Monday 13 October 2014

Seruan 4 Imam Mengikuti sunnah

Pendapat Para Imam Sekitar Mengikuti Sunnah dan Meninggalkan Pendapat-Pendapat yang Bertentangan Dengannya.

Pendapat-pendapat para imam dalam masalah berpegang teguh pada hadits, dan larangan bertaklid tanpa pengetahuan. Barangsiapa berpegang teguh terhadap hadits, sekalipun bertentangan dengan pendapat para imam, tidak bererti menyalahi pendapat mazhab yang dianut dan juga tidak berarti telah keluar dari jalan yang ditempuh mazhabnya.

Apabila terjadi pertentangan antara perintah Rasulullah SAW dengan yang lainnya maka hendaknya perintah Rasulullah SAW didahulukan dan diikuti.

Abu Hanifah (Mazhab Hanafi)

1. Bila suatu hadits itu benar maka itulah mazhabku

2. Tidak dibolehkan bagi seseorang untuk mengambil pendapat kami bila tidak mengetahui darimana kami mengambilnya.

3. Apabila aku mengemukakan suatu pendapat yang bertentangan dengan kitab Allah dan khabar dari Rasulullah SAW, hendaknya kalian meninggalkan pendapatku.

Malik bin Anas (Mazhab Maliki)

1. Sesungguhnya aku adalah manusia yang terkadang salah dan terkadang benar, maka lihatlah pendapatku. Apabila sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah maka ambillah. Setiap yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah, tinggalkan.

2. Setiap perkataan orang boleh dipakai atau ditinggalkan kecuali perkataan Nabi SAW.

Imam Syafi’i (Mazhab Syafi'i)

1. Tidak ada seorangpun yang bermazhab melainkan mazhab Rasulullah SAW. Apapun pendapat yang saya kemukakan atau yang saya sarikan sedangkan terdapat hadits yang bertentangan dengan pendapatku maka yang benar adalah sabda Rasulullah SAW. Itulah pendapatku.

2. Seluruh kaum muslimin telah bersepakat bahawa orang yang secara jelas telah mengetahui suatu hadis dari Rasulullah tidak halal meninggalkannya demi mengikuti pendapat seseorang.” (Al-Filani, hal 68)

3. Jika kalian mendapati dalam kitabku yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW maka ambillah sunnah Rasulullah SAW dan tinggalkanlah pendapatku. (An-Nawawi dalam Al-Majmu’, 1/63)

4. Bila sebuah hadits dinyatakan sahih, maka itulah mazhabku. (An-Nawawi dalam al-Majmu', 1/63)

5. Setiap masalah yang ada haditsnya dari Rasulullah SAW menurut ahli hadits yang bertentangan dengan pendapatku, niscaya aku cabut pendapatku baik selama aku masih hidup atau setelah matiku. (Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 9/107)

8. Apabila kamu mengetahui aku mengatakan suatu pendapat yang menyalahi hadis Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam yang sahih, ketahuilah bahawa akalku telah hilang.” (Ibn ‘Asakir dengan sanad yang sahih, 15/10/1)

7. Semua yang aku ucapkan sedangkan ada hadits Rasulullah SAW yang sahih bertentangan dengan pendapatku maka hendaknya diutamakan hadits Rasulullah SAW, janganlah bertaklid kepadaku. (Ibn ‘Asakir dengan sanad yang sahih, 15/9/2)

8. Setiap hadits yang sahih dari Rasulullah SAW adalah pendapatku, sekalipun kalian tidak mendengarnya dariku. (Ibn Abi Hatim, 93-94)

Ahmad bin Hambal (Mazhab Hanbali)

1. Janganlah bertaklid kepadaku, Malik, Syafi’i, Auza’i dan tidak pula Tsuri, ambillah dari apa yang meraka ambil.

2. Al-Auza’i berpendapat, Malik berpendapat, dan Abu Hanifah berpendapat. Menurutku semuanya adalah ra’yu, sedangkan yang dapat dijadikan hujjah dalam masalah-masalah agama adalah atsar (hadits).

3. Barangsiapa menolak hadits Rasulullah SAW maka ia berada di tepi kehancuran.

Kesimpulan

Ke-empat Imam mazhab telah memerintahkan pengikutnya dan mengharuskan mereka agar menginggalkan pendapat mazhab jika kemudian didapati bertentangan dengan sunnah.

Sumber: Kitab Sifat Solat Nabi

No comments:

Post a Comment

Post la komen kat sini...