatakan : “ Yang Lemah Akan Takut dan Akan Kalah Kepada Yang Lebih Berani dan Lebih Kuat Daripadanya “ .
    Maka , jika seseorang manusia itu lebih kuat maka hantu-syaitan yang akan takut kepadanya . Namun jika seseorang itu lemah , sudah pasti hantu-syaitan pula yang akan berjaya menakut-nakutkannya dan menguasainya ! .
    Kuat dan lemah di sini bukanlah pada sudut fizikal kerana hantu-syaitan ( baca : Jin ) itu sendiri ada fizikalnya yang lebih besar , lebih tinggi dan lebih bergerak pantas daripada manusia .
    Kuat dan lemah yang dimaksudkan di dalam tulisan ini adalah : KEKUATAN JIWA / ROHANI atau di dalam bahasa yang sering digunakan oleh orang-orang Melayu adalah : KUAT SEMANGAT .
    Kuat atau lemahnya jiwa – roh – semangat itu pula adalah bergantung kepada : Ilmu – Amal – Iman . Tanpa kekuatan ini , pasti hantu-syaitan yang akan berjaya menguasai manusia dan menjerumuskan manusia ke jurang kebinasaan ; binasa pada zahir ( fizikal tubuh badan ) dan binasa pada batin ( rosak akidah – fikiran kacau – sesat ) . Wa Na’udzu billahi Min Dzalik .
    Kisah Imam Mujahid bin Jabr ( RadhiyalLohu ‘Anhu ) :
    Di dalam buku :  WIQAYATUL INSAN MINAL JINNI WASH SHAYATHIN ( Perisai Kebal Untuk Menangkis Kejahatan Jin dan Syaitan )   oleh  Syeikh Wahid Abdus Salam Bali : ms 37 ada dikisahkan ( diterjemahkan seperti berikut ) :
    Imam Mujahid ( Tahun 21H – 104H : seorang ulama’ Tabi’ien ) menceritakan : “ Pernah suatu malam ketika aku ( Imam Mujahid ) menunaikan solat , tiba-tiba muncul di hadapanku seekor jin yang saiznya seumpama budak kecil . Aku cuba betul-betul untuk menangkapnya sehingga dia melompat ke sebalik dinding ( dan menghilangkan diri ) sehingga aku terdengar ( bunyi ) jatuhnya jin itu . Akhirnya, dia tidak lagi muncul ( menggangguku ) “ .
    Kata beliau lagi menyambung : “ Jin-syaitan juga takut kepada kamu sebagaimana kamu biasanya takut kepada mereka . Bahkan sebenanrnya Jin-Syaitan lebih takut kepada kamu . Maka , jika mereka muncul di hadapan kamu , hendaklah kamu bersikap keraslah ( berani ) kepada mereka. Nanti mereka akan pergi ( dari mengganggu kamu ) “ .
    Imam Mujahid RahimahulLoh menceritakan lagi : “ Apabila aku bangun untuk menunaikan solat , pasti ada jin-syaitan yang menyamarkan dirinya seperti rupa Ibnu ‘Abbas . Aku pun teringat kata-kata Ibnu ‘Abbas ( mengenai hal itu ) . Selepas itu, setiap kali aku hendak menunaikan sembahyang , aku akan membawa sebilah pisau . Sehinggalah tiba suatu hari , tiba-tiba ia muncul di hadapanku . Lalu aku tikam dengan pisau itu sehingga terdengar bunyi jatuhnya  . Dan akhirnya , dia tidak lagi muncul di hadapanku lagi “ .
     Kisah Imam Ahmad bin Hanbal ( RadhiyalLohu ‘Anhu ) :
    Hantu-Syaitan juga takut dengan seseorang yang selalu mentaati titah-perintah ALLAH TA’ALA dan beramal soleh ( berbuat kebajikan ) .  Di dalam Kitab : AHKAMUL JAN , oleh Syeikh al Imam al A’llamah Badruddin Abi Abdillah Muhammad ibn Abdillah Asyibli , mukasurat : 151, Darul Ibn Zaidun – Beirut, Cetakan 1985 - ada menceritakan :
     
    Imam Ahmad bin Hanbal (164H - 241H) telah menggunakan KAEDAH PUKULAN UNTUK MENGELUARKAN JIN. Diriwayatkan bahawa Sultan al-Mutawakkil telah menghantar perutusannya kepada Imam Ahmad supaya memberitahunya bahawa seorang gundik sultan telah mengalami kerasukan. Imam Ahmad diminta supaya berdoa untuknya. Sejurus kemudian Imam Ahmad megeluarkan sepasang terompah kayu yang biasa digunakan untuk berwuduk, lalu memberikannya kepada muridnya dan berkata: “ kamu pergi ke istana sultan dan duduk di bahagian kepala perempuan itu. Cakap kepada jin yang merasuknya; Ahmad berkata: “ Yang mana satu di antara dua perkara yang kamu mahu ; kamu keluar dari tubuh perempuan ini atau kamu dipukul dengan terompah ini tujuh puluh kali ? “ . Apabila mendengar kata-kata tersebut jin yang berada dalam tubuh perempuan itu berkata: “ Kami dengar dan kami taat bahkan jika Ahmad mengarah kami keluar dari negeri Iraq sekalipun, kami akan keluar. Dia adalah seorang yang mentaati Allah, sesiapa mentaati Allah, segala sesuatu akan mentaatinya “. Jin tersebut kemudiannya keluar dari tubuhnya. Perempuan tersebut segera kembali sihat dan kemudiannya telah dikurniakan beberapa orang cahaya mata.
    { 5 }  APA YANG DITAKUTI OLEH HANTU-SYAITAN-JIN  ?
    Setiap yang dinamakan MAKHLUK pasti ada kelemahan dan kekurangannya . Jika manusia secara fitrahnya takut kepada api atau besi ( sebagai sebuah contoh ) , maka binatang-binatang buas juga takut kepada benda seperti kayu tas , kayu penunduk , kayu jelatang dan selainnya . Maka begitulah juga dengan Hantu – Syaitan – Jin ini .
    Maka , apakah sebenarnya SENJATA KITA untuk menentang hantu-syaitan-jin ini ??? .
    i – Senjata Pertama : IKHLAS KERANA ALLAH DI DALAM SEGALA NIAT , TUJUAN DAN KERJA 
    IKHLAS – Ia bukan sahaja bermaksud melakukan apa sahaja kerana ALLAH TA’ALA semata-mata dan bukan kerana niat untuk selainNYA, bahkan Ikhlas juga mencakupi tuntutan  untuk menTAUHIDkan ALLAH TA’ALA dengan sebenar-benarnya .
    Kerana itulah Surah Al-Ikhlas ( Qul HuwalLohu Ahad ….. ) keseluruhannya membicarakan mengenai : TAUHID . Kerana Ikhlas dan Tauhid itu tidak dapat dipisahkan .
    Selain IKHLAS dengan 2 pengertian di atas ( Tulus Kerana ALLAH semata-mata dan MentauhidkanNYA ) , ia juga dengan termasuk pengertian mestilah YAKIN ( Percaya bulat-bulat dengan ALLAH TA’ALA )  , TAWAKKAL ( Bergantung Harap sepenuhnya kepada ALLAH TA’ALA ) dan HUSNU ZHON ( Bersangka Baik terhadap ALLAH TA’ALA di dalam doa dan harapan ) . 
    Itulah semua elemen-elemen Tauhid yang dibentuk dengan pengertian : IKHLAS . Dan apabila semuanya itu telah menyerap-masuk ke dalam qalbu seseorang itu , dan mendarah-daging di dalam segenap pembuluh darah dan urat-sarafnya . Serta bersatu pula dalam setiap diam dan geraknya , bahkan setiap kali seseorang itu menarik nafasnya dan menghembuskannya . Dan diterjemahkannya ( dizahirkan buktinya ) di dalam segenap gerak-geri anggota tubuh-badannya sehari-hari , maka di saat itu pasti dia akan menang dan berjaya menumpaskan Iblis dan Syaitan-Syaitan terkutuk .
    Firman ALLAH TA’ALA di dalam Surah Al-Maidah : Ayat ke-56 :
    وَمَن يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُون
    “ Artinya : Dan sesiapa yang menjadikan Allah dan rasulnya serta orang-orang yang beriman itu penolongnya (maka berjayalah dia), kerana sesungguhnya golongan (yang berpegang kepada agama) Allah, itulah yang tetap menang “
    Kisah Pemuda Tauhid Menentang Hantu-Syaitan Pokok :
    Di dalam Kitab “ TALBIS IBLIS “ ( Tipu-Daya Iblis ) hasil karangan Al-Imam Ibnul Jauzi ( 510H - 597H ) , Bab : III , mukasurat :  23 – Terbitan : Dar Ibn Khaldun , Iskandariah , Mesir ada menyatakan sebuah kisah ( bukan hadist ) :
    Suatu ketika dahulu ada sebatang pokok yang disembah oleh ramai manusia . Maka datanglah seseorang lelaki yang marah dengan perbuatan syirik orang ramai itu dengan kapaknya menuju ke arah pokok itu . Tiba-tiba muncullah syaitan yang menjelma sebagai seorang manusia biasa lalu  menghalangnya .
    “ Apa tujuanmu ke mari ? “ ; tanya orang ( syaitan ) yang menghalang itu .
    Jawab lelaki yang memegang kapak itu : “ Aku mahu menebang pokok yang disembah oleh manusia ini kerana ia adalah perbuatan menyekutukan ( syirik ) ALLAH “ .
    “ Apa masalahnya jika pokok ini terus disembah oleh orang ramai “ ; tanya syaitan itu lagi .
    Si lelaki itu tetap mahu meneruskan niatnya  .
    Syaitan pun memujuk dengan katanya : “ Apakah engkau hidup dengan selesa sekarang ? . Begini sahajalah . Tak payahlah engkau menebang pokok ini . Dan sebagai imbalannya , setiap kali engkau bangun daripada tidur , di tepimu telah tersedia dua dinar ( duit emas ) “ .
    Lelaki itu bertanya lagi : “ Hai , bagaimana mungkin aku mendapatkannya ? “ .
    “ Tak mengapa . Aku yang akan sediakannya setiap kali kau bangun daripada tidurmu “ ; ujar Sang Syaitan yang melihat pujukannya sudah berjaya .
    Keesokan hari , lelaki itu memang mendapati ada dua dinar di tepi bantalnya apabila dia tersedar daripada tidurnya . Namun , selepas itu ( lusa ) , tidak ada lagi dua dinar sebagaimana dijanjikan sebelum itu .
    Lelaki itu pun naik marah lalu bergegas menuju ke pokok itu untuk menebangnya . Tiba-tiba muncullah syaitan sekali lagi dengan rupa sebagai seorang manusia biasa .
    “ Apa lagi kamu mahu ? “ ; tanya syaitan .
    “ Aku mahu menebang pokok ini kerana marah dengan perbuatan manusia mensyirikkan ALLAH “ ; jawab pemuda itu .
    Syaitan pun berkata : “ Kau penipu ! . Sebenarnya bukan kerana ALLAH , tetapi kau datang kerana mahukan dua dinar yang aku janjikan kepada engkau sebelum ini . Engkau tak akan dapat menebang pokok ini “ .
    Lalu bertambah marahlah lelaki itu . Maka terjadilah pergaduhan di antara lelaki itu dengan syaitan yang menyamar sebagai seorang manusia biasa . Lelaki itu dihempas ke bumi dan hampir sahaja syaitan itu meragut nyawanya .
    Lalu syaitan itu pun berkata : “ Tahukah engkau aku ini sebenarnya adalah SYAITAN ? ….. Pada mulanya dahulu engkau datang betul-betul marah dengan ikhlas kerana ALLAH semata-mata. Sebab itu aku tidak mampu mengalahkanmu . Namun pada hari ini , engkau datang dengan marah bukan lagi kerana ALLAH , tetapi kerana tidak mendapatkan dua dinar itu , maka aku berjaya kalahkan engkau “ .
    Kesimpulan ringkasnya ialah : IKHLAS + YAKIN + TAWAKKAL + HUSNU ZHON = TAUHID = Senjata Paling Menakutkan Iblis – Syaitan – Jin .
    ii – Senjata Kedua : ZikrulLoh & Ayat-Ayat Suci
    ZikrulLoh : Artinya : Ingat Kepada ALLAH atau Menyebut-nyebut nama-nama ALLAH .
    Seperti seseorang lelaki yang “ tergila-gila “ kepada seseorang wanita , bukan sahaja hatinya akan selalu ingat kepada wanita itu bahkan lidahnya juga tak putus-putus menyebut namanya . Maka betapa pula orang yang “ jatuh cinta “ lalu “ gila “ kepada ALLAH TA’ALA !?
    Tanpa ZikrulLoh , Iblis – Hantu – Syaitan – Jin akan selalu menang dan berjaya menakut-nakutkan bahkan menguasai dan merasuk seseorang itu .
    Firman ALLAH TA’ALA di dalam Surah Az-Zukhruf ; Ayat ke-36 :
    وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
    Artinya : Dan sesiapa yang tidak mempedulikan ( lupa / lalai ) daripada  mengingati ( ALLAH ) Yang Maha Pemurah , ( Pasti )  Kami akan adakan baginya Syaitan ( yang menghasut dan menyesatkannya ), lalu jadilah Syaitan itu temannya yang tidak renggang daripadanya ( pendamping )  “
    Ada berbagai jenis ZIKRULLOH yang berupada Wirid – Doa – Zikir yang menjadi kekuatan jiwa seseorang hamba itu untuk menghadapi berbagai pancaroba dan cubaan di dalam hidup ini , bahkan ia juga sebagai sebilah PEDANG TAJAM YANG TERHUNUS dan sebuah PERISAI WAJA di dalam melawan segala makhluk yang sesat lagi menyesatkan yang memusuhi anak-anak keturunan Nabi Adam ( ‘Alayhis Salam ) ini .
    Di antaranya adalah :
    ( a ) – Surah As-Sajadah ~ Hantu-Syaitan akan lari dan menangis apabila mendengar ia dibacakan – Hadis Sahih Riwayat Al-Imam Muslim ( 2/29 ) dan Al-Imam Ibnu Majah ( 1 / 334 )
    ( b ) – Surah Al-Baqarah ~ Hantu-Syaitan tidak akan mampu masuk ke dalam sesebuah rumah yang selalu dibaca di dalamnya Surah al-Baqarah – Hadist Sahih diriwayatkan oleh : Imam Ahmad , Imam Muslim ( 3/28 ) dan Imam At-Tirmidzi ( 4/232 )
    ( c ) – Dua  Ayat Terakhir daripada Surah Al-Baqarah ( Amanar Rosulu bi ma unzila ….. ) ~ Ia adalah sebagai pelindung daripada gangguan Hantu-Syaitan , bahkan dikatakan juga sebagai pelindung daripada sebarang bentuk kejahatan – Hadits Sohih Riwayat  Imam Al-Bukhari ( 9/55 )  dan  Imam Muslim ( 6/92 )
    ( d ) – Al-Mu’awwidzat : Iaitu Surah-Surah Pelindung yang terdiri daripada Surah Al-Ikhlas , Al-Falaq dan An-Nas ~ Ia juga adalah sebagai pelindung daripada gangguan Hantu-Syaitan , bahkan dikatakan juga sebagai pelindung daripada sebarang bentuk kejahatan .
    Dinyatakan oleh isteri Baginda RosululLoh ( SollalLohu ‘alayhi wa Alihi wa Sohbihi wa Sallam ) bahawa  Baginda RosululLoh ( SollalLohu ‘alayhi wa Alihi wa Sohbihi wa Sallam ) setiap kali mahu tidur akan membaca ketiga-tiga surah tersebut. Kemudian Baginda RosululLoh ( SollalLohu ‘alayhi wa Alihi wa Sohbihi wa Sallam ) akan menghembus ke dua-dua tapak-tangganya dan menyapu ke seluruh anggota tubuh-badannya sebanyak 3 kali dimulai daripada kepala hingga ke kaki – Hadits Sohih Riwayat  Imam Al-Bukhari ( 11/125 )  dan  Imam At-Tirmidzie ( 5/139 )
    ( e ) – Membaca : “  بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ     Bismillah – Tawakkaltu ‘alalLoh – La Haula wa La Quwwata illa billah “ – Artinya : “ Dengan (menyebut) nama ALLAH – Aku bertawakkal kepada ALLAH – Tidak Ada Sebarang Perancangan dan Tidak Adalah Sebarang Kekuatan Melainkan Dengan (Izin) ALLAH   ~ Dengan izin ALLAH , orang yang membaca kalimat-kalimat ini agar terjaga dan  terpelihara daripada sebarang gangguan Hantu-Syaitan serta diberikan petunjuk ALLAH  dan dijatuhkan setiap langkah syaitan yang cuba menganggunya  – Hadits Hassan Sohih Riwayat  Imam Abu Daud dan Imam At-Tirmidzie
    ( f ) – Membaca : “  أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ     A’udzu bi Kalimati llahit Tammati Min Syarri Ma Kholaq “ – Artinya : “ Aku berlindung dengan segala kalimah ALLAH daripada segala macam kejahatan ( keburukan ) yang diciptakanNYA  ~ Dengan izin ALLAH , orang yang membacanya tidak akan ditimpa oleh sebarang bahaya ( termasuk gangguan Hantu-Syaitan-Jin ) – Hadits Sohih Riwayat  Imam Muslim ( 17/31 ) 
    ( g ) – Membaca : “  بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ    Bismillahil ladzi La Yadhurru Ma’as mihi Syaiun fil Ardhi wa la fis sama’i wa Huwas Sami’ieul ‘Alim  “ – Artinya : “ Dengan (menyebut) nama ALLAH Yang Tidak Ada Apa Pun Dapat Membahayakan , Samada ( Bahaya ) daripada bumi atau daripada langit. Sedangkan DIA lah ( TUHAN ) Yang Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui   Dengan izin ALLAH , orang yang membacanya tidak akan ditimpa oleh sebarang bahaya ( termasuk gangguan Hantu-Syaitan-Jin ) – Hadits Sohih Riwayat  Imam Abu Daud , Al-Imam At-Tirmidzie dan Al-Imam Ibnu Majah .
    ( h ) – AZAN & IQAMAH  : ~ Hantu-Syaitan akan lari lintang-pukang apabila mendengarnya bahkan lari sehingga terkincit-kincit   – Hadits Sohih Riwayat  Imam Al-Bukhari , Al-Imam Muslim , Imam Abu Daud , Al-Imam At-Tirmidzie dan Al-Imam Ibnu Majah .
    iii – Senjata Ketiga : Jangan Meniru-Niru Perangai Syaitan
    Semua sifat mazmumah ( tercela ) adalah perangai-perangai Iblis – Hantu – Syaitan . Seperti TAKBUR , HASAD DENGKI , BERPALING DARIPADA KEBENARAN , MEMPERJUANGKAN KESESATAN , TAMAK HALOBA , SUKA MEMBAZIR , SUKA BERCAKAP KOTOR , LALAI DARIPADA BERIBADAH SERTA MENGINGATI ALLAH DAN SUKA KEPADA MAKSIAT .
    Seseorang yang suka dengan perangai-perangai Hantu-Syaitan ini adalah seumpama SAUDARA-MARA dan SEPUPU-SEPAPAT Hantu-Syaitan sehinggalah dia bertaubat kepada ALLAH TA’ALA dengan taubat nasuha ( taubat bersungguh-sungguh ) .
    Sedangkan orang yang berperangai dengan akhlak mulia serta beramal pula dengan Baginda RosululLoh ( SollalLohu ‘alayhi wa Alihi wa Sohbihi wa Sallam ) adalah MUSUH KETAT golongan Hantu-Syaitan ini .
    Termasuklah apabila kita beramal dengan Sunnah Baginda RosululLoh ( SollalLohu ‘alayhi wa Alihi wa Sohbihi wa Sallam ) dengan bersungguh-sungguh , maka itu bukan sahaja dibenci HANTU-SYAITAN-JIN ini , bahkan itulah yang menyebabkan mereka akan LEMAH DAN KALAH ! .
    Contohnya : Seseorang yang mengenakan minyak wangi seperti Kasturi dengan niat kerana hendak mencontohi Sunnah Baginda RosululLoh ( SollalLohu ‘alayhi wa Alihi wa Sohbihi wa Sallam ) . Ini sangat ditakuti oleh Hantu-Syaitan-Jin . Dan daripada sinilah diambil sebagai salah satu kaedah yang digunakan untuk menghadapi gangguan makhluk terkutuk ini , adalah dengan  minyak kasturi ini sebagai alat ( medium ) rawatan dan pencegahan  .
     
    FORMULA : Apa sahaja disukai Baginda RosululLoh ( SollalLohu ‘alayhi wa Alihi wa Sohbihi wa Sallam ) adalah SUMBER KEKUATAN kita dan penyebab kelemahan golongan syaitan ini .
    Dan apa sahaja yang disukai oleh Hantu-Syaitan ini , adalah penyebab kita kalah kepada mereka .
    Demikianlah secebis paparan mengenai KELEMAHAN HANTU-SYAITAN buat kali ini . Semoga dengan sedikit perkongsian ilmu dan maklumat ini , kita semakin berusaha mendekati ALLAH TA’ALA sehingga kita mampu mengalahkan musuh-musuh TUHAN kita dan musuh kita sendiri iaitu Iblis – Hantu – Syaitan – Jin Kafir / Munafiq yang dilaknat ALLAH TA’ALA sentiasa . 
    WalLohu A’alam Bis Sowab . Wassalam .
    CINDAI PELANGI ®
     I S N I N
    25 / Sya’aban / 1433 Hijrah = 15 / Julai / 2012 Masihi
    KUALA LUMPUR

    No comments:

    Post a Comment